Jejak Waisak di Ciremai: Embun, Cahaya, dan Ribuan Pendaki dari Penjuru Negeri

Basecamp Apuy sendiri terletak di Desa Argamukti, Kecamatan Argapura, sekitar 26,3 km dari pusat Alun-Alun Kota Majalengka.

Tribuncirebon.com / Adhim Mubaroq
Para pendaki memasuki jalur Apuy menuju Gunung Ciremai, di Desa Argamukti, Kecamatan Argapura, KAbupaten Majalengka. 

Check in dilakukan antara pukul 08.00 sampai 11.00 WIB di hari kerja, dan mulai 07.30 sampai 12.00 WIB di hari libur. Sementara check out maksimal pukul 17.50 di hari biasa dan 18.00 saat akhir pekan. Pendaki wajib membawa KTP dan surat Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) saat registrasi.

Pendakian yang Butuh Persiapan Matang

Meski ramai, BTNGC menegaskan, tidak ditemukan insiden serius selama periode liburan. Namun, pendaki tetap diimbau untuk waspada, mengingat cuaca di sekitar Ciremai yang masih labil dengan potensi hujan dan angin kencang.

Ady menegaskan pentingnya membawa perbekalan yang cukup, terutama air minum, makanan ringan bergizi, pakaian hangat, jas hujan, dan perlengkapan seperti headlamp, sleeping bag, serta alat komunikasi.

"Jalur pendakian Gunung Ciremai juga menawarkan tantangan tersendiri bagi para pendaki dari berbagai tingkat pengalaman,” kata Ady.

Waktu tempuh pendakian dari basecamp Apuy hingga ke puncak biasanya di tempuh 2 hari 1 malam hingga 3 hari 2 malam. Jalur ini menawarkan lanskap hutan tropis, tebing-tebing batu, dan jika beruntung, lautan awan saat pagi hari di puncak.

"Gunung Ciremai dikenal sebagai salah satu jalur pendakian yang menantang di Pulau Jawa,” tutur Ady.

Waisak tahun ini meninggalkan jejak tak hanya di batu dan tanah jalur pendakian, tapi juga di hati mereka yang pernah mendaki. Di tengah embun, cahaya pagi, dan riuh warung di kaki gunung, Ciremai mengajarkan bahwa pulang tak selalu ke rumah. Kadang, pulang adalah kembali menyatu dengan alam.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved