Jelang HUT Ke-52, DPD PDIP Jabar Ziarah ke Makam Teman Diskusi Bung Karno di Mengger

Jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Barat berziarah ke makam Marhaen yang berada di Jalan Batununggal, Kelurahan Mengger, Bandung.

Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama
Jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Barat berziarah ke makam Marhaen yang berada di Jalan Batununggal, Kelurahan Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, Kamis (9/1/2025). Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono tampak hadir memimpin langsung di lokasi. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jajaran pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Barat berziarah ke makam Marhaen yang berada di Jalan Batununggal, Kelurahan Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, Kamis (9/1/2025). 

Ketua DPD PDIP Jabar, Ono Surono tampak hadir memimpin langsung di lokasi.

Menurut Ono, ziarah ke makam Marhaen ini sebagai rangkaian hari ulang tahun ke 52 PDIP, terlebih besok secara serentak seluruh Indonesia merayakan ulang tahun tersebut.

"Besok, di DPP ada perayaannya dan bisa disaksikan secara hybrid oleh seluruh kader dari tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan, desa, sampai RT, RW, dan dusun secara virtual. Lalu, akan ada beberapa kegiatan lainnya, seperti potong tumpeng dan membagikannya ke masyarakat supaya masyarakat turut merayakannya," kata Ono.

Besok juga, lanjutnya, untuk di Jabar DPD PDIP bakal berkunjung ke beberapa panti asuhan untuk memberikan tumpeng dan bantuan sekaligus dalam menyambut Rajaban.

Baca juga: Effendi Itu Siapa? Kata Andrea Hugo setelah Pecatan PDIP Minta Megawati Mundur dari Ketua Umum

"Tingkat nasional, itu ada beberapa kegiatan, semisal Soekarno Run baik 5km maupun 10km. Mungkin kami di Jabar juga bakal menggelar namun mungkin saat menyambut bulan bung Karno di Juni nanti," ujarnya.

Disinggung terkait kondisi makam Marhaen yang perlu adanya pemugaran, Ono pun mengaku pihaknya selalu mengupayakan hal itu ke gubernur-gubernur sebelumnya. 

Tetapi, fokusnya terlebih dahulu mengupatakan status makam Marhaen. 

Sebab, ketika status makamnya menjadi bagian sejarah Indonesia, tentu pemugaran atau renovasi bisa membuat makam tersebut menjadi titik sejarah bangsa dan lebih baik lagi.

"Dari dahulu beberapa gubernur sudah disampaikan untuk lakukan pemugaran. Ya mungkin, kemarin-kemarin (gubernur) belum sempat, maka kami akan upayakan ke gubernur yang baru," katanya.

Sosok Marhaen di mata Ono, merupakan salahsatu masyarakat kelas bawah yang menjadi teman diskusi Bung Karno. 

Pasalnya, masa muda Bung Karno itu dihabiskan di Bandung. Bahkan, Bung Karno banyak melakukan pergerakan politik yang berujung pada Indonesia merdeka.

"Untuk Indonesia merdeka ini kan tentunya perlu dasar, maka Bung Karno mencoba menggali apa sih keistimewaan Indonesia. Dahulu kan ada dua ideologi besar di dunia, yakni komunisme dan liberalisme. 

Baca juga: KPK Periksa Mantan Penyidiknya Sendiri Terkait Kasus yang Menjerat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

"Sedangkan Indonesia kan tak masuk keduanya. Indonesia itu ya Marhaen, yakni merdeka, sawah milik sendiri, cangkul punya sendiri, menggarap (sawah) sendiri, dan hasilnya untuk sendiri. Tapi, kondisinya tak kaya, maka itulah ciri khas Indonesia dan muncul yang dinamakan Marhaenisme," kata Ono.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved