Guru Tampar Siswa di Tasik

Fakta-Fakta Kasus Guru Tampar Siswa di Tasikmalaya, Sudah 3 Kali Minta Maaf, Siswa Trauma Sekolah

Guru olahraga menampar siswa kelas 1 SDN Cipakat dengan alasan khilaf. Sementara, siswa kini trauma hingga enggan sekolah dan gemetar saat bertemu.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
Wikimedia Commons/Errizdwi
Ilustrasi kekerasan di sekolah dasar. 

Kepada Aam, Eman mengaku bahwa tindakan kekerasan menampar siswa itu ia lakukan karena khilaf.

"Pak Eman tidak menyadari nampar, mau nepak tapi si anak nengok, dan memang kejadian ini berawal herey (bercanda) sama temennya, dan kembali akur biasanya dan damai lagi," ungkap Aam.

3. Guru 3 Kali Minta Maaf

Aam menambahkan, Eman telah meminta maaf kepada korban dan orang tuanya setelah peristiwa tersebut.

"Pengakuan pak Eman di depan saya dan wali kelas 1, kalau tindakan bapak khilaf dan sudah meminta maaf sebanyak tiga kali tapi tidak diterima oleh keluarga dan keukeuh mau lapor ke Polres," ucap Aam.

Aam pun berharap segera selesai, karena pihaknya sudah berupaya melakukan mediasi antara guru olahraga itu dengan korban dan orang tuanya.

"Harapan saya ingin segera pulih lagi, karena anaknya kasian tidak sekolah, dan itu kewajiban kami memberikan pendidikan," jelasnya.

Baca juga: Kasus Guru Tampar Siswa di Tasik, 3 Kata Maaf Pak Guru Ternyata Tak Diterima Keluarga Korban

4. Siswa Trauma

Ibu korban, Lina menceritakan bahwa anaknya kini mengalami trauma hingga enggan bersekolah.

"Ironi lah, merasa tersinggung dan merasa disepelekan juga, anggap enteng dari pihak sekolah. Bahkan anak sampai sekarang tidak mau sekolah," ungkap ibu korban Lina kepada wartawan, Jumat (8/11/2024).

Menurut Lina, sudah hampir 8 hari anaknya belum masuk sekolah karena takut dan trauma atas kejadian yang menimpa anaknya tersebut.

"Sudah 8 hari tak sekolah, dan kemarin sempat mau sekolah itu pun dari hasil bujukan kami dan susah awalnya, tapi sekarang tidak sekolah lagi," tuturnya.

Tapi pada saat anaknya sekolah, pihaknya sempat memberitahukan kepada wali kelas supaya wanti-wanti jangan sampai anaknya dipertemukan dengan oknum guru tersebut.

"Ternyata si anak dipertemukan dengan oknum guru bahkan ada videonya, saya juga tahu dari KPAID video itu disebar oleh kepsek," keluhnya.

Hal ini membuat keluarga merasa kecewa atas perlakuan yang dilakukan pihak sekolah yang malah mempertemukan anaknya dengan oknum pelaku.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved