Ahli Cagar Budaya Angkat Suara Soal Gapura Baru Gedung Sate: "Tidak Ada yang Salah"

Ahli Cagar Budaya menyatakan tidak ada yang salah dengan gerbang Gedung Sate yang mengusung konsep Candi Bentar. 

|
TribunJabar.id
Gerbang baru Gedung Sate yang bernuansa candi (kiri) dan bagian depan Gedung Sate yang memiliki ornamen candi tepat di bagian tengahnya (kanan). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ahli Cagar Budaya sekaligus Humas Bandung Heritage Society, Tubagus Adhi menyebut tidak ada yang salah dengan pembangunan gerbang Gedung Sate menggunakan konsep Budaya Sunda.

Dikatakan Adhi, gerbang Gedung Sate tidak termasuk cagar budaya. Pagar itu dibangun sekitar tahun 1980-an oleh pemerintah dan bukan pada masa Kolonial Belanda.

"Kalau masa kolonial, itu enggak ada pagarnya. Tapi kan penting sekarang pakai pagar, gimana kalau kejadiannya seperti kemarin, yang diberi pagar aja dibakar di DPRD, gimana ini kalau ada yang iseng, kan gitu,"ujar Adhi, Jumat (21/11/2025).

Regulasi tentang Cagar Budaya diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 yang mengatur pengembangan cagar budaya diperbolehkan dengan menyesuaikan kebutuhan masa kini, namun tidak menghilangkan nilai-nilai dari bangunan cagar budaya tersebut. 

"Ini kan terkait yang kita sebut sebagai nilai penting. Kalau menurut saya, itu penting, karena pagar itu harus mendukung aksesibilitas untuk perjalanan kaki, difabel, atau bahkan kejadian seperti kebakaran," ucapnya.

Sehingga, kata dia, tidak ada yang salah dengan gerbang Gedung Sate yang mengusung konsep Candi Bentar. 

Sebab, kata Adhi, J. Gerber yang menjadi arsitek Gedung Sate merancang bangunan itu dengan konsep art deco yang memadukan gaya kolonial hingga unsur tradisional Nusantara.

"Gedung Sate sama Gerber arsiteknya itu didesain dengan gaya elektik yang kita sebut art deco. Kalau di Eropa, itu karena terinspirasi dari ditemukannya makam-makam Firaun di Mesir, terus kalau di Amerika itu karena mereposisi dari makam-makam Suku Aztec," katanya.

Sedangkan di Indonesia, khususnya Jawa pada masa Hindia Belanda mereposisi ke Candi Hindu-Buddha. 

“Bagi saya secara pribadi, Gapura Candi Bentar konteksnya keren, ada sentuhan nilai sejarahnya. Dan di kita ini baru, beda dengan di Jawa Tengah, Jawa Timur sama Bali yang sudah menerapkan konsep itu," ucapnya.
 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved