DAFTAR Komoditas Pertanian AS yang Rutin Dibeli Indonesia, AS Wajibkan Indonesia Beli Rp 73 Triliun

Anggota Komisi IV DPR RI, Riyono Caping, menilai kesepakatan tarif ekspor 19?gi Indonesia ke Amerika perlu mendapat atensi bagi Presiden Prabowo. 

Editor: Ravianto
istimewa
KEDELAI - Ilustrasi mengolah kedelai menjadi tahu. Kedelai menjadi komoditas pertanian AS yang paling banyak diimpor Indoensia. AS mewajibkan Indonesia membeli komoditas pertanian mereka senilai Rp 73 triliun. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengumumkan bahwa produk impor asal Indonesia akan dikenai tarif sebesar 32 persen, mulai berlaku per 1 Agustus 2025.

Donald Trump kemudian menurunkan tarif impor barang-barang dari Indonesia ke AS dari yang awalnya 32 persen menjadi 19 persen.

Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menjelaskan kesepakatan dagang terbaru yang disetujui oleh AS dan Indonesia.

Menurut Trump, Indonesia akan membuka pasarnya sepenuhnya untuk produk AS, membeli 15 miliar dolar energi, 4,5 miliar dolar produk pertanian, dan 50 pesawat Boeing,

Selain itu, ekspor AS ke Indonesia bebas tarif, sementara ekspor Indonesia ke AS dikenai tarif 19 persen.

Anggota Komisi IV DPR RI, Riyono Caping, menilai kesepakatan tarif ekspor 19 persen bagi Indonesia ke Amerika perlu mendapat atensi Presiden Prabowo. 

Apalagi, selain menurunkan tarif dari 32 ke 19%, Indonesia juga diwajibkan membeli produk produk pertanian senilai Rp73 T.

Riyono mengutip data dari United States Department of Agriculture (USDA) dalam laporan 2024 United States Agricultural Export Year Book.

Dalam laporan tersebut, terdapat beberapa komoditas pertanian utama yang rutin diimpor Indonesia dari AS dalam lima tahun terakhir, di antaranya

  • kedelai: US$1,25 miliar
  • biji-bijian penyuling: US$278 juta
  • pakan, makanan lainnya dan makanan ternak: US$261 juta
  •  susu: US$245 juta
  • gandum: US$145 juta
  • kapas: US$139 juta
  • daging sapi dan produk daging sapi: US$93 juta
  • bungkul kedelai: US$78 juta
  • produk antara lainnya: US$53 miliar
  • olahan pangan: US$48 miliar

“Melihat daftar produk di atas maka kedelai menempati urutan paling besar 1.25 milir US dollar. Memang produksi dalam negeri jauh dari cukup, kita masih perlu kedelai untuk dalam negeri," kata Riyono kepada wartawan, Sabtu (19/7/2025).

Dia mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara agraris memang secara produk pertanian masih belum banyak yang bisa swasembada, saat ini baru beras yang kokoh dan berani stop impor. 

Menurut Riyono, kesepakatan ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk melihat lebih dalam kebijakan untuk melindungi dan menjaga petani tetap bisa sejahtera.

Kebijakan subsidi harus tetap diberikan kepada petani muda, usaha pertanian kelompok tani dan gabungan kelompok tani. 

“Memang tidak mudah, akses penuh non tarif Amerika yang pertanian mereka sudah maju ke Indonesia, bisa membuat banjir produknya masuk ke sini. Perlu perlindungan lebih kepada petani kita," kata Legislator PKS itu.

Bentuk perlindungan yang bisa diberikan mulai level negara sampai kelompok, dikatakan Riyono, melalui penguatan kebijakan anggaran pertanian minimal 2.5% atau 75 triliun, penguatan petani muda, beasiswa bagi anak petani serta jaminan pembelian produk pertanian saat musim panen dan juga asuransi buat gagal panen. 

“Indonesia adalah poros pangan dunia secara potensi, kita tidak boleh kalah dengan siapapun dalam urusan Pertanian dan perikanan. Kata kuncinya adalah kesejahteraan petani dan rakyat,” tandas Riyono.(*)

Chaerul Umam/Tribunnews

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved