Kesibukan Blok Ketupat Kota Bandung Jelang Lebaran 2025, Tradisi yang Tak Lekang oleh Waktu

Kupat yang dibuat tidak hanya dijual di pasar lokal, tetapi juga menyebar ke berbagai daerah. 

Penulis: Nappisah | Editor: Muhamad Syarif Abdussalam
tribunjabar.id / Nappisah
Wawan dan Iim saat menganyam kulit ketupat di Blok Kupat RW 13, Caringin, Babakan Ciparay, Kota Bandung. 

Warga lainnya, Wawan (48), mengatakan, menganyam kulit ketupat sudah lama dilakoninya. 

“Kami sudah turun-temurun mengerjakan ini. Setiap tahun, targetnya minimal 1.000 ketupat. Alhamdulillah, kadang bisa lebih dari itu.”

Wawan mengungkapkan, meski sudah menjadi usaha keluarga, tidak ada perhatian khusus dari pemerintah terkait usaha yang mereka jalani. Meski begitu, mereka tetap berusaha menjaga kualitas produk dan kelancaran produksi. 

“Kami mulai dari sahur hingga jam 12 siang, dan itu menghasilkan 500 ketupat setiap harinya,” tambahnya.

Iim Rohimah (47), salah satu pekerja yang turut andil dalam pembuatan ketupat, mengatakan untuk satu hari kerja, dengan jumlah 1000 kulit ketupat dia mendapatkan upah sekitar 100 ribu rupiah. 

"Kami kerjakan sambil bercakap-cakap, ini sudah menjadi tradisi keluarga, jadi tidak terasa," jelas Iim. 

Mulanya, dia hanya memperhatikan cara kerja sang suami saat menganyam janur untuk kulit ketupat. 

"Saya hanya lihat, enggak diajarin dan langsung bisa," imbuhnya. 

Bagi mereka, membuat kulit ketupat bukan sekadar mencari rezeki, tetapi juga menjaga warisan leluhur. 

"Harus ada generasi penerusnya, biar tidak hilang begitu saja, atau sekedar kegiatan tahunan jelang Lebaran," ujar Iim. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved