Jejak Waisak di Ciremai: Embun, Cahaya, dan Ribuan Pendaki dari Penjuru Negeri

Basecamp Apuy sendiri terletak di Desa Argamukti, Kecamatan Argapura, sekitar 26,3 km dari pusat Alun-Alun Kota Majalengka.

Tribuncirebon.com / Adhim Mubaroq
Para pendaki memasuki jalur Apuy menuju Gunung Ciremai, di Desa Argamukti, Kecamatan Argapura, KAbupaten Majalengka. 

Laporan Kontributor Adim Mubaroq

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Mentari baru menepi di lereng Gunung Ciremai. Embun menggantung di ujung daun, menyatu dengan sejuk udara pagi itu. Cahaya matahari menembus pelan di antara celah-celah pohon pinus, menyinari jajaran warung-warung kecil yang sudah buka sejak dini hari.

Aroma mi rebus dan kopi sachet tercium dari balik ceret-ceret yang mengepul di sudut basecamp Apuy. Suasana di pos pendakian begitu hidup. Warna-warni jaket gunung, berbagai peralatan dan warung-warung sederhana menyatu dalam satu harmoni khas alam bebas.

Para pendaki dari berbagai penjuru daerah—anak-anak muda, pria dewasa, hingga kelompok perempuan tangguh—tampak sibuk bersiap. Ada yang melipat sleeping bag, mengecek tali sepatu, hingga berbagi cerita sambil sarapan ringan.

Mereka datang dari berbagai daerah. Ada yang berombongan, ada pula yang sendiri, semuanya berkumpul dengan satu tujuan: menjejakkan kaki di puncak tertinggi Jawa Barat, Gunung Ciremai yang menjulang 3.078 Mdpl. Libur panjang Hari Raya Waisak 2025—yang jatuh pada 10 hingga 13 Mei—jadi momentum sempurna untuk menyapa alam.

“Baru kali ini saya mendaki jalur ini, suasana begitu ramai, ramah, segar udaranya,” kata Reni (27), pendaki asal Bandung, yang baru pertama kali mencoba jalur Apuy, Desa Argamukti, Kecamatan Argapura, Selasa (12/5/2025).

Begitu sampai, pendaki akan disambut suasana khas kaki gunung. Deretan warung yang menjual perlengkapan dan makanan ringan berdiri di sekitar pos registrasi. Pendaki yang baru datang tampak beristirahat, mengatur carrier, mengecek logistik, atau sekadar menyeruput teh hangat sambil memandang langit yang mulai berwarna keemasan.

“Senang lihat semua tertib. Ada yang check in, ada yang baru turun dan langsung check out. Yang penting semua jaga kebersihan dan saling bantu,” kata salah satu pemilik warung yang sudah berjualan di sekitar Apuy.

Saat hari berganti siang, pendaki mulai bergerak satu per satu menapaki jalur. Langkah demi langkah, mereka meninggalkan keramaian basecamp menuju kesunyian hutan. Setiap jejak terasa bermakna. Di Ciremai, pendakian bukan sekadar olahraga atau liburan, tapi perjalanan jiwa. Ruang kontemplasi dalam dekapan alam.

“Di sini kita belajar menghargai napas, menghitung langkah, dan berdamai dengan diri sendiri,” ucap Andri (31), pendaki asal Jakarta yang sudah kali ketiga menapaki Ciremai.

Ribuan Pendaki

Menurut data Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), sebanyak 1.503 orang mendaki Ciremai selama libur Waisak. Dari lima jalur resmi yang dibuka—Palutungan, Linggarjati, Linggasana di Kuningan serta Apuy dan Sadarehe di Majalengka—jalur Apuy menjadi yang paling ramai.

Sebanyak 678 orang tercatat naik melalui jalur ini, disusul Sadarehe dengan 582 pendaki. Sementara jalur lain tercatat lebih lengang: Palutungan (195), Linggarjati (39), dan Linggasana (9).

"Momentum libur Hari Raya Waisak dari 10 hingga 13 Mei 2025, tercatat sebanyak 1.503 orang melakukan pendakian ke Ciremai," kata Kepala Sub Bagian Humas, Promosi, dan Pemasaran BTNGC, Ady Sularso, Rabu (14/5/2025).

Basecamp Apuy sendiri terletak di Desa Argamukti, Kecamatan Argapura, sekitar 26,3 km dari pusat Alun-Alun Kota Majalengka. Waktu tempuh ke lokasi berkisar satu jam menggunakan kendaraan pribadi. Alternatif lainnya adalah naik elf jurusan Majalengka-Maja, dilanjutkan ojek atau angkutan lokal bak terbuka menuju basecamp.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved