Kisah Pohon Beringin Berusia Ratusan Tahun yang Tumbang di Majalengka: Warga Mengenang Sejarahnya

Pohon beringin yang selama ini menjadi simbol keteduhan dan saksi perjalanan waktu desa itu kini tergeletak menutupi badan jalan.

Tribuncirebon.com / Adhim Mubaroq
Pohon beringin ratusan tahun di Desa Pajajar, Rajagaluh, Majalengka tumbang. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Malam yang biasanya tenang di Desa Pajajar, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka mendadak berubah menjadi momen menegangkan.

Sekitar pukul 11 malam pada Selasa (11/11/2025), suasana gelap itu pecah oleh suara gemuruh keras yang mengguncang wilayah tersebut.

Dalam hitungan detik, pohon beringin raksasa yang selama ratusan tahun berdiri gagah di depan Balai Desa Pajajar tumbang diterpa hujan deras yang disertai hembusan angin sangat kencang.

Dalam kegelapan malam, hanya sinar senter dan cahaya ponsel warga yang menembus pekatnya udara, menerangi akar-akar besar pohon yang tercerabut dari tanah.

Puluhan warga berbondong-bondong keluar rumah, sebagian masih mengenakan sarung dan jaket tebal, berdiri terpaku menyaksikan pemandangan yang sulit dipercaya.

Pohon beringin yang selama ini menjadi simbol keteduhan dan saksi perjalanan waktu desa itu kini tergeletak menutupi badan jalan.

Analis Kebencanaan Ahli Muda dari BPBD Majalengka, Rezza Permana, memaparkan bahwa penyebab utama robohnya pohon berusia ratusan tahun itu ialah kondisi akar yang telah rapuh ditambah intensitas hujan dan angin yang tinggi.

“Pohon beringin ratusan tahun di depan Desa Pajajar Rajagaluh mengalami tumbang sekitar pukul 11 malam. Penanganan sudah dilakukan sejak tadi malam hingga pagi ini oleh tim gabungan,” kata Rezza saat dikonfirmasi, Rabu (12/11/2025).

Dampak dari kejadian tersebut cukup serius. Tiga tiang listrik diketahui patah, satu rumah warga mengalami kerusakan ringan, dan satu kios di sekitar lokasi rusak cukup parah.

Tak hanya itu, akses utama menuju pusat desa sempat benar-benar tertutup oleh batang beringin raksasa sebelum berhasil dibersihkan pada pagi hari.

Ketika hari berganti siang, suasana di lokasi tampak sibuk. Petugas BPBD yang mengenakan seragam oranye bekerja bahu-membahu bersama aparat desa dan warga sekitar.

Dengan bantuan gergaji mesin, mereka memotong bagian demi bagian batang beringin yang menjulang besar. Di tengah kerja keras itu, terlihat perpaduan warna antara seragam petugas dan pakaian sederhana warga yang ikut membantu membersihkan sisa-sisa reruntuhan.

Batang beringin yang kini terbujur di halaman depan balai desa menghadirkan pemandangan yang sekaligus mengagumkan dan menyayat hati.

Akar-akar besarnya yang seukuran tubuh manusia kini terlihat mencuat ke permukaan tanah, memperlihatkan betapa kokoh dan lamanya pohon tersebut pernah berdiri menjaga desa.

“Dari dulu warga sering ngumpul di bawahnya, jadi tempat berteduh. Lebih sepuh (tua) pohon ini dibandingkan umur saya. Hilang sudah pohon jadi saksi sejarah ini,” tutur Endang (45), salah seorang warga yang tampak menatap batang beringin yang mulai dipotong-potong untuk dibersihkan dari jalan.

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved