Dinilai Tak Mengindahkan Unsur Tangkapan Air, Walhi Jabar Mengkritik Renovasi Trotoar di Bandung
Pembangunan atau renovasi trotoar di perkotaan dinilai kerap tidak mengindahkan penghijauan.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jabar, mengkritik renovasi trotoar di sejumlah titik Kota Bandung karena dinilai tidak memenuhi akidah yang seharusnya.
Dia mengatakan, pembangunan atau renovasi trotoar di perkotaan kerap tidak mengindahkan penghijauan karena banyak pohon yang selama ini menjadi fungsi ganda yakni sebagai peneduh dan penetralisir polusi, justru malah ditebang.
"Pembangunan trotoar di seperti wilayah Kiaracondong, Pasirkoja, Pajajaran, Sukajadi, Cihampelas, Ujungberung dan sejumlah titik lainnya tidak mengindahkan unsur tangkapan air," ujar Ketua Walhi Jabar, Wahyudin Iwang dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/11/2025).
Iwang mengatakan, hal ini terlihat pada pembangunan yang massif dilakukan di wilayah Kota Bandung, bahkan penggunaan materialnya menggunakan bahan solid yang tidak tembus air saat hujan.
"Padahal kita memerlukan sempadan jalan sebagai area tangkapan air agar air tidak mengalir ke jalan. Mestinya tidak menggunakan proses betonisasi untuk mempercantik trotoar karena itu nyata nyata mengurangi daya serap air di tempat tersebut," katanya.
Iwang juga menyayangkan drainase pendukung jalan di perkotaan tidak dirancang secara maksimal, padahal sejak zaman Belanda hingga masa awal pembangunan di perkotaan tidak menggunakan bahan solid.
"Buruknya tata kelola pembangunan trotoar dan sempadan menyebabkan banjir tak terelakkan. Dengan kondisi ini tak heran bila banjir terjadi di banyak tempat," ucap Iwang.
Dia mengatakan, banjir tersebut terjadi karena ketika curah hujan tinggi, air akan meluber ke jalan akibat trotoar dan drainase yang tidak mendukung penyerapan air. Aliran air tersebut diyakini masuk ke sungai hingga menyebabkan banjir lebih tinggi di daerah Bandung Selatan.
Iwang mencontohkan, pembangunan di Jalan Pajajaran Bandung, para pekerja menggunakan lapisan plastik yang tebal untuk melapisi dasar pembangunan trotoar. lapisan plastik tersebut diyakini tidak tembus air, terlebih di atasnya dipergunakan bahan solid berupa beton.
"Kami sudah lama memberikan saran pada pemerintah, bahkan memberikan kritik atas pembangunan yang tidak mengindahkan unsur lingkungan karena ini menjadi tidak baik untuk solusi masa depan. Cantiknya trotoar di area perkotaan seperti Kota Bandung menjadi nestapa warga Bandung Selatan," katanya.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan mengatakan, pembangunan dan renovasi trotoar di Kota Bandung dipastikan sudah memperhitungkan drainase, bahkan penyerapan air drainase sudah ada ada dibawahnya.
"Makanya bidangnya itu drainase dan trotoar jadi setiap ada pembangunan trotoar juga akan memperbaiki drainase," ujar Farhan.
Kendati demikian, Farhan akan menerima saran dan kritik dari Walhi Jawa Barat, kemudian akan langsung mengevaluasi akibat-akibat yang nantinya akan ditimbulkan setelah seluruh proyek selesai.
"Kita lihat nanti sama-sama karena saat ini masih banyak yang dilajukan. Kritik dari Walhi tentu akan kita dengar dan perhatikan. Yang paling pentung adalah, kita pastikan tali tali air terbuka semua," katanya.
| Tren Olahraga Naik, Fasilitas Fisioterapi di Paskal Bandung Jawab Kebutuhan Masyarakat |
|
|---|
| Persib Tiba-tiba Dapat Tambahan Kekuatan Lawan Dewa United, Makin Fokus untuk Menang |
|
|---|
| Kontroversi Gerbang Baru Gedung Sate: Ornamen Candi Sudah Jadi Ikon Gedung Sate Sejak Awal Dibangun |
|
|---|
| Transformasi Gedung Sate: Pagar Diubah Mirip Keraton Cirebon, Kental Sentuhan Budaya Sunda |
|
|---|
| Battle of the Midfielders: Preview Persib vs Dewa United Nanti Malam |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Pekerja-DSDABM-Kota-Bandung-saat-merenovas.jpg)