Deputy CEO Puji Sumedang, Paling Progresif di Ekosistem Rebana
Sumedang dinilai sebagai kabupaten yang bergerak paling cepat dan paling progresif di antara tujuh daerah dalam ekosistem Rebana.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Siti Fatimah
Menurut Budhiana, Sumedang memiliki modal besar di sektor pariwisata. Panorama Bendungan Jatigede, kawasan perbukitan, kuliner lokal seperti tahu Sumedang, serta tradisi budaya yang kuat memberi peluang lahirnya destinasi unggulan baru.
“Dengan akses Cisumdawu yang sangat cepat, Sumedang dapat menjadi destinasi one-day trip bagi Bandung dan Cirebon, sekaligus weekend getaway bagi wisatawan Jabodetabek,” katanya.
Bahkan, jelasnya, jika dikelola dengan konsep green tourism dan smart tourism, Sumedang bisa menjadi wajah baru pariwisata Jawa Barat bagian timur.
“Keunikan budaya harus dipelihara agar jadi ciri unik nan menarik. Infrastructure and Culture are two sides of coin. Tak boleh pembanguan infrastruktur membunuh kultur, membunuh ciri-ciri budaya lokal,” katanyaan.
Budhiana juga menilai, keunggulan Sumedang tidak berhenti pada ekonomi dan pariwisata. Kabupaten ini menjadi pelopor digitalisasi birokrasi di tingkat nasional. Semua proses administrasi, mulai dari pembuatan KTP, KK, hingga layanan kesehatan, dilakukan secara cepat, transparan, dan mudah diakses.
“Dengan populasi sekitar 1,1 juta jiwa, bupati dapat memantau pola penyakit, tren kesehatan, sampai kebutuhan layanan publik berdasarkan data real-time,” katanya.
Kondisi ini, lanjut Budhiana, membedakan Sumedang dari daerah lain. Keberanian melakukan digitalisasi pemerintahan secara radikal. Pemerintah kabupaten membangun platform invest.sumedangkab.go.id, sebuah portal modern yang memudahkan investor mengakses peluang, potensi lahan, regulasi, dan layanan.
“Semua melalui satu journey yang intuitif. Platform ini menegaskan bahwa Sumedang tidak hanya membuka pintu bagi investor, tetapi menyediakan lorong yang terang, jelas, dan tanpa hambatan,” tegasnya.
Lebih menarik lagi, Sumedang membangun dashboard transparansi fiskal yang memungkinkan masyarakat mengetahui berapa uang masuk ke Sumedang dan digunakan untuk apa, bahkan pada level harian. Dengan prinsip good data, good decision; bad data, bad decision, Sumedang menjadikan data sebagai milik publik.
“Prinsipnya jelas: move the data to the people, not move the people to the data. Ini adalah bentuk pemerintahan modern yang jarang ditemukan di daerah lain,” katanya.
Dengan seluruh capaian tersebut, Sumedang adalah kabupaten yang paling siap menghadapi era global shift hari ini. Sumedang menjadi contoh bagaimana pemerintah daerah bisa menyambut ekonomi global tanpa kehilangan akuntabilitas, transparansi, dan kedekatan dengan rakyat.
Di lingkup lebih besar, Rebana Metropolitan akan terus bekerja untuk menyiapkan enam kabupaten/kota lain agar mampu memasuki dunia connectography dengan percaya diri: digital, terhubung, kompetitif, dan inklusif.
Jawa Barat ingin menang. Dan kemenangan itu harus dibangun dari konektivitas, keunggulan talenta, keberanian berubah, dan kemampuan membaca arah geopolitik global. Sumedang telah memulai langkah itu dan menjadi peta jalan bagi masa depan Jawa Barat.
| Imar Permana, Perajin Panahan di Jatinangor, Bunuh Kakak Ipar Pakai Pisau Raut |
|
|---|
| Kasus Pembunuhan di Sumedang: Polisi Niat Periksa Kejiwaan Pelaku, Tapi Ditolak Pengacara |
|
|---|
| Motif Pria di Cipacing Sumedang Habisi Nyawa Kakak Ipar, Emosi Kakaknya Sering Di-KDRT Korban |
|
|---|
| Pertamina Patra Niaga Regional JBB Dukung Pelaksanaan Satuan Pendidikan Aman Bencana |
|
|---|
| Sekolah Seni Rakyat Longser: Dari Saung ke Kelas Model Edu Tourism yang Aman, Lucu, dan Berdaya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Bupati-Sumedang-Dony-Ahmad-Munir-saat-menjadi-pembicara-dalam-West-Java-Investment-Summit.jpg)