Masih Kurang Dikenali di Perkotaan, Seniman Benjang Terus Jaga Warisan Budaya
Masyarakat kota belum banyak mengenal seni benjang, baik sebagai seni helaran maupun sebagai seni gulat tradisional.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Kemal Setia Permana
Odang sendiri merupakan penerus garis benjang dari Pusaka Wangi.
Baca juga: 4 Zodiak yang Dianggap Cocok Bekerja Jadi Chef, Apakah Zodiakmu Termasuk?
Ia menyebut bahwa banyak aturan dan filosofi dalam benjang, setiap unsur memiliki maknabaik dalam arah, jumlah bunyi, hingga urutan tabuhan.
“Benjang itu punya pakem dan pusaka. Ada yang turun-temurun. Saya hanya meneruskan apa yang diajarkan ayah saya,” ujar Odang.
Odang tak menutup mata bahwa minat anak muda terhadap benjang menurun.
Beberapa datang belajar sebentar, namun sulit bertahan lama. Padahal, menurutnya, seni seperti benjang hanya akan hidup jika terus diteruskan oleh generasi baru.
“Anak-anak sekarang banyak yang kurang minat. Padahal kalau sudah mengenal benjang, biasanya langsung suka. Mudah-mudahan ke depan ada yang bangkit dan meneruskan,” katanya.
Odang berharap keikutsertaannya dalam Pekan Kebudayaan Kota Bandung dapat menjadi pintu agar warga kota lebih mengenal seni tradisi ini.
Ia berharap anak-anak muda Bandung juga bisa merasakan kebanggaan terhadap seni lokalnya sendiri.
“Anak-anak kota harus kenal juga. Seni jangan kalah oleh budaya luar. Benjang dari abad ke-18 masih ada karena terus diteruskan. Mudah-mudahan tetap hidup,” ucapnya.
Meski penonton hari itu tidak seramai yang ia harapkan, Odang tetap tampil penuh semangat.
“Kalau mengejar uang, saya tidak akan bertahan di seni ini. Saya hanya mengejar rasa cinta, yang penting diteruskan,” katanya.
| Dedi Mulyadi Jawab Kontroversi Gerbang Gedung Sate: Disusun Ahli Teknik Sipil, Bukan Cagar Budaya |
|
|---|
| Dedi Mulyadi Sebut Pagar Gedung Sate Bukan Heritage, Renovasi Adaptasi Budaya Kacirebonan |
|
|---|
| Ahli Cagar Budaya Angkat Suara Soal Gapura Baru Gedung Sate: "Tidak Ada yang Salah" |
|
|---|
| Transformasi Gedung Sate: Pagar Diubah Mirip Keraton Cirebon, Kental Sentuhan Budaya Sunda |
|
|---|
| Gedung Sate Direnovasi dengan 'Warna Baru' yang Habiskan Dana Rp 3,5 Miliar |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Seni-benjang-di-Pekan-Kebudayaan-Kota-Bandung-Sabtu-22112025.jpg)