Mendag Cek Harga Bahan Pokok di Pasar Cihapit Bandung, Sebut Masih Terkendali

Menteri Perdagangan Budi Santoso, mengatakan, harga pangan di Kota Bandung masih berada pada level aman.

Penulis: Nappisah | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Nappisah
TINJAU HARGA KEBUTUHAN POKOK - Menteri Perdagangan Budi Santoso saat meninjau harga kebutuhan bahan pokok di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Kamis (20/11/2025). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, Menteri Perdagangan Budi Santoso, mengatakan, harga pangan di Kota Bandung masih berada pada level aman.

Hal tersebut disampaikannya saat meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Cihapit, Kota Bandung, Kamis (20/11/2025). 

 “Tadi, secara keseluruhan harga cukup bagus. Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp62.600 per 5kg. Kemudian daging sapi tadi Rp130.000–Rp140.000, sedangkan harga acuannya Rp140.000,” ujarnya.

Baca juga: BULOG Jabar Dukung Stabilisasi Harga Pangan lewat Gerakan Pangan Murah Serentak

Untuk komoditas lain, Budi mencatat harga telur di angka Rp29.000 per kilogram. 

Kendati demikian, cabai menunjukkan kenaikan harga. 

“Memang tadi ada cabai yang naik, Rp57.000, ada juga yang harganya Rp65.000, dan bahkan ada yang Rp80.000,” katanya.

Menurut Budi, kenaikan harga cabai dipengaruhi kondisi cuaca. Intensitas hujan dalam beberapa pekan terakhir membuat jumlah pemetik di sejumlah sentra produksi berkurang.

 “Kemarin kami sudah koordinasi dengan asosiasi petani karena saat musim hujan seperti sekarang, jumlah pemetik mulai berkurang. Tapi di daerah lain harga cabai normal. Harga nasional Rp49.000, meskipun di daerah tertentu ada yang naik,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa langkah koordinasi dengan pemerintah daerah dan asosiasi akan terus dilakukan untuk menahan gejolak harga, terutama memasuki momentum Nataru. 

 “Nanti kami koordinasikan dengan Wali Kota, juga dengan asosiasi dan pemasok agar harga stabil terutama menjelang Natal dan Tahun Baru,” katanya.

Dikatakannya, soal antisipasi cuaca ekstrem pada Desember hingga awal tahun, pihaknya mengaku sudah mempersiapkan langkah bersama para petani. 

“Biasanya kalau bulan Desember dan awal tahun harga suka naik karena hujan. Nanti kita antisipasi, kemarin kami sudah bertemu dengan asosiasi petani untuk mengantisipasi hal tersebut,” ujarnya.

Baca juga: Harga Bahan Pokok di Bandung Barat Buat Warga Menjerit, Sri Dewi Siap Dorong Gerakan Pangan Murah

Budi juga menilai permintaan meningkat dari berbagai sektor, termasuk kebutuhan untuk MBG, masih dalam batas wajar.

 Ia meminta pelaku usaha meningkatkan produksi agar suplai tetap terjaga. 

“Ini masih relatif bagus. Kami sudah meminta, misalnya kepada peternak telur, untuk mengantisipasi permintaan yang semakin banyak. Kalau permintaan naik, produksi juga kita naikkan,” ujarnya.

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti yang turut mendampingi menyebutkan kondisi inflasi nasional masih terkendali. 

“Normal. Rata-rata inflasi 2,5. Inflasi sudah terkendali, terutama untuk yang volatile food terakhir ini. Memang inflasi saat ini mayoritas dikontribusi oleh peningkatan harga emas saja,” katanya.

Menurut Amalia, komponen harga pangan bergejolak sejauh ini masih stabil. 

“Untuk volatile food relatif terkendali,” ujarnya. 

Diketahui, pada Oktober 2025 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Kota Bandung sebesar 2,53 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,60.

Adapun tingkat inflasi month to month (m-to-m) Kota Bandung Bulan Oktober 2025 sebesar 0,46 persen, sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,92 persen.

Sementara itu, Teti, salah satu pedagang sayuran, menuturkan, bahwa cabai menjadi komoditas yang paling bergejolak dalam beberapa minggu terakhir.

“Cabai itu Rp80 ribu perkilo. Cabai hijau ini Rp50 ribu," ujar Teti. 

Tidak hanya cabai, sejumlah komoditas lain juga mengalami perubahan harga. Dia menyebut, harga telur pun belum turun. “Telur masih Rp 29 perkilo, yang telur omega Rp 34 ribu,” katanya.

Menurut Teti, cuaca menjadi penyebab utama kenaikan harga. 

Ia mengaku pasokan berkurang, sehingga harga merangkak naik. Kenaikan harga ini berdampak pada penjualan di lapaknya. 

Baca juga: Harga Bahan Pokok di Bandung Barat Buat Warga Menjerit, Sri Dewi Siap Dorong Gerakan Pangan Murah

Jumlah pembeli mulai menurun dan sebagian konsumen mengurangi volume belanja. 

Ia menambahkan banyak pelanggan yang biasanya membeli satu kilogram cabai, kini hanya mengambil setengah kilogram karena harga yang merangkak naik.

Teti memperkirakan gejolak harga ini masih akan berlangsung hingga akhir tahun.

 “Biasanya Natal Tahun Baru tetap naik, ya,” ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved