Breaking News

Di Tengah Keprihatinan Minimnya Jumlah Siswa, SMK Bina Budi Purwakarta Tetap Gelar MPLS

Suasana di lingkungan Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) di bawah naungan Yayasan YASRI tampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Senin (14/7/2024). 

Penulis: Deanza Falevi | Editor: Giri
Tribun Jabar/Deanza Falevi
BANGKU KOSONG - Pelaksanaan MPLS di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bawah naungan Yayasan YASRI, Purwakarta, yang minim siswa. Terlihat banyak bangku kosong, Senin (14/7/2025). 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Deanza Falevi

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Suasana di lingkungan Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) di bawah naungan Yayasan YASRI tampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Senin (14/7/2024). 

Aula yang digunakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tampak lengang, banyak bangku kosong di bagian belakang. 

Namun, semangat para siswa yang mengikuti MPLS tetap tergambarkan. Mereka mengenakan topi kertas, selempang nama, dan membawa papan nama kreatif dari kertas karton ciri khas kegiatan pengenalan sekolah yang tetap dipertahankan meski pesertanya hanya belasan.

Dua sekolah di bawah naungan Yayasan YASRI, SMK Bina Budi dan SMK Farmasi YASRI, yang berada di Jalan Veteran, Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, tetap melaksanakan MPLS secara penuh. Jumlah siswa terbatas tidak menjadi masalah.

Baca juga: 10 Contoh Surat Kesan dan Pesan Singkat untuk Kakak Kelas Pendamping MPLS 2025 yang Menyentuh Hati

SMK Bina Budi hanya menerima delapan siswa, sedangkan SMK Farmasi mendapatkan 13 siswa.

"Walaupun jumlah siswa sedikit, kami tetap melaksanakan MPLS dengan semangat. Pembukaan tadi pagi diikuti seluruh unit dari TK sampai SMK di bawah naungan YASRI," ujar Kepala SMK Bina Budi, Aam Aminah, saat ditemui Tribunjabar.id, Senin.

Dia menyebutkan, MPLS dijadwalkan berlangsung  tiga hari, dari Senin (14/7) hingga Rabu (16/7). Khusus Kamis (17/7) dan Jumat (18/7/2025), akan digunakan untuk pengenalan kegiatan ekstrakurikuler. 

Demi efisiensi, kegiatan MPLS untuk siswa SMK Bina Budi digabung dengan SMK Farmasi YASRI, sehingga total peserta menjadi 21 orang.

Bangku-bangku yang kosong memang menyisakan keprihatinan. Namun para guru tetap berkomitmen untuk menjalankan proses belajar-mengajar seperti biasa. 

"Dari delapan siswa, kami tetap buka dua jurusan, akuntansi dan perkantoran. Masing-masing empat siswa. Pelajaran adaptif dan normatif disatukan, yang produktif seperti kejuruan, khususnya, akan dipisah," ucap Aam.

Kondisi minim siswa ini tak pelak berdampak signifikan pada operasional sekolah. Sebagai sekolah swasta, Aam mengatakan, pendanaan mereka bergantung pada SPP dan dana bantuan dari pemerintah seperti BOS. 

"Tentu sangat berdampak, terutama untuk penggajian guru. Honor jadi sangat terbatas. Untuk efisiensi, kami kurangi penggunaan listrik, AC tidak dinyalakan, komputer hanya digunakan seperlunya," ucapnya.

Baca juga: Wakil Rakyat Soroti Keterlibatan TNI/Polri Dalam MPLS, Singgung Semua Punya Porsi Masing-masing

Situasi serupa dialami oleh SMK Farmasi YASRI.

Kepala SMK Farmasi YASRI, Jeni Jenal Mutaqin, mengungkapkan bahwa jumlah siswa terus menurun dalam tiga tahun terakhir. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved