Bumi Pamanah Rasa di Van Deventer Bandung, Padukan Cita Rasa Kuliner Lokal dengan Nilai Budaya Sunda
Setiap Rabu sore pukul 16.00, suasana kafe berubah menjadi forum kecil bernama Diskusi Ketahanan Pangan.
Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Anak muda Kota Bandung pada 1980an tak asing dengan Jalan Van Deventer sebagai tempat berkumpulnya anak-anak muda Bandung bertukar pikiran dan ide kreatif. Donny Wiranatakusumah membuka kafe munglil bernama Zie Cafe dengan nuansa urban rustic yang melekat dengan semangat kreatif Bandung.
Interiornya menampilkan perpaduan kayu, logam, dan elemen industrial yang kala itu menjadi tren baru hidup urban yang dinamis. Seiring berjalannya waktu, kafe ini bertransformasi menemukan bentuk dan identitas baru mengusung judul 'Bumi Pamanah Rasa' ruang yang memadukan cita rasa kuliner lokal dengan nilai-nilai budaya Sunda.
Owner kafe Bumi Pamanah Rasa, Donny Wiranatakusumah menyampaikan banyak kafe di Kota Bandung hanya menekankan sebagai tempat bersantap. Namun, bagi Bumi Pamanah Rasa, cafe menjadi ruang untuk melestarikan budaya Sunda dan menanamkan pengetahuan bagi generasi mudanya.
Bumi Pamanah Rasa bukan sekadar kafe, tapi ruang yang menautkan cita rasa dengan akar budaya. Menu andalannya, ialah nasi jantung ayam dan nasi goreng jantung, di mana memperlihatkan keberanian bereksperimen sekaligus penghormatan terhadap bahan pangan lokal.
Uniknya, setiap masakan itu harus mengandung 11 rempah pilihan, hasil racikan juru masaknya. Sajian ini pun menghadirkan aroma kaya, rasa gurih, dan sentuhan pedas yang seimbang.
Hidangan yang berakar dari cerita kuliner jalanan itu, kini menemukan tempatnya di Jalan Van Deventer. Bumi Pamanah Rasa juga menjadi ruang pelestarian budaya. Setiap sudutnya menampilkan aksara Sunda dari masa ke masa, disertai penjelasan singkat tentang sejarah dan maknanya.
"Di dinding, terpajang perjalanan huruf-huruf tua yang pernah hidup di tanah Priangan. Saya berharap kafe ini menjadi ruang edukasi bagi generasi muda yang kian jauh dari bahasa ibunya," ucapnya, Sabtu (22/11/2025).
Setiap Rabu sore pukul 16.00, suasana kafe berubah menjadi forum kecil bernama Diskusi Ketahanan Pangan 'Tali Paranti'. Forum ini dipandu oleh Abah Godong Sewu (Agus Sofyan), yang dengan terbuka membagi ilmunya tentang kemandirian pangan.
"Dari dapur kecil inilah kami belajar bahwa pangan dan budaya punya hubungan erat. Apa yang kita makan mencerminkan siapa kita," ujar Donny.
Nadya Gadzali seorang penulis budaya yang aktif menelusuri isu pangan dan kebudayaan lokal, turut menjembatani dialog antara pelaku pangan dan masyarakat sebuah upaya menghidupkan kembali hubungan manusia dengan sumber pangannya. Dalam suasana hangat dan egaliter, para petani urban, pegiat lingkungan, mahasiswa, dan warga kota saling bertukar pikiran tentang isu pangan berkelanjutan.
Transformasi dari Zie Café menjadi Bumi Pamanah Rasa bukan hanya perubahan nama atau desain, tapi perjalanan spiritual dan kultural. Dari gaya urban-rustik yang pernah menjadi cirinya, kafe ini sekarang tampil lebih hangat dengan material bambu, kayu, dan ornamen tradisional.
Menu-menu Barat yang dahulu menghiasi daftar sajian, perlahan berganti menjadi olahan lokal yang diramu ulang dengan sentuhan modern, sejalan dengan semangat Bumi Pamanah Rasa untuk kembali ke akar budaya tanpa meninggalkan rasa masa kini. Budaya Sunda tidak harus dipelajari lewat buku atau museum, tapi bisa hadir dalam keseharian, lewat makanan dan percakapan.
"Bumi Pamanah Rasa membuktikan kafe dapat melampaui fungsi kuliner menjadi ruang berbagi pengetahuan, tempat mengenal kembali asal-usul, sekaligus pengingat bahwa pangan adalah bagian dari budaya," kata Nadya.
| Menanti Kepulangan Remaja yang Diduga Korban TPPO di Kamboja, Rumah Keluarga di Dayeuhkolot Sepi |
|
|---|
| Rayakan di Bandung, 37 Tahun BBMC: dari Jalanan ke Pelestarian Seni dan Budaya |
|
|---|
| 4 Zodiak yang Dianggap Cocok Bekerja Jadi Chef, Apakah Zodiakmu Termasuk? |
|
|---|
| Mengintip Perubahan Bandung Lewat Buku dari Komunitas Blogger |
|
|---|
| Siap-siap Bandung Macet Akhir Pekan Ini Minggu 23 November 2025, Pekan Kebudayaan dan Bazar Diskonan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Bumi-Pamanah-Rasa-interiornya-mena.jpg)