Keracunan MBG di Cirebon

Diduga Basi Karena Dimasak Dini Hari, Ayam MBG di Cirebon Bikin 20 Murid SD Mual dan Muntah

Dinkes menerima laporan dari orang tua siswa yang mengeluhkan aroma daging ayam suwir yang agak asam atau "cukup bau

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ravianto
eki yulianto/tribun jabar
KERACUNAN MBG - Yuni, seorang wali murid kelas IV SDN 2 Setu Wetan di Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon saat menunggui anaknya yang diduga mengalami keracunan dari menu MBG, Selasa 4 November 2025. 

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Proses memasak yang dimulai sejak pukul 02.00 dini hari diduga menjadi pemicu keracunan massal yang menimpa 20 murid SDN Setu Wetan, Kecamatan Weru, Cirebon, Selasa 4 November 2025. 

Para siswa itu mual dan muntah usai menyantap soto ayam dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kepala SPPG Setu Kulon, Azis Mufidz Hidayat, menduga keras daging ayam suwir yang diolahnya sudah basi saat disajikan, karena adanya jeda waktu yang terlalu lama sebelum distribusi.

Kronologi Memasak dan Distribusi

Proses persiapan makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Setu Kulon yang berlangsung jauh sebelum jam sekolah menjadi sorotan utama dalam insiden ini.

Pemasakan Dini Hari: Kepala SPPG Setu Kulon, Azis Mufidz Hidayat, mengungkapkan bahwa persiapan soto ayam dilakukan sangat pagi. "Kalau kita masak itu jam 02.00 dini hari, Pak," ujar Azis.

Baca juga: Dugaan Keracunan Massal di Cirebon: Ibu Murid Sebut Rasa Ayam MBG Kayak Basi

Waktu Distribusi: Makanan yang dimasak dini hari tersebut kemudian didistribusikan ke sejumlah sekolah sekitar enam jam kemudian, yakni pada pukul 08.00 pagi.

Dugaan Basi: Menu MBG tersebut dikirim ke delapan sekolah, namun hanya SDN 2 Setu Wetan yang melaporkan gejala sakit.

Azis mencurigai bahwa kondisi daging ayam, yang menjadi indikasi awal penyebab keracunan, sudah tidak segar atau basi saat sampai di sekolah, meskipun ia memastikan makanan belum berbau sebelum dikirim. 

kepala sppg penyebab keracunan
Kepala SPPG Setu Kulon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Azis Mufidz Hidayat.

Dampak dan Bukti Pendukung

Dugaan SPPG diperkuat oleh laporan dari pihak Dinas Kesehatan yang menemukan keluhan serupa dari orang tua murid.

Jumlah Korban: Sebanyak 20 murid dilaporkan mengalami pusing, mual, dan muntah, dan harus dilarikan ke Puskesmas Plered. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon, Eni Suhaeni, menyebut tujuh anak masih dirawat intensif.

Keluhan Aroma Asam: Dinkes menerima laporan dari orang tua siswa yang mengeluhkan aroma daging ayam suwir yang agak asam atau "cukup bau," meskipun saat inspeksi bersama Kapolresta Cirebon, kondisi dapur dan tempat pengolahan dinilai bersih.

Tindak Lanjut dan Evaluasi

Polresta Cirebon bergerak cepat menindaklanjuti laporan tersebut, sementara pihak SPPG segera melakukan evaluasi.

Langkah Polisi: Kapolresta Cirebon, Kombes Sumarni, mengkonfirmasi bahwa timnya telah mengambil sampel soto untuk diuji di laboratorium guna memastikan penyebab keracunan. Pengecekan awal menunjukkan proses kerja SPPG, mulai dari bahan baku hingga pengiriman, telah sesuai ketentuan.

Evaluasi SPPG: Menanggapi insiden ini, Azis menyatakan pihaknya langsung melakukan evaluasi. "SOP-nya kita perketat, pengiriman harus dipercepat," ucapnya, menekankan perlunya memangkas waktu antara memasak dan penyajian.(*)

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved