Bupati Bandung Sebut Pengembangan Wilayah Dibagi Dua, Zona Didorong dan Pengendali

Bupati Bandung, Dadang Supriatna, menyebutkan, pengembangan wilayah di Kabupaten Bandung dibagi menjadi dua kawasan besar.

Penulis: Adi Ramadhan Pratama | Editor: Giri
Tribun Jabar/ Adi Ramadhan Pratama/arsip
WAWANCARA - Bupati Bandung Dadang Supriatna saat ditemui di Hotel Sunshine, Soreang, Kabupaten Bandung. Dadang menyebutkan, pengembangan wilayah di Kabupaten Bandung dibagi menjadi dua kawasan besar. Ada zona didorong dan zona pengendali. 
Ringkasan Berita:
  • Pengembangan wilayah di Kabupaten Bandung dibagi menjadi dua kawasan besar. Ada zona didorong dan zona pengendali.
  • Zona didorong berperan sebagai kota satelit untuk mendukung pengembangan dari kota inti. Sementara untuk wilayah zona pengendali berfungsi sebagai kawasan lindung, konservasi, dan wisata.
  • Pasirjambu, Ciwidey, dan Rancabali (Pacira) menjadi wilayah zona pengendalian, khususnya untuk kawasan konservasi. 

 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bupati Bandung, Dadang Supriatna, menyebutkan, pengembangan wilayah di Kabupaten Bandung dibagi menjadi dua kawasan besar. Ada zona didorong dan zona pengendali.

Wilayah zona didorong berperan sebagai kota satelit untuk mendukung pengembangan dari kota inti. Sementara untuk wilayah zona pengendali berfungsi sebagai kawasan lindung, konservasi, dan wisata, terutama di bagian utara dan selatan Kabupaten Bandung 

"Arah kebijakan pembangunan harus mendukung upaya konservasi dalam melindungi keanekaragaman dan menjaga keseimbangan tata air ataupun iklim yang berkelanjutan," ujar Dadang kepada wartawan, Kamis (13/11/2025).

Dadang menjelaskan, Bandung selatan seperti Pasirjambu, Ciwidey, dan Rancabali (Pacira) menjadi wilayah zona pengendalian, khususnya untuk kawasan konservasi. Namun di sana juga berkembang pesat sebagai destinasi wisata utama.

Baca juga: 22 Angkot Disiapkan Jadi Feeder BRT di Kabupaten Bandung, Rute Soreang-Ciwidey Jadi Andalan

Berdasarkan data yang dimiliknya, jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan itu menncapai sekitar 7 juta orang per tahun.

Lonjakan jumlah wisatawan itu menimbulkan tantangan baru berupa kemacetan di jalur menuju kawasan wisata setiap akhir pekan.

Oleh karena itu, menurut dadang, diperlukan penataan ruang yang lebih komprehensif, termasuk peningkatan infrastruktur dan akses transportasi.

Baca juga: Kuota Haji Kabupaten Bandung Jadi 429 dari 2.546 Orang, KBIHU: Jemaah Terimbas

"Melalui pembangunan dan peningkatan akses jalan Tol Soreang-Ciwidey-Rancabali, pengembangan cable car, serta reaktivasi jalur kereta Cikudapateuh-Ciwidey, kami ingin memperkuat konektivitas antara wilayah selatan dengan pusat kota," ucapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved