Pergerakan Tanah di Cipongkor Bandung Barat, Dinding Rumah Retak-retak hingga Jembatan Roboh

Dinding dan lantai puluhan rumah di Desa Cintaasih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), retak.

Penulis: Rahmat Kurniawan | Editor: Giri
Pemerintah Desa Cintaasih untuk Tribun
PERGERAKAN TANAH - Jembatan di Desa Cintaasih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), roboh terdampak pergerakan tanah. 
Ringkasan Berita:
  • Bencana pergerakan tanah terjadi di Desa Cintaasih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
  • Imbasnya, dinding dan lantai rumah retak, bahkan ada jembatan roboh.
  • Dugan sementara, pergerakan tanah diakibatkan karena kontur yang labil. Hal itu diperburuk saat musim penghujan.

 

Laporan Reporter Tribunjabar.id Rahmat Kurniawan

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Dinding dan lantai puluhan rumah di Desa Cintaasih, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), retak. Penyebabnya adalah adanya pergerakan tanah.

Kades Cintaasih, Deden Iban Saiban, mengatatakan, titik yang paling terdampak pergerakan tanah ada di Kampung Gadung.

"Yang terdampak signifikan itu di Kampung Gadung, di satu RT. Awalnya yang terdampak ada 40 rumah, sekarang tinggal sekitar 30-an, karena ada yang sudah pindah," kata Deden saat dikonfirmasi, Kamis (20/11/2025).

Baca juga: Banjir Bandang di Cisurupan Garut, Kondisi Kampung Pasarkaler Parah, Lumpur Capai 1 Meter

Deden mengungkapkan, pergerakan tanah tak cuma membuat dinding dan lantai retak, tapi ada rumah yang terancam roboh. Bahkan, pergerakan tanah mengakibatkan satu jembatan penghubung antarwarga roboh.

"Retak-retak ini banyak, yang terancam roboh ada, cuma kemarin memang sengaja dirobohkan oleh pemilik rumah. Kondisinya yang dinilai mengkhawatirkan. Ada juga jembatan putus yang menjadi akses ke perumahan baru," ungkapnya.

Deden menjelaskan, berbagai kajian dan penelitian telah dilakukan oleh sejumlah pihak termasuk Badan Geologi. Dugan sementara, pergerakan tanah diakibatkan karena kontur yang labil. Hal itu diperburuk saat musim penghujan.

Baca juga: VIRAL Anak Aniaya Orang Tua di Bandung Barat dengan Linggis dan Pacul karena Tak Diberi Uang

"Memang karena air, khususnya air hujan yang meresap, dari hasil kajian. Terus warga mengambil air dari sumber mata air, dan salurannya pipanya banyak dan mengalir 24 jam, meresap ke tanah, dan memang posisi rumah mereka di tebing, 90 persen di dataran tinggi," ujarnya.

Pemerintah desa telah mendata rumah-rumah yang terdampak pergerakan tanah. Hasilnya, semua warga yang tinggal di Kampung Cigadung harus direlokasi.

"Semuanya, di satu kampung itu, ada satu RT, kita sudah melakukan pendataan dan memang harus direlokasi. Kami sudah ada tiga titik yang telah disurvei untuk tempat relokasi, memang warga inginnya relokasi tidak jauh dari sana, soalnya mata pencaharian mereka di sana," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved