100 Hari Kerja, Dedi Mulyadi Muncul Sendirian, Nasib Erwan Menyedihkan, Pemprov Jabar Tak Memuaskan

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terlihat superior berdasarkan Survei Evaluasi Publik Atas Kinerja 100 Hari Gubernur dan Wakil Gubernur di Jawa.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
Istimewa/ Dok Humas Pemprov Jabar
DEDI MARAH - Ekspresi wajah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat memarahi suporter Persikas Subang pada acara KDM Nganjang Ka Rakyat, Rabu (28/5/2025) malam. Dedi Mulyadi terlihat superior berdasarkan Survei Evaluasi Publik Atas Kinerja 100 Hari Gubernur dan Wakil Gubernur di Jawa. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terlihat superior berdasarkan Survei Evaluasi Publik Atas Kinerja 100 Hari Gubernur dan Wakil Gubernur di Jawa. Namun, kondisi itu tak diberangi dengan hal yang sama di sekelilingnya, yakni peran Wakil Gubernur Erwan Setiawan dan kinerja pemprov Jabar secara keseluruhan.

Berdasarkan survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia, Dedi berada di puncak klasemen di antara gubernur di Jawa. Tingkat kepuasan warga terhadap kinerja Dedi mencapai 94,7 persen.

Founder & Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan, tingkat kepusan kepada Dedi perinciannya adalah 41 persen sangat puas, 54 persen cukup puas, 4 persen kurang puas, tidak menjawab 1 persen.

Baca juga: Dedi Perintahkan Bupati Bandung Barat Evaluasi Tata Ruang di Lembang, Kalau Melanggar Dibongkar

"Dalam survei kalau responden di Jabar kita tanya kepuasan atau ketidakpuasan terhadap Dedi Mulyadi. Di Jawa Barat total 94,7 persen warga Jabar yang puas sama Dedi Mulyadi. Khusus yang menjawab sangat puas tinggi sekali," ujar Burhanuddin dalam rilis secara daring, Rabu (28/5/2025).. 

Hanya saja, kata dia, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Gubernur Jabar itu tidak diikuti dengan hasil survei terhadap Erwan Setiawan sebagai Wakil Gubernur Jabar. 

Burhanuddin menyebut publik yang puas dengan kinerja Erwan hanya 9 persen, cukup puas 52 persen, kurang puas 19 persen, tidak puas sama sekali 1 persen, dan tidak menjawab 19 persen, dengan total 61,3 persen.

"Di Jabar Pak Erwan gapnya cukup jauh ya antara yang puas sama Dedi Mulyadi sebagai gubernur dengan Pak Erwan sebagai wakil gubernur. Di sini overall memang Dedi Mulyadi sangat tinggi," katanya.

Selain di Jabar, survei juga dilakukan di DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, dan Banten.

Hasilnya, 83,8 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja Gubernur DIY, Gubernur Jatim 75,3 persen, Gubernur Jateng 62,5 persen, Gubernur Jakarta 60 persen, dan Gubernur Banten 50,8 persen.

Baca juga: Dedi Mulyadi Ungkap Pentingnya Sistem Rekrutmen Tenaga Kerja yang Manusiawi dan Berbasis Digital

"Jadi kalau dibulatkan 95 persen warga Jabar yang puas sama Dedi Mulyadi. Overall memang Dedi Mulyadi sangat tinggi," katanya.

Burhanuddin juga menjelaskan, tingkat kepuasan publik itu tidak didasari oleh faktor teknokratik semata. Menurut dia, ada juga faktor lain yang menyumbang tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemimpin.

"Jadi bukan semata-mata faktor kinerja, tapi banyak juga sumbangan faktor emosi. Jadi persepsi itu tidak semata-mata dibentuk keberhasilan bagi seorang pemimpin dalam menyelesaikan agenda teknokratik, tapi juga persepsi bahwa pemimpin itu betul-betul dianggap bekerja untuk rakyat. Jangan langsung buru-buru mengambil kesimpulan bahwa faktor kinerja yang menyumbang, ada banyak variabel," ucapnya. 

Baca juga: Gak Punya Otak Kamu! Dedi Mulyadi Murka Acaranya di Subang Diganggu Teriakan Suporter Persikas

Bukan cuma itu, kepuasan terhadap Dedi juga tak sejalan dengan tingkat kepuasan terhadap kinerja Pemerintah Provinsi Jabar di berbagai bidang. 

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Indikator Politik Indonesia, tingkat kepuasan dengan kinerja Pemprov Jabar dalam berbagai bidang, hasilnya di bawah 50 persen.

Direktur Riset Indikator Politik Indonesia, Adam Kamil, mengatakan, dalam survei ini terjadi kesenjangan antara persepsi terhadap pemimpin dan institusi yang dipimpinnya. 

"Umumnya, masyarakat menilai kinerja pemerintah provinsi cukup positif. Tapi ketika kita telaah lebih dalam, ada beberapa isu spesifik yang ternyata belum terlalu memuaskan publik," ujar Adam Kamil, Rabu (28/5/2025).

Baca juga: Survei Indikator 100 Hari Kerja Dedi Mulyadi, Tingkat Kepuasan Tinggi Tapi Bukan Cuma karena Kinerja

Di Jawa Barat, kata dia, terdapat beberapa poin yang kurang meyakinkan evaluasi publiknya, yakni masalah kemiskinan 42 persen, masalah kemudahan akses permodalan 43 persen, pembinaan koperasi 43 persen, dan peningkatan kualitas tenaga kerja 47 persen. 

Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menambahkan, responden dalam survei ini cenderung memisahkan penilaian antara institusi pemprov dengan figur pemimpinnya.

Warga Jabar, kata dia, seolah memberikan kredit kepada pribadi Dedi Mulyadi, tapi tidak pada institusinya.

"Jawa barat menarik, persepsi terhadap Gubernur Dedi Mulyadi sangat positif, tetapi kinerja pemprov di beberapa isu di bawah 50 persen. Artinya sepertinya warga Jabar itu memberi kredit Dedi Mulyadi sebagai gubernur, tetapi kinerja pemprovnya tidak seluruhnya diapresiasi," ujar Burhanuddin.

Baca juga: Dedi Perintahkan Bupati Bandung Barat Evaluasi Tata Ruang di Lembang, Kalau Melanggar Dibongkar

Menurut Burhanuddin, ada faktor partisan yang berperan dalam memengaruhi persepsi publik. Selain itu, terdapat pula kecenderungan publik untuk hanya memuja pemimpinnya dan mengabaikan kinerja institusinya.

"Ada efek partisan yang membuat mereka tidak menyalahkan pemimpinnya. Padahal sebagai pemimpin tidak bisa dipisahkan dari tugasnya untuk mengonsolidasi birokrasinya, yang disalahkan menterinya, yang disalahkan pemprovnya," ucapnya.

Menurutnya, fakta itu kurang positif untuk demokrasi.

"Kita jangan sampai memunculkan kultus. Makanya kalau ada kinerja institusi yang tidak positif, pemimpinnya juga harus dimintai pertanggungjawaban," ucapnya.

Survei Indikator Politik Indonesia tersebut dilakukan pada 12-19 Mei 2025, menggunakan metode multi stage random sampling, dengan margin of error berkisar antara 5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Survei ini dilakukan dengan cara wawancara tatap muka, melibatkan 600 responden secara acak dari berbagai daerah di Jawa Barat. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved