Dompet Dhuafa Gagas “Gaza Development Fund” dalam Deklarasi Asia Pasifik Untuk Palestina

Dompet Dhuafa gagas “Gaza Development Fund” dalam Deklarasi Asia Pasifik untuk Palestina, 8/11/2025, di Aula Nusantara, Gedung DPR RI, Jakarta.

Istimewa
DEKLARASI ASIA PASIFIK - Dompet Dhuafa gagas “Gaza Development Fund” dalam Deklarasi Asia Pasifik untuk Palestina, 8/11/2025, di Aula Nusantara, Gedung DPR RI, Jakarta. 

TRIBUNJABAR.ID - JAKARTA -  Pada Sabtu sore (8/11/2025), di Aula Nusantara, Gedung DPR RI, Jakarta, perhelatan “Konferensi Asia Pasifik Untuk Palestina” telah selesai dilaksanakan dan menghasilkan dokumen rekomendasi bersama yang diberi nama "The Asia Pacific Declaration for Palestine 2025". Sebanyak 125 peserta dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Australia, Maladewa, Bangladesh, juga Kamboja mengikuti semua sesi, pleno maupun sesi paralel sejak Jum’at, 7 Oktober 2025. Upaya kolektif masyarakat Asia-Pasifik untuk menghentikan genosida di Palestina mencapai babak baru yang strategis.

Konferensi ini menghasilkan Deklarasi Asia Pasifik yang menekankan dukungan atas kemerdekaan Palestina, hukuman bagi pelaku genosida, dan di antaranya mencetuskan gagasan pembentukan “Gaza Development Fund” usulan Dompet Dhuafa yang mendapatkan amanah menjadi Narasumber untuk merumuskan konsep pemulihan Palestina pasca-konflik. Konferensi ini juga telah menetapkan Jakarta sebagai markas dari Asia Pacific Global Coalition on Al-Quds and Palestine (GCAP). Dengan begitu, kerja panjang masyarakat sipil Asia Pasifik untuk turut membangun Palestina yang berdaulat telah resmi diluncurkan.

2 Dompet Dhuafa gagas “Gaza Development Fund” dalam Deklarasi Asia Pasifik
DEKLARASI ASIA PASIFIK - Dompet Dhuafa gagas “Gaza Development Fund” dalam Deklarasi Asia Pasifik untuk Palestina, 8/11/2025, di Aula Nusantara, Gedung DPR RI, Jakarta.

Kehadiran Ketua Yayasan Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, sebagai pembicara dalam sesi Paralel 4 Room 2 menegaskan posisi Dompet Dhuafa sebagai garda terdepan dalam filantropi kemanusiaan. Dalam sesi "Agenda Aksi Bersama Asia Pasifik untuk Palestina," Dompet Dhuafa mempresentasikan topik krusial: “Gaza Development Fund (GDF): Gerakan Dana Abadi Bersama”. Inisiatif ini menandai pergeseran fokus bantuan dari sekadar respons darurat menjadi kerangka kerja jangka panjang yang mendukung program rekonstruksi Gaza dan kemerdekaan Palestina.

Gaza Development Fund (GDF) merupakan suatu mekanisme pendanaan strategis yang dirancang untuk mendukung proses pemulihan dan pembangunan kembali Gaza secara menyeluruh dan berkelanjutan. Dana ini berfokus pada pengembangan sektor-sektor produktif, penguatan kapasitas ekonomi masyarakat, serta pembangunan infrastruktur sosial dan ekonomi yang tangguh.

GDF memiliki visi menjadi instrumen yang mengelola sumber daya keuangan yang berkelanjutan dan mandiri untuk mendukung pembangunan kembali infrastruktur, layanan sosial, dan penguatan ekonomi lokal Gaza, serta memastikan martabat dan hak penentuan nasib sendiri (self-determination) bagi rakyat Palestina.

“Dompet Dhuafa sangat mendukung konferensi ini, dan alhamdulillah, kita mendapatkan kesempatan menjadi narasumber untuk menyampaikan gagasan mengenai Gaza Development Fund (Dana Membangun Gaza) yang didedikasikan bisa menghimpun dana dalam rangka membantu masyarakat Gaza khususnya dalam menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan seperti rumah sakit, klinik, sekolah, pasar, masjid, dan sarana lain di sektor strategis lainnya,” tegas Ahmad Juwaini.

“GDF merupakan pola pengumpulan dana dari masyarakat yang terdiri dari Endowment Fund (Dana Abadi) dan Non-Endowment Fund. Dana abadi akan kita investasikan dan hasilnya dipakai untuk membangun proyek-proyek yang bermanfaat di Gaza. Dan Non-Endowment Fund kita bisa manfaatkan untuk kebutuhan yang bersifat segera,” paparnya.

Endowment Fund (Dana Abadi) bersumber dari dana wakaf (endowment) yang dikelola secara produktif untuk menghasilkan manfaat jangka panjang dan berkelanjutan, dengan target minimal imbal hasil investasi 6 persen per tahun. Hasil pengelolaan wakaf ini menjadi sumber pembiayaan tetap bagi program pembangunan Gaza. Terdapat satu rekening penampung yang dibentuk badan hukum forumnya, dan/atau menggunakan rekening masing-masing lembaga namun pengelolaannya mengikuti sistem GDF

Sedangkan, Non-Endowment Fund bersumber dari ZIS (Zakat, Infak, Sedekah), CSR, serta donasi publik lainnya, yang digunakan secara langsung untuk pembiayaan operasional, pembangunan infrastruktur, serta kebutuhan pemulihan jangka pendek dan menengah.

“Setelah ini tentu kita harus perkuat sinergi dengan semua lembaga yang terlibat maupun yang peduli Palestina, lingkup nasional dan internasional. Perkuat sektor-sektor, garap dengan tata kelola yang baik, dalam satu jaringan bersama. Tentu terima kasih pada MUI sebab ini merupakan pintu yang terbuka lebar,” imbuh Ahmad Juwaini.

sesi yang sama, Ambassador Globall Alliance of Humanity Solidarity for Palestine, Yuli Mumpuni Widarso, dengan lugas menyerukan diplomasi total. “Jika dalam dunia sepakbola ada istilah ‘total football’, maka saya gunakan ‘total diplomacy’ untuk Palestina. Palestina sudah menderita sejak negara Israel terbentuk, bukan 7 Oktober 2023,” serunya. Ia juga mengatakan, “Kita adalah kekuatan konkret. Bahkan karena (solidaritas) ini, dalam dua tahun terakhir banyak negara-negara yang sadar dan mengakui Palestina.”

Senada dengan itu, penguatan komunitas khususnya anak-anak muda kreatif dan informasi yang terpusat merupakan gagasan yang muncul untuk kepedulian bagi Palestina. Maimon Herawati selaku Akademisi serta Youth & Women’s Movement Alliance, meminta untuk terbukanya akses bagi anak-anak muda kreatif dengan para penentu kebijakan. Sebab, para anak muda ini juga akan menjadi pemeran-pemeran kemanusiaan untuk Palestina di waktu yang akan datang. Begitu pula suara dari Malaysia, Fauziah Abd Hasan selaku Head of Asia Pacific Public Literacy Movement, yang menyampaikan gagasan untuk meluncurkan literatur solidaritas untuk Palestina yang terpusat dalam suatu platform.

Turut memberikan pernyataan di akhir perhelatan, Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan menyampaikan, “Dompet Dhuafa telah memberikan kontribusi nyata dalam mensukseskan konferensi Asia Pasifik Untuk Palestina. Kita ketahui Dompet Dhuafa lahir dari kesadaran membela kemanusiaan, membela kemiskinan untuk mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan. Karena itu, saudara-saudara kita di Palestina adalah bagian dari kemanusiaan yang universal dan kemanusiaan yang mampu memberi motivasi bagi kita semua.”

Konferensi bertajuk “Penguatan Aliansi untuk Bela Palestina” ini diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Global Coalition for Al-Quds and Palestine, dan sejumlah lembaga filantropi lainnya. Perhelatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Koalisi Global di Istanbul, Turki, dan bertujuan untuk memperkuat solidaritas, merumuskan langkah nyata, dan membangun agenda bersama di kawasan Asia Pasifik.

Melalui peran strategis Dompet Dhuafa sebagai perumus konsep pendanaan berkelanjutan, Konferensi Asia Pasifik untuk Palestina ini diharapkan tidak hanya menguatkan dukungan moral dan diplomatik, tetapi juga meletakkan fondasi yang kokoh bagi pemulihan dan masa depan kemerdekaan rakyat Palestina. Semoga setiap langkah kebaikan yang terjalin bagi solidaritas untuk Palestina menjadi bagian dari upaya bersama untuk memulihkan hak kemanusiaan mereka.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved