Tarif Impor AS 19 Persen Dianggap Terendah di ASEAN, Pengamat: Waspadai Dampak bagi Industri Lokal
Meskipun secara angka terlihat menguntungkan, keberhasilan diplomasi perdagangan tidak bisa dinilai hanya dari tarif yang rendah.
Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
Rizaldy menilai kesepakatan ini berpotensi menjadi solusi saling menguntungkan, asalkan prinsip resiprokal diterapkan dan ada evaluasi berkala atas sektor-sektor strategis.
Menurutnya, penurunan tarif impor dari AS memang bisa menjadi peluang, tapi sekaligus tantangan besar.
Dia menambahkan tanpa kebijakan protektif yang cermat, industri nasional bisa terancam oleh gelombang produk asing yang lebih murah.
Oleh karena itu, lanjut dia, pemerintah dituntut bersikap adaptif, strategis, dan transparan dalam menyikapi dinamika perdagangan global. (*)
Rekomendasi untuk Anda
Baca Juga
Indonesia Diduga Ekspor Lagi Terumbu Karang Selepas Susi Tak Jabat Menteri, Tuai Kecaman Aktivis |
![]() |
---|
Majalengka Ekspor Sayuran ke Malaysia dan Singapura, Bupati Eman Dorong Petani Manfaatkan Peluang |
![]() |
---|
Praktisi Keuangan: Tanpa Sosialisasi, Pembekuan Rekening Tak Aktif Rawan Timbulkan Ketidakpercayaan |
![]() |
---|
Wamendag RI Lepas Ekspor 3 Kontainer Kopi Robusta Subang ke China Senilai 265 Ribu USD |
![]() |
---|
DAFTAR Komoditas Pertanian AS yang Rutin Dibeli Indonesia, AS Wajibkan Indonesia Beli Rp 73 Triliun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.