Mereka yang Bertumbuh Bersama Sinyal Indosat : Kisah Post Parfum Cirebon Menaklukkan Ruang Digital

Post Parfum Cirebon menaklukan ruang digital dengan mengandalkan sinyal kuat dari Indosat Ooredo0 Hutchison

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Siti Fatimah
Eki Yulianto
HIFI AIR INDOSAT - Arie Dwinanto (33), pemilik Post Parfum, merajut mimpinya: membawa parfum lokal Cirebon menjadi pemain nasional, bukan hanya melalui kualitas, tetapi juga melalui konektivitas digital yang stabil dari Indosat Ooredoo Hutchison dengan menggunaka HIFI Air. 

“Masculine-nya dapat, sporty-nya dapat, warm-nya dapet, Bro,” ujarnya, menjelaskan perbedaan lini premium itu.

Ia mengibaratkan koneksi digital sebagai aroma parfum.

Menurutnya, koneksi yang baik adalah aroma yang “durable”, yakni kuat, tahan lama dan meninggalkan kesan.

“Sama kayak jaringan Wi-Fi nih. Jaringannya kuat, durable. Aromanya kuat,” katanya.

Dalam sebulan, Post Parfum dapat menjual 150 botol parfum dan bahkan mencapai 250 botol di momen tertentu.

Pengiriman tidak hanya menjangkau Bogor, Jakarta, Bandung dan Medan, tetapi juga melintasi batas negara, hingga Malaysia dan Taiwan.

Ketika diminta memberi saran untuk pelaku UMKM lain yang masih takut masuk dunia digital, Arie menjawab sederhana: mulai saja.

Ia mengingat betul betapa sulitnya memulai, terutama ketika harus bakar duit untuk iklan.

Namun menurutnya, proses itu memang harus dilalui.

Ia menyebut, bagaimana first time live sering kali tidak ada yang menonton. 

Pelaku UMKM harus siap bicara cuap-cuap selama dua jam meski tidak ada yang menyahut.

“Jangan takut, mulai dulu saja. Karena kita enggak ada yang tahu rezeki ke depannya kayak gimana,” ujarnya.

Namun bagi Arie, digitalisasi bukan hanya urusan angka. 

Dampak paling besar justru terasa pada sisi lain: personal branding.

Menurutnya, publik baru percaya pada produk jika mengenal sosok di baliknya.

“Biar orang trust sama produk yang gua jual. Kuatkan dulu personal branding,” katanya.

Fenomena seperti Post Parfum bukan hal asing bagi penyedia layanan telekomunikasi.

Indosat Ooredoo Hutchison menyebut, bahwa UMKM kini tidak hanya membutuhkan jaringan, tetapi konektivitas yang mampu membuka peluang ekonomi secara nyata.

Chandra Pradyot Singh, EVP–Head of Circle Jakarta Raya (JAYA) Indosat Ooredoo Hutchison menjelaskan, bahwa konektivitas hari ini memiliki peran yang jauh lebih besar dari sekadar akses internet.

"Konektivitas hari ini lebih dari sekadar akses internet."

"Bagi banyak UMKM dan mitra, konektivitas adalah pintu pembuka kesempatan, cara mereka menemukan pelanggan baru, masuk ke pasar yang lebih luas dan bertahan di tengah perubahan perilaku digital,” ujarnya.

Ia menyebut, wilayah Jakarta Raya, meliputi Jabodetabek, Banten dan Jawa Barat sebagai kawasan yang sangat dinamis dan memiliki pertumbuhan pelaku UMKM yang cepat.

“Di wilayah yang sangat dinamis ini, kami melihat sendiri bagaimana jaringan yang stabil bisa mengubah cara pelaku usaha menjalankan bisnis sehari-hari,” kata Chandra.

Indosat, melalui IM3, Tri, serta inovasi seperti HiFi Air menyebut, bahwa fokus perusahaan adalah memperkuat kualitas dan pemerataan layanan di titik-titik yang menjadi denyut ekonomi lokal.

“Setiap penguatan jaringan yang kami lakukan selalu ditujukan untuk mendukung mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat,” ungkapnya.

Ia juga mmenegaskan, bahwa dampak konektivitas bagi pelaku UMKM sangat nyata.

“Di banyak pusat UMKM dan mitra, konektivitas yang baik memberikan dampak, mereka mulai belajar memasarkan produk secara online, mengelola pesanan, melayani pelanggan, bahkan mengembangkan usaha dari rumah."

“Jadi ketika kita bicara pemberdayaan, perannya sangat nyata."

"Ini bukan sekadar jaringan bekerja, tapi jaringan yang membuat orang bisa bekerja," ujar Chandra.

Indosat berharap semakin banyak UMKM merasakan manfaat langsung dari ekosistem digital.

“Harapan kami sederhana: semakin banyak UMKM dan mitra yang merasakan manfaat langsung dari konektivitas."

"Karena ketika sudah masuk ke ekosistem digital, peluangnya jauh lebih luas. Lebih dari sekadar transaksi, usaha bisa tumbuh, dikenal, dan bersaing,” tegasnya.

Pada akhirnya, kisah Arie bukan hanya tentang parfum.

Ini adalah kisah tentang bagaimana UMKM tumbuh ketika konektivitas memungkinkan mereka hadir di ruang yang sama sekali baru.

Di meja kecil itu, ratusan botol parfum berjejer rapi.

Sebagian siap dikirim ke luar kota, sebagian menunggu dibungkus untuk pelanggan daring yang baru saja menekan tombol beli.

Arie mengusap salah satu botolnya dengan pelan.

Baginya, setiap botol adalah cerita dan setiap cerita kini bisa berjumpa pembelinya melalui jaringan yang stabil.

Di Cirebon, di sebuah ruang kecil yang penuh wangi, seorang UMKM tumbuh bukan hanya karena produk yang ia racik, tetapi karena konektivitas yang memberdayakan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved