Keracunan MBG di Cirebon
Fakta Baru Keracunan MBG Cirebon, Dinkes: Kendaraan Pengantar Belum Ber-AC, Makanan Bisa Cepat Rusak
inas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon mengingatkan agar makanan dalam program MBG dikonsumsi maksimal 4 jam setelah matang.
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon mengingatkan agar makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dikonsumsi maksimal empat jam setelah matang.
Imbauan ini disampaikan untuk menjaga keamanan pangan dan mencegah risiko keracunan yang kerap muncul akibat keterlambatan konsumsi.
Kepala Dinkes Kota Cirebon, dr. Siti Maria Listiawaty mengatakan, bahwa pihaknya selalu menelusuri waktu antara proses memasak hingga makanan dikonsumsi setiap kali ada laporan dugaan keracunan.
Dari hasil evaluasi, salah satu faktor risikonya adalah keterlambatan konsumsi.
“Beberapa kali kalau ada kejadian, kami selalu menanyakan makanan matang jam berapa."
"Karena sesuai juknis Badan Gizi Nasional (BGN), makanan harus dikonsumsi maksimal empat jam setelah matang,” ujar Maria saat diwawancarai media, Kamis (6/11/2025).
Baca juga: Diduga Basi Karena Dimasak Dini Hari, Ayam MBG di Cirebon Bikin 20 Murid SD Mual dan Muntah
Ia menjelaskan, ketentuan tersebut bukan tanpa alasan.
Empat jam merupakan batas aman berdasarkan standar keamanan pangan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui bimbingan teknis resmi.
"Empat jam itu adalah batas aman. Karena setelah makanan matang, ada proses pemorsian, distribusi, hingga sampai ke anak-anak penerima manfaat."
"Semua proses itu berpengaruh terhadap kualitas dan keamanan makanan,” ucapnya.
Namun, Maria mengakui, bahwa pelaksanaan di lapangan masih menemui sejumlah kendala.
Salah satunya adalah beban kerja dapur MBG yang tinggi akibat jumlah porsi besar, sehingga proses pengolahan menjadi lebih lama.
“Porsi yang terlalu besar bisa memengaruhi kecepatan dapur dalam mempersiapkan makanan."
"Kadang karena takut tidak selesai tepat waktu, standar keamanan pangan jadi terabaikan,” jelas dia.
Untuk mencegah hal itu, Dinkes Kota Cirebon mendorong adanya koordinasi antara Korwil BGN, Dinas Pendidikan (Disdik), kepala sekolah dan yayasan penyelenggara MBG agar waktu pengiriman dan konsumsi bisa lebih sinkron.
“Harus ada kesepakatan bersama. Begitu makanan datang ke sekolah, sebaiknya langsung dikonsumsi tanpa menunggu lama."
"Jangan sampai jeda antara makanan matang hingga dimakan melebihi empat jam,” katanya.
Selain soal waktu distribusi, Dinkes juga menyoroti kondisi penyimpanan dan pengiriman makanan.
Dari hasil pengawasan, ditemukan beberapa kendaraan pengantar MBG yang belum dilengkapi fasilitas pendingin.
“Kami lihat di lapangan, beberapa kendaraan pengantar MBG belum ber-AC."
"Padahal pendinginan itu penting untuk menjaga kualitas makanan, apalagi di cuaca panas seperti Cirebon,” ujarnya.
Ia menambahkan, program MBG sejatinya memiliki tujuan mulia untuk menyiapkan generasi emas 2045, sehingga kualitas makanan perlu menjadi perhatian utama semua pihak.
“Tujuan MBG sangat baik. Karena itu, mari kita duduk bersama untuk mengurai kesulitan di lapangan agar program ini bisa berjalan dengan aman dan bermanfaat bagi anak-anak,” ucap Maria.(*)
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/keracunan-mbg-di-weru-cirebon.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.