'Pengusaha Juga Jangan Picik', Bupati Bandung Sentil Perusahaan yang Abai Tangani Banjir Dayeuhkolot

Bupati Bandung, Dadang Supriatna, melontarkan kalimat kekecewaan terhadap sejumlah perusahaan di Kecamatan Dayeuhkolot.

Penulis: Adi Ramadhan Pratama | Editor: Giri
Tribun Jabar/Adi Ramadhan Pratama
BANJIR DAYEUHKOLOT - Banjir menggenang wilayah Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Bupati Dadang Supriatna mengajak semua pihak mencari solusi agar banjir tak terjadi lagi. 
Ringkasan Berita:
  • Bupati Bandung mengajak semua pihak terlibat dalam penanganan banjir di Dayeuhkolot.
  • Dadang menyentil perusahaan yang selama ini tak ambil bagian menangani banjir.
  • Dadang mengatakan, pihaknya akan mulai melaksanakan aksi tersebut dalam waktu dekat atau pada Januari 2026

 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Adi Ramadhan Pratama 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Bupati Bandung, Dadang Supriatna, melontarkan kalimat kekecewaan terhadap sejumlah perusahaan di Kecamatan Dayeuhkolot. Menurutnya, sejumlah perusahaan tersebut belum menunjukkan kepedulian nyata terhadap penanganan banjir di wilayah tersebut.

Dadang bahkan menyebutkan, masih banyak perusahaan yang telah beroperasi lama namun kontribusinya terhadap lingkungan sekitar masih minim

"Banjir bukan urusan pemerintah saja, termasuk pengusaha juga harus peduli. Kan mereka punya CSR (corporate social responsibility). Karena kalau banjir, bukan hanya masyarakat yang merasakan, mereka juga terkena dampaknya," ujar Dadang kepada wartawan, Rabu (12/11/2025).

Dadang mengatakan, perusahaan tidak boleh berpangku tangan begitu saja karena pemerintah daerah tidak bisa bekerja sendiri untuk mengatasi persoalan kompleks di Kecamatan Dayeuhkolot, seperti banjir.

"Saya juga bisa marah. Tapi bukan tipikal saya harus marah-marah. Saya hadir di sini untuk bersama-sama mencari solusi. Para pengusaha juga jangan picik pikirannya. Ini kewajiban kita bersama untuk menyelesaikan masalah banjir ini," katanya.

Baca juga: Ini Paling Parah, Nasib Pedagang Pasar Kalipucang Pangandaran Bertahan di Tengah Banjir

Dadang mengajak semua perusahaan di Kecamatan Dayeuhkolot dan semua pihak terkait, untuk sama-sama mencarikan solusi demi menuntaskan permasalahan banjir.

Satu di antaranya yaitu berkolaborasi dengan konsep pentahelix. Di mana semua pihak dari mulai unsur terkait seperti pemerintah, dunia usaha, akademisi, komunitas, dan media saling bekerja sama.

"Terbukti pemkab dapat menyelesaikan persoalan banjir menahun di Rancaekek dan Majalaya tanpa menggunakan APBD, karena para pengusaha di sana ikut berkontribusi," ucapnya.

Baca juga: Pemkab Bandung Siapkan 8 Startegi Tangani Banjir di Dayeuhkolot, Dimulai Januari 2026

Untuk startegi kolaborasi pentahelix di Kecamatan Dayeuhkolot, Dadang mengatakan, pihaknya akan mulai melaksanakan aksi tersebut dalam waktu dekat atau pada Januari 2026.

Pada tahap awal, Pemkab Bandung telah menyiapkan delapan strategi percepatan penanganan banjir dengan estimasi kebutuhan dana sekitar Rp 9,5 miliar.

Rencana itu meliputi normalisasi saluran drainase di Jalan Moch Toha-Dayeuhkolot, normalisasi folder Babakan Sangkuriang, pengerukan saluran lingkungan dan connecting drain Bojongasih.

Selain itu juga pengerukan Sungai Cipalasari, pengadaan pompa berkapasitas 1.500 liter per detik, hingga normalisasi saluran air di Desa Dayeuhkolot.

"Jadi urusan banjir ini tidak bisa hanya mengandalkan APBD, tapi akan lebih cepat penanganannya jika kita berkolaborasi dengan BBWS, PSDA Jabar, pihak swasta atau perusahaan dan unsur masyarakat lainnya," ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved