Guru Tampar Siswa di Tasik

Polisi Dalami Kasus Guru Tampar Murid di Tasikmalaya, Semua Pihak Akan Dikumpulkan

Polres Tasikmalaya bakal mengumpulkan semua pihak dalam kasus guru tampar murid.

|
Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Giri
Tribun Priangan/Jaenal Abidin
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta. 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal AbidinĀ 

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Polres Tasikmalaya bakal mengumpulkan semua pihak dalam kasus guru tampar murid.

"Intinya, kita sudah dalami, tinggal kita agendakan mengumpulkan semua pihak. Keluarga korban, pihak sekolah, UPTD PPA, dan KPAID," ungkap Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta, Sabtu (9/11/2024).

Agar kasus ini cepat selesai dan ada solusinya, polisi bakal berbagai berupaya dengan semua pihak.

"Dan akan kita coba upayakan solusi keadilan restoratif terhadap kasus ini," ungkapnya.

Baca juga: Fakta-Fakta Kasus Guru Tampar Siswa di Tasikmalaya, Sudah 3 Kali Minta Maaf, Siswa Trauma Sekolah

Menurut Ridwan, hal ini untuk kebaikan korban dan semua pihak terutama guru dan sekolahnya juga.

"Semuanya akan di komunikasikan," ucap Ridwan.

Hal ini pun sebagai upaya perbaikan trauma kepada korban juga sehingga ada jalan tengah untuk proses penyelesaiannya.

"Harapan kami selain respons cepat, semoga kasus ini ada jalan terbaiknya bagi kedua belah pihak," katanya.

Diberitakan sebelumnya, guru berinisial E menampar pipi murid kelas 1 SDN Cipakat hanya karena berantem dengan teman sebayanya.

Peristiwa ini terjadi pada 29 Oktober 2024, saat murid tengah mengikuti kegiatan olahraga di area sekolah.

Baca juga: Tak Sengaja Tampar Siswa, Oknum Guru SD di Tasikmalaya 3 Kali Minta Maaf, Keluarga Tetap Tak Terima

Ada kejadian dua murid sempat berantem hingga salah satunya menangis. Setelah kejadian, oknum guru olahraga inisial E sempat menanyakan perihal kejadian tersebut.

Salah satu anak memberitahukan, dia berantem di lapangan dengan siswa lain.

Tanpa ada pertanyaan dan peringatan, oknum guru malah langsung memanggil anak dan menampar pipi kanan dan kiri.

Saat kejadian anak tersebut tidak menangis. Tapi ketika itu lari ke kantin dan menangis karena menahan sakit akibat tamparan tersebut.

Hingga pulang sekolah pun dari wali kelas sampai kepala sekolah tak ada yang mengetahui kejadian yang menimpa anak didiknya.

"Kalau kronologinya terjadi pada tanggal 29 Oktober hari Selasa pada saat anak saya mengikuti pelajaran penjaskes," ungkap Lina di Kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (8/11/2024). (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved