SKB Kota Bandung Kebanjiran Warga Belajar: Peserta Naik Dua Kali Lipat Gara-gara Program ATS
Lonjakan jumlah warga belajar di SKB UPT Kota Bandung menjadi penanda bahwa persoalan akses pendidikan nonformal masih sangat relevan.
Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lonjakan jumlah warga belajar di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) UPT Kota Bandung menjadi penanda bahwa persoalan akses pendidikan nonformal masih sangat relevan.
Kepala SKB UPT Kota Bandung, Rena Amelia Yulia, menyebut jumlah peserta didik saat ini meningkat hampir dua kali lipat setelah program ATS (Anak Tidak Sekolah) digulirkan ke SKB.
“Peserta didik kami awalnya sekitar 1.115 orang. Sekarang sudah mencapai 2.500 orang karena program ATS digulirkan ke kita,” ujar Rena, saat ditemui di Jalan Makam Caringin no 43, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Babakan Ciparay, Kota Bandung, Sabtu (22/11/2025).
Program ATS merupakan salah satu dari 10 program prioritas Wali Kota Bandung yang difokuskan untuk mengentaskan anak tidak sekolah.
Tanggung jawab pelaksanaannya dipercayakan kepada SKB karena berkaitan langsung dengan pendidikan nonformal, khususnya bagi masyarakat yang tidak terjangkau sistem formal.
Menurut Rena, kategori ATS tidak hanya terbatas pada anak usia sekolah 7 hingga 17 tahun.
Berdasarkan pelatihan yang diikutinya di Jakarta, kategori ATS bahkan mencakup masyarakat dewasa.
“Awalnya kita berpikir ATS itu usia 7–17 tahun. Tapi ternyata yang usia 58 tahun pun bisa masuk kategori ATS, kalau memang belum pernah sekolah,” jelasnya.
Ia menerangkan, ATS terbagi menjadi tiga kategori, yaitu anak putus sekolah (drop out), lulusan yang tidak melanjutkan pendidikan, serta mereka yang belum pernah sekolah sama sekali.
Untuk mendukung program ini, SKB membangun sinergi dengan aparat kewilayahan.
SKB mengundang operator wilayah dan kepala seksi kesejahteraan sosial (kasi kesos) dalam kegiatan sosialisasi, agar pendataan dan penjangkauan ATS bisa berjalan lebih efektif.
“Sekarang pejabat kewilayahannya sangat konsen. Kita sosialisasi ke operator wilayah, kita libatkan juga kasi kesos, supaya data ATS ini bisa lebih cepat ditangani,” kata Rena.
Ia mengaku, meningkatnya jumlah peserta juga tidak lepas dari semakin luasnya penyebaran informasi melalui berbagai platform digital. Jika sebelumnya SKB harus aktif menjemput bola, kini justru banyak masyarakat yang datang mendaftar secara mandiri.
“Dulu kita yang jemput bola ke wilayah. Sekarang justru dari kewilayahan banyak yang langsung daftar ke kita. Mungkin karena informasi sudah lebih mudah diakses, ditambah kita juga aktif di media sosial seperti Instagram,” ujarnya.
| Masa Tunggu Lulusan Semakin Singkat, Universitas Widyatama Perkuat Kolaborasi dengan Industri |
|
|---|
| Geng Motor Berulah di Terusan Jakarta: 25 Pelajar Diciduk, Polisi Temukan Korban Pembacokan |
|
|---|
| Siap-siap Bandung Macet Hari Ini Minggu 23 November 2025, Banyak Bazar hingga Acara Kebudayaan |
|
|---|
| Bumi Pamanah Rasa di Van Deventer Bandung, Padukan Cita Rasa Kuliner Lokal dengan Nilai Budaya Sunda |
|
|---|
| Menanti Kepulangan Remaja yang Diduga Korban TPPO di Kamboja, Rumah Keluarga di Dayeuhkolot Sepi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Suasana-pengumuman-lomba-Festival-Kreativ.jpg)