Pemusnahan Bom di Garut Makan Korban

Dede Masih Tak Percaya Kehilangan Suami Akibat Ledakan Maut di Garut, Endang Sopir Bahan Peledak

Dede (38) menyangka menyangka suaminya, Endang Rahmat (43), menjadi korban pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Garut.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Giri
Tribun Priangan/Jaenal Abidin
BERI KETERANGAN - Dede (38) ketika memberikan keterangan soal suaminya, Endang, yang tewas saat kegiatan pemusnahan amunisi kedaluwarsa di Pantai Cibalong, Kabupaten Garut, Senin (12/5/2025). 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Dede (38) menyangka menyangka suaminya, Endang Rahmat (43), menjadi korban pemusnahan amunisi kedaluwarsa yang terjadi di Pantai Cibalong, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Endang merupakan satu dari 13 korban meninggal dalam peristiwa yang terjadi pada Senin (13/5/2025).

Endang merupakan korban yang berasal dari Kampung Ciudian, Desa Ciudian, Kecamatan Singajaya, Kabupaten Garut.

Korban warga sipil lainnya berasal dari Kecamatan Pameungpeuk dan Cibalong.

Sedangkan empat korban merupakan anggota TNI.

Endang yang meninggalkan tiga anak tersebut awalnya hanya berprofesi sebagai pekerja proyek. Dia baru pertama kali menjadi pegawai pada pemusnahan amunisi. Statusnya sopir mengangkut bahan peledak kedaluwarsa yang akan dimusnahkan.

"Suami saya itu diajak sama bos buat kerja nurunin bahan peledak sebagai sopir dan baru ikut kerja pertama sebulan ini. Bahkan pesangon pun belum dibayar," ucap Dede, Senin (12/5/2025) malam.

Selama bekerja sebagai sopir mengangkut bahan peledak kedaluwarsa, Endang sudah 38 hari belum pulang.  Penyebabnya, jarak rumah ke lokasi kerja sangat jauh, memakan waktu selama tiga jam 

"Hari ini peledakan terakhir, harusnya pulang hari ini, ternyata pulang selamanya," ucap Dede sambil menahan rasa sedih.

Tak hanya itu, Dede pun sempat akan menemui suaminya ke lokasi kerjanya tapi tidak diperbolehkan karena pekerjaannya akan selesai.

Baca juga: Mayor CPL Anda Rohanda, Korban Gugur Ledakan Amunisi di Garut, Sebagai Sosok Baik dan Ramah

"Hari Sabtu saya sempat mau ke situ, tapi enggak boleh. Selama bekerja, suami saya tinggal di mes di lokasi kejadian," ungkapnya.

Rasa sedih Dede pun semakin menjadi ketika anak bungsunya yang masih berumur 3,5 tahun selalu menanyakan bapaknya. Sebelumnya, Endang selalu menelepon anaknya itu sebelum berangkat kerja.

"Malahan anak bungsu saya bilang, 'Kok suara ayah engga ada hari ini'. Biasanya suka telepon dan video call anak sebelum kerja," ucapnya.

Dede mengatakan, suaminya terakhir telepon pada Minggu sehari sebelum kejadian yang menimpa dirinya bersama pekerja lain.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved