Peringati Hari Toleransi Internasional, Kanwil Kemenham Jabar Ajak Anak Muda untuk Terima Perbedaan

Di Hari Toleransi Internasional Kemenham Jabar anak muda untuk menerima perbedaan

Dok Kemenkumham Jabar
HARI TOLERANSI INTERNASIONAL - Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia Jawa Barat mengundang sejumlah anak muda dari beberapa komunitas, seperti komunitas pegiat HAM, komunitas lintas iman, Jabar Bergerak Zilenial, hingga komunitas Edan Sempur dalam acara peringatan Hari Toleransi Internasional, Senin (17/11/2025) di Aula Soepomo, Kanwil Kemenham Jabar, Jalan Jakarta, kota Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kantor Wilayah Kementerian Hak Asasi Manusia Jawa Barat mengundang sejumlah anak muda dari beberapa komunitas, seperti komunitas pegiat HAM, komunitas lintas iman, Jabar Bergerak Zilenial, hingga komunitas Edan Sempur dalam acara peringatan Hari Toleransi Internasional, Senin (17/11/2025) di Aula Soepomo, Kanwil Kemenham Jabar, Jalan Jakarta, kota Bandung.

Kepala Kanwil Kemenham Jabar, Hasbullah Fudail hadir langsung dalam kegiatan ini didampingi Kabid Instrumen dan Penguatan HAM, Petrus Polus Jadu (Paul).

Kakanwil Kemenham Jabar menyampaikan bahwa kehadiran para komunitas dan generasi muda ini untuk merajut berbagai persoalan dalam menerima perbedaan dari sebuah keyakinan.

Walau berbeda agama, suku, dan ras, tetapi justru tak menghalangi untuk saling menghormati.

Ada sebanyak 26 komunitas lintas agama yang hadir dalam kegiatan tersebut.

Hasbullah menyebut, ada persoalan mendasar di Jabar yang perlu menjadi perhatian bersama, yakni Jabar yang merupakan provinsi terbesar penduduknya justru mendapat label atau stigma menjadi provinsi yang intolerir di Indonesia.

Artinya, provinsi yang paling tak menghargai perbedaan.

"Saya sebagai perantauan dari Bugis yang hidup merantau di Jabar merasa terpanggil lantaran saya merasa Jabar paling bisa menerima perbedaan. Tapi, berbagai persoalan mulai kebebasan beribadah dan berkeyakinan perlu menjadi perhatian bersama. Persoalan ini jika dibedah di lapangan, maaf yang sebenarnya melakukan intoleransi itu orang luar Jabar yang tinggal di Jabar," katanya.

Hasbullah berharap lewat kegiatan ini kaum milenial atau generasi muda bisa menerima perbedaan. Pasalnya, manusia dilahirkan kodratnya berbeda, sehingga Kemenham Jabar mendorong generasi muda untuk menjawab stigma tadi.

"Kami mengajak generasi muda saat menjadi pemimpin nanti di mana pun itu semoga bisa menerima perbedaan. Kami juga berharap peringatan hari toleransi Internasional ini menjadi bagian kampanye untuk meyakinkan generasi muda berkompetisi mempersiapkan diri menerima masa depan tanpa melihat latarbelakang keyakinan, suku, ras, atau lainnya. Kami juga ingin Kemenham Jabar menjadi role model lewat kegiatan ini," ujarnya.

Disinggung terkait ada sejumlah persoalan intoleran yang sempat ditangani Kemenham Jabar, seperti kasus Cidahu dan GSG Arcamnik, Hasbullah mengatakan dengan mengdepankan pendekatan dialogis kepada masyarakat.

Pasalnya, ketika ruang dialog bisa dibuka, maka permaaalahan itu bisa ditangani dengan baik.

"Persoalan-persoalan yang selama ini buntu berdasarkan pengalaman kami, karena dialog itu tak dibuka. Kami ingin mendorong mari bersama-sama membuka dialog, apakah itu bisa menyelesaikan masalah dalam jangka pendek itu hal lain, minimal buka dialog dahulu untuk bisa saling menerima masukan," katanya.

Hal lainnya, lanjut Hasbullah, persoalan-persoalan yang muncul sebenarnya didominasi aspek ekonomi awalnya di mana ada kepentingan ekonomi yang dibumbui dengan kepentingan agama, dan dijadikan viral.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved