Sosok Haryandi Sekretaris Organda Disebut Dalang Pungutan Kompensasi Angkot, Sebut Uang Terima Kasih

Sosok Haryandi mencuat dalam kasus dugaan pungutan uang kompensasi sopir angkot di jalur Puncak, Kabupaten Bogor.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Kolase Tribunnewsbogor.com
DUGAAN PUNGUTAN KOMPENSASI - Sekretaris DPC Organda Kabupaten Bogor, Haryandi di Simpang Gadog, Kamis (3/4/2025). Haryandi diduga sebagai dalang pungutan uang kompensasi sopir angkot di jalur Puncak, Kabupaten Bogor. 

TRIBUNJABAR.ID - Sosok Haryandi mencuat dalam kasus dugaan pungutan uang kompensasi sopir angkot di jalur Puncak, Kabupaten Bogor.

Haryandi adalah Sekretaris DPC Organda Kabupaten Bogor.

Nama Haryandi muncul setelah disinggung oleh pengurus Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU) Kabupaten Bogor, Nandar Tayana.

Sebagai informasi, para sopir angkot di jalur Puncak seharusnya menerima uang kompensasi sebesar Rp200.000.

Seharusnya, para sopir angkot mendapatkan uang tunai sebesar Rp1 juta dan sembako senilai Rp500.000.

Setelah kasus ini viral, nama Nandar Tayana menjadi salah satu yang diduga kuat terlibat karena disebutkan oleh sopir angkot yang menjadi korban, Emen.

Kini, Nandar Tayana mengakui bahwa ia memang memungut uang kompensasi tersebut, tetapi atas perintah Haryandi.

"Ada mandat koordinasi, oknum itu (Pak Haryandi)," ujar Nandar, dikutip dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel pada Kamis (10/4/2025).

SUNAT UANG KOMPENSASI - Nandar Taryana saat diundang Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Nandar Taryana, Ketua KKSU Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengaku ada yang memerintahnya untu 'menyunat' uang bantuan milik sopir angkot.
SUNAT UANG KOMPENSASI - Nandar Taryana saat diundang Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Nandar Taryana, Ketua KKSU Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengaku ada yang memerintahnya untu 'menyunat' uang bantuan milik sopir angkot. (Kolase Tribun Jabar / YouTube Kang Dedi Mulyadi)

Baca juga: Modus Nandar Pengurus KKSU Pungut Uang Kompensasi ke Sopir Angkot, Awalnya Tak Ada yang Mau Memberi

Nandar mengaku tidak menerima upah sepeser pun dari tugas tersebut. 

Ia bahkan harus berjaga selama 24 jam demi mengoordinasikan 270 sopir angkot yang terkena dampak kebijakan pelarangan operasional selama libur Lebaran 2025.

Ketika ditanya lebih lanjut oleh Dedi Mulyadi soal jumlah pungutan yang diminta. 

"Waktu itu dia katanya, kalau bisa sih sampai Rp200 ribu," jawab Nandar

Bantahan Haryandi

Sebelumnya, Haryandi sempat membantah bahwa Organda Kabupaten Bogor terlibat dalam kasus dugaan penyunatan uang kompensasi sopir angkot.

Menurut Haryandi, uang yang Organda dapatkan merupakan ucapan terima kasih dari para sopir angkot.

"Itu tidak benar adanya, tetapi betul ada anggota kami di lapangan menerima sejumlah uang sebagai ucapan terimakasih yang sifatnya seikhlasnya dari beberapa para pengurus paguyuban atau komunitas," ujarnya kepada wartawan di Simpang Gadog, Kamis (3/4/2025), dikutip dari Tribunnews.

Haryandi mengungkapkan, uang yang terhimpun sebagai ucapan terima kasih tanpa dipatok dari para sopir angkot tersebut berjumlah Rp3,2 juta.

Ia pun menegaskan jika dalam menghimpun uang tersebut tanpa ada paksaan dan juga tidak semua sopir angkot memberikan kontribusinya.

Sementara itu, ia menjelaskan imbalan tersebut diberikan sebagai ucapan terimak asih karena timnya telah membantu proses pendataan dalam waktu singkat setelah kebijakan itu diambil.

"Sekali lagi kami dari Organda Kabupaten Bogor menyatakan bahwa hal pemotongan itu tidak benar adanya, tetapi hanya menerima imbalan terima kasih sesuatu yang sekali lagi sifatnya sukarela," katanya.

Kronologi Pungutan Uang

Sebelumnya, Emen bercerita tentang kronologi pungutan uang kompensasi yang dilakukan oleh Nandar Tayana.

Baca juga: Sosok Oknum yang Disebut Perintahkan Nandar Pengurus KKSU Sunat Uang Kompensasi Sopir Angkot Bogor

Menurut Emen, Nandar Tayana sudah hadir di SAMSAT Cibinong, Kabupaten Bogor, pada hari pembagian uang kompensasi.

Saat itu, Nandar meminta para sopir angkot yang telah menerima bantuan untuk memberikan sejumlah uang kepadanya.

"Anggota mungkin ngeyel enggak memberi, makanya menyuruh ketuanya (Emen)," ucap Emen, dilansir dari YouTube KANG DEDI MULYADI, Selasa (8/4/2025).

Sebagai informasi Emen sendiri adalah ketua komunitas sopir angkot yang beroperasi di jalur Puncak Bogor.

Setelah mendapatkan penolakan, kata Emen, Nandar Tayana pun meminta dirinya untuk mengumpulkan uang tersebut.

"Pak Emen tah pang mentakeun ka anak buah (Pak Emen tolong mintain ke anak buah)," ucap Emen menirukan Nandar Tayana.

Akhirnya, Emen pun mengikuti perintah dari Nandar Tayana untuk mengumpulkan uang dari anggotanya.

Setelah pembagian selesai, Emen mengumpulkan total uang Rp4.000.000 dari 20 orang anggota komunitasnya.

Pada hari yang sama sekitar pukul 17.00 WIB, kata Emen, ia mendapatkan panggilan dari anak buah Nandar Tayana menanyakan keberadaannya.

Akhirnya, Nandar Tayana bersama anak buahnya itu datang mendatangi base camp komunitas itu yang berada di wilayah Cigadong.

Di situlah, Emen memberikan uang pungutan tersebut kepada Nandar Tayana.

"Datang lah satu mobil (berisi pengurus) KKSU yang diketuai Pak Nandar. Di situ, Pak Nandar meminta menyerahkan uang tersebut," tutur Emen.

Baca berita Tribunjabar.id lainnya di Google News.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved