UPDATE Gempa Myanmar-Thailand, Lebih dari 2 Ribu Orang Dinyatakan Meninggal Dunia

Sebanyak 2.056 orang di Myanmar meninggal dunia akibat gempa bumi bermagnitudo 7,7 yang mengguncang pada Jumat (28/3/2025).

Editor: Giri
capture video youtube@abc7
GEMPA MYANMAR - Tangkapan layar YouTube ABC7 pada Minggu (30/3/2025) menunjukkan satu bangunan di Myanmar runtuh akibat gempa 7,7 SR. Seorang wanita berusia 30 tahun, Phyu Lay Khaing, berhasil diselamatkan setelah terjebak selama 30 jam di reruntuhan Sky Villa Condominium akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter yang mengguncang Mandalay. Lebih dari dua ribu orang dinyatakan meninggal dunia. 

TRIBUNJABAR.ID - Sebanyak 2.056 orang di Myanmar meninggal dunia akibat gempa bumi bermagnitudo 7,7 yang mengguncang pada Jumat (28/3/2025).

Selain itu, gempa yang mengguncang Myanmar dan Thailand itu meratakan banyak bangunan.

Pusat gempa berada di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

Walau begitu, Bangkok, yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dari pusat gempa, juga terefek.

Korban diperkirakan akan terus bertambah karena upaya pencarian dan penyelamatan masih berlangsung di gedung-gedung yang runtuh di Myanmar dan Thailand, kata para pejabat.

Kini, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 2.056 di Myanmar, mengutip laporan ABC News.

Lebih dari 3.900 orang terluka dan 270 orang dilaporkan hilang, menurut Junta Militer Myanmar.

Di Bangkok, sedikitnya 13 orang tewas akibat keruntuhan gedung di kawasan Chatuchak, menurut Otoritas Metro Bangkok.

Baca juga: Seribu Orang Lebih Meninggal karena Gempa Myanmar, Jumlahnya Berpotensi Besar Bertambah

Pada Senin (31/3/2025), Kedutaan Besar AS di Myanmar mengumumkan bantuan sebesar 2 juta dolar untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan pascagempa.

Kedutaan menyebut bantuan tersebut sebagai bagian dari "tanggapan langsung" Amerika Serikat terhadap bencana ini.

Selain itu, tim tanggap darurat kecil dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) telah dikerahkan untuk menilai situasi di Myanmar, namun hingga Senin pagi, mereka belum dapat memasuki negara tersebut.

Pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan diskusi mengenai tanggapan yang lebih luas terhadap gempa bumi ini sedang berlangsung, termasuk kemungkinan mengirim Tim Tanggap Bantuan Bencana.

Sementara itu, tim internasional, termasuk dari Cina dan Rusia, telah berada di lapangan untuk merespons situasi di Myanmar, lapor ABC News.

Tim dari Cina tiba 18 jam setelah gempa dengan lebih dari 400 personel yang kini berada di lapangan.

Pada hari Senin, mereka berhasil menyelamatkan empat orang dari bangunan runtuh di Mandalay.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved