Mereka yang Bertumbuh Bersama Sinyal Indosat : Kisah Post Parfum Cirebon Menaklukkan Ruang Digital

Post Parfum Cirebon menaklukan ruang digital dengan mengandalkan sinyal kuat dari Indosat Ooredo0 Hutchison

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Siti Fatimah
Eki Yulianto
HIFI AIR INDOSAT - Arie Dwinanto (33), pemilik Post Parfum, merajut mimpinya: membawa parfum lokal Cirebon menjadi pemain nasional, bukan hanya melalui kualitas, tetapi juga melalui konektivitas digital yang stabil dari Indosat Ooredoo Hutchison dengan menggunaka HIFI Air. 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Di sebuah ruko kecil di Jalan Tanda Barat, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, aroma kayu manis, citrus dan rempah yang samar menyambut setiap pengunjung.

Ruang itu sederhana, namun tampak hidup oleh aktivitas yang tidak pernah benar-benar berhenti.

Di situlah Arie Dwinanto (33), pemilik Post Parfum, merajut mimpinya: membawa parfum lokal Cirebon menjadi pemain nasional, bukan hanya melalui kualitas, tetapi juga melalui konektivitas digital yang stabil dari Indosat Ooredoo Hutchison dengan menggunakan HIFI Air.

Arie mengaku, bahwa beberapa tahun lalu, ia hanya penjual daring dengan modal aroma yang diracik sendiri dan semangat yang tak pernah padam. 

Ia melihat brand parfum asal Cirebon satu per satu menembus pasar nasional dan kesadaran itu menyalakan obor kecil dalam dirinya; bahwa inovasi adalah satu-satunya cara untuk bertahan.

POST PARFUM - Arie Dwinanto (33), pemilik Post Parfum, merajut mimpinya: membawa parfum lokal Cirebon menjadi pemain nasional, bukan hanya melalui kualitas, tetapi juga melalui konektivitas digital yang stabil dari Indosat Ooredoo Hutchison dengan memanfaatkan HIFI Air.
POST PARFUM - Arie Dwinanto (33), pemilik Post Parfum, merajut mimpinya: membawa parfum lokal Cirebon menjadi pemain nasional, bukan hanya melalui kualitas, tetapi juga melalui konektivitas digital yang stabil dari Indosat Ooredoo Hutchison dengan memanfaatkan HIFI Air. ()

Ia tidak menyebutkan nama merek-merek itu, namun menyebutnya sebagai “motivasi nyata” yang membuatnya terus memperbaiki formula, pelayanan, hingga strategi pemasaran.

Menurutnya, pasar parfum lokal kini kian matang.

Anak muda Cirebon, dengan segala ketertarikannya pada gaya hidup urban, menjadi pelanggan utama.

Ia menilai kelompok usia 20 sampai 45 tahun adalah segmen paling dominan, meski pembeli di luar usia itu tetap datang.

Namun perjalanan Arie bukan sekadar tentang aroma.

Ia segera menyadari bahwa dunia UMKM berubah cepat.

Produk kini tak cukup wangi, ia juga harus ditemukan.

Di tengah percakapan, Arie beberapa kali menyentuh ponselnya, seolah alat itu adalah organ tambahan bagi bisnisnya.

Ia menjelaskan, bagaimana penjualan daring menjadi nadi utama usahanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved