Demo Pekerja Pariwisata di Gedung Sate
Didemo Sopir Bus Pariwisata, Dedi Mulyadi: Semakin Jelas Bahwa Study Tour Sebenarnya adalah Piknik
Saat dikonfirmasi, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tidak merespons pertanyaan awak media untuk menanggapi aksi demontrasi sopir bus.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Sejumlah sopir, kernet bus, dan pelaku usaha pariwisata di Jawa Barat, mendesak Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi mencabut Surat Edaran (SE) nomor 45/PK.03.03.KESRA tentang larangan menggelar studi tour.
Desakan itu disampaikan dalam aksi unjuk rasa yang digelar di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (21/7/2025).
Saat dikonfirmasi, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi tidak merespons pertanyaan awak media untuk menanggapi aksi demontrasi yang dilakukan sopir bus pariwisata itu.
Dedi Mulyadi menyebutkan bahwa dirinya sudah menjawab dan membuat pernyataan terkait aksi demontrasi sopir bus pariwisata itu di tiktok.
"Tadi pagi sudah ada pernyataan saya di TikTok," ujar Dedi Mulyadi usai menghadiri peresmian pengairan pertanian di Desa Pangumbahan, Sukabumi, Selasa (22/7/2025).
Disinggung terkait tuntutan pencabutan larangan studi tour, Dedi Mulyadi juga memberikan jawaban sama, ia berkilah sudah memberikan pernyataannya di tiktok.
"Kan sudah ada pernyataan saya tadi (di TikTok)," ucap Dedi Mulyadi.

Saat demo kemarin, Koordinator aksi solidaritas para pekerja pariwisata Jawa Barat, Herdi Sudardja mengatakan, aksi itu dilakukan karena dampak dari SE yang dikeluarkan pada Mei 2025 telah menyengsarakan para sopir, kernet dan pelaku usaha pariwisata.
"Tuntutan kita itu hanya satu, cabut larangan Gubernur kegiatan studi tur sekolah. Dari sekolah di Jawa Barat ke luar Jawa Barat," ujar Herdi, di Gedung Sate, Senin (21/7/2025).
Pihaknya berharap dapat bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk menyampaikan aspirasi secara langsung.
"Kami sudah melakukan beberapa upaya, termasuk audensi, termasuk para pengusaha dari sektor transformasi pariwisata Jabar, sudah melayangkan surat yang saya dapat info ke Gubernur pada bulan Mei 2025. Saat itu tidak direspon oleh yang bersangkutan oleh Gubernur," katanya.
Herdi pun menilai Gubernur Jabar, tebang pilih dalam menemui masyarakat. Sebab, selama ini, Dedi Mulyadi belum pernah bertemu dengan pelaku maupun pekerja usaha pariwisata.
"Gubernur Jabar ini sepertinya ingin bertemu dan selalu memilih oligarki. Dengan si a, si b, katakanlah mau bertemu, tapi dengan pengusaha dari sektor pariwisata tidak mau bertemu," ucapnya.
Herdi pun mengancam akan menggelar aksi lebih besar, jika hari ini Dedi Mulyadi tak menemui masa aksi.
Batal Demo Tolak Larangan Studi Tur, Pekerja Pariwisata Minta Gubernur Dedi Mulyadi Revisi Kebijakan |
![]() |
---|
Kecewa Dijawab Lewat Medsos, P3JB Minta Dukungan DPR RI Desak Dedi Mulyadi Cabut Larangan Study Tour |
![]() |
---|
Dampak Dedi Mulyadi Larang Study Tour, 50 Persen Pendapatan Pekerja Pariwisata Hilang |
![]() |
---|
Beda Study Tour dan Piknik seperti Disebut Dedi Mulyadi, antara Rekreasi Murni atau Sambil Belajar |
![]() |
---|
Sekolah di Bandung Bingung Sikapi soal Study Tour, Harus Ikut Larangan KDM atau Izin Farhan? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.