Megathrust Benamkan Atlantis, Budayawan Tionghoa Gugah Kesiagaan Melalui Literasi Plato dan Joyoboyo

Isu Megathrust masih terus dibicarakan hingga kini, terutama di kawasan-kawasan yang terkena alur sesar Megathrust.

Artificial intelligence
ATLANTIS DAN MEGATHRUST - Ilustrasi Artificial intelligence (AI) bangunan dari Benua Atlantis yang hilang atau tenggelam karena gempa besar. Budayawan Tionghoa, Jeremy Huang Wijaya, menggugah kewaspadaan masyarakat melalui literasi tentang Atlantis. 

Menurut Jeremy Huang, Joyoboyo menuliskan hal itu melalui Ramalan Joyoboyo yang menarasikan Pulau Jawa akan terbelah. 

Ramalan Joyoboyo atau juga dikenal Jayabaya tentang Jawa terbelah dua pun menimbulkan multitafsir dengan berbagai kemungkinan penyebab yang diinterpretasikan.

"Ada yang mengaitkannya dengan bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami, ada pula yang mengaitkannya dengan geososial atau politik, seperti konflik antar daerah atau perubahan pemerintahan," ujarnya.

Salah satu interpretasi yang paling populer adalah potensi gempa Megathrust yang bisa membelah Pulau Jawa menjadi dua bagian.

Hal ini karena gempa Megathrust merupakan gempa bumi besar yang berasal dari zona subduksi dan bisa menyebabkan tsunami yang sangat dahsyat.

Namun demikian, Jeremy Huang Wijaya tetap mengajak masyarakat untuk tetap siaga namun tetap tenang sesuai dengan arahan lembaga pemerintah seperti BMKG. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved