Kerangka Ibu dan Anak di Bandung Barat

SOSOK Mudjoyo Tjandra, Suami Perempuan yang Jadi Kerangka di Bandung Barat, Tinggalkan Anak 9 Tahun

Nama Mudjoyo Tjandra tertulis dalam "wasiat" yang ditinggalkan Iguh Indah Hayati, perempuan yang mayatnya telah menjadi kerangka di Bandung Barat.

Editor: Giri
Tribun Jabar/ Hilman Kamaludin
Polisi saat mengevakuasi kerangka manusia yang ditemukan di rumah di Kompleks Tanimulya Indah, RT 10/15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (29/7/2024). 

TRIBUNJABAR.ID - Nama Mudjoyo Tjandra tertulis dalam "wasiat" yang ditinggalkan Iguh Indah Hayati, perempuan yang mayatnya telah menjadi kerangka di Bandung Barat.

Iguh dan anaknya, Elia Immanuel, diduga telah meninggal pada enam tahun lalu.

Namun, keberadaan mereka yang telah jadi kerangka baru diketahui berada di rumah mereka di Kompleks Tanimulya Indah, RT 10/15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (29/7/2024).

Mudjoyo saat itu datang ke rumah istrinya itu. Pagar dalam kondisi tergembok dan pintu terkunci.

Setelah dibongkar, akhirnya diketahui ada dua kerangka di tempat tidur rumah itu.

Di dinding juga ditemukan tulisan yang berisi wasiat. Tertulis juga nama Mudjoyo Tjandra yang diduga ditulis Iguh.

Meski tak tertulis namanya dalam tulisan Elia, namun sosok Mudjono diduga menjadi maksud tulisan Elia.

Pihak kepolisian memeriksa Mudjono dalam kasus kematian istri dan anaknya itu.

"Iya (suaminya jadi saksi), untuk sementara kita masih mencari keterangan," ujar Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, saat dikonfirmasi, Rabu (30/7/2024).

Mudjoyo menjadi sosok saksi yang pertama yang datang ke TKP.

Baca juga: Polisi Sita USB Drive di Rumah Ibu & Anak yang Jadi Kerangka di Bandung Barat, Isi Pesan Kekecewaan

Menurut pengakuannya, Mudjoyo berkunjung ke rumah Iguh dan Elia karena setelah lama tak bertemu karena pisah rumah.

Dari keterangan Mudjoyo itu juga terungkap fakta baru soal kepergiannya dari rumah TKP.

Ternyata Mudjoyo sudah pergi dari rumah yang ditempati Iguh sejak 2015.

Artinya ia sudah meninggalkan Iguh dan Elia selama 9 tahun.

Ia pergi dari rumah Iguh karena pisah rumah namun tanpa perceraian.

"Menurut keterangannya masih pisah rumah, belum ada perceraian dan memang (suami) keluar dari rumah ini semenjak tahun 2015," kata Tri.

Sebelumnya beredar kabar suaminya itu meninggalkan rumah karena sudah bercerai sejak 2018.

Setelah penemuan kerangka tersebut, Mudjoyo tidak langsung kembali lagi ke tempat asalnya karena harus menjalani pemeriksaan hingga kasus penemuan kerangka ibu dan anak itu menjadi terang-benderang.

Selama menjalani pemeriksaan, Mudjoyo tinggal di rumah keluarganya ada di sekitar Bandung Barat.

Baca juga: Jejak Terakhir Ibu dan Anak di Bandung Barat sebelum Jadi Kerangka, Minta Surat Pindah, Tak Ada Bau

"Ada di sekitar sini (suaminya) karena memang ada keluarganya yang tinggal di sini. Jadi kita tetap masih terus melakukan pemeriksaan-pemeriksaan," ucapnya.

Jejak Iguh dan Elia

Iguh dan Elia atau ibu dan anak korban mati tinggal kerangka di Bandung Barat itu meninggalkan jejak sebelum meninggal dunia.

Jejak yang dimaksud adalah berupa coretan dinding berisi curhatan kedua korban.

Kini coretan dinding tersebut di rumah TKP itu pun dijadikan barang bukti.

Coretan berisi curhatan itu dibuat kedua korban di dua lokasi berbeda.

Ada tulisan yang dibuat di bagian dinding di ruang tamu dan sebagian ada yang di kamar tempat ibu dan anak tersebut meninggal dunia.

Dalam curhatan tersebut, Iguh menyebut nama suaminya Mudjoyo Tjandra, permasalahan rumah tangga, hingga wasiat dan permintaan terakhirnya kepada warga.

Dalam tulisan itu Iguh Indah Hayati juga menjelaskan bahwa rumahnya adalah haknya.

Ia memilih mewakafkan rumahnya utnuk warga Tanimulya untuk warga RT 10.

Baca juga: TERUNGKAP Ini Makna Tulisan Pada Tembok Rumah Ibu dan Anak yang Jadi Kerangka di Bandung Barat

Bahkan Iguh juga mengungkap permintaan terakhirnya kepada Pak RT meminta tolong agar menagih rumah tersebut jika tidak diserahkan oleh Mudjoyo Tjandra.

“Kalau Mudjoyo Tjandra tidak menyerahkan untuk didirikan mesjid di tempat ini, berarti sudah menjadi penjahat karena merebut hak saya dan warga Tanimulya untuk warga RT 10. Pak RT tolong tagih rumah ini dan harus jadi mesjid atas kematian saya,” begitu tulisan di dinding yang terbaca.

Iguh menyinggung agar warga menerima rumahnya.

Jika Mudjoyo Tjandra merebut hak atas rumahnya itu, ia menyebut suaminya berbuat jahat.

Selain wasiat, hal yang jadi sorotan, isi curhatan tersebut juga mengisyaratkan permasalahan dengan suaminya Mudjoyo Tjandra.

Iguh menyinggung masalah rumah tangganya soal mantan suaminya jika telah menikah.

“Jikalau kau menikah lagi, aku harap kau jangan menyakiti istri ketiga mu nanti. Aku lihat kau sudah meminang istri baru lagi kan?”

“Yang dari Ciamis yang photo bersamamu itu. Dipakang di FB Hendra Setiawan. Di kolom komentar tertulis mengingat karena kau pernah gagal menjalani hubungan pada istri ke 1 mu yang bernama Leony Maria Theressia,” tulisnya.

Selain Iguh, Elia sang anak juga diduga membuat tulisan berisi curhatannya.

Ia menyinggung keinginan dan cita-citanya yang tinggi telah pupus.

Elia curhat tentang sikap sang ayah saat dirinya minta uang sekolah.

“Aku hanya minta uang sekolah tapi kau seperti itu. Katanya raihlah cita-citamu setinggi langit, tapi kau tidak dukung aku dengan biaya sekolah.”

Baca juga: Suami Ibu yang Ditemukan Jadi Kerangka bersama Anaknya di Bandung Barat Diperiksa Polisi

“Maafkan aku tidak bisa menjadi anak yang sempurna karena manusia tidak ada yang sempurna. Termasuk istrimu aja kau tinggalkan karena kau menuntut dia menjadi sangat sempurna. Tapi ketahuilah, hanya tuhan yang sempurna.” tulis Elia.

Tulisan-tulisan tersebut diduga kuat curhatan atas masalah yang dialami oleh ibu dan anak tersebut.

Namun hingga saat ini polisi belum bisa memberikan kesimpulan.

"Untuk sementara, kita tidak bisa menyimpulkan, jadi mohon waktu. Sebenarnya sudah ada dan kita bisa menyimpulkan, tapi itu tadi, kita harus tahu dulu penyebab kematian," katanya.

Oleh karena itu kepolisian turut memerika suami korgan Iguh Mudjoyo Tjandra menjadi saksi dalam kasus keranga ibu dan anak di Bandung Barat tersebut.

Keterangan warga

Diberitakan sebelumnya, terjadi penemuan kerangka di dalam rumah yang kondisinya tidak terawat tersebut sempat menggegerkan warga setempat.

Warga geger hingga berkumpul di sekitar lokasi saat polisi melakukan evakuasi dua kerangka ibu dan anak tersebut.

Ibu dan anak itu tewas mengenaskan tinggal kerangka di rumahnya di Kompleks Tanimulya Indah, RT 10/15, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
 
Namun, penemuan kerangka mereka baru ditemukan warga pada Senin (29/7/2024) lalu.

Menurut pemeriksaan forensik, diperkirakan kedua korban ibu dan anak itu meninggal 6 tahun lalu atau pada tahun 2018.

Kapolsek Padalarang, AKP Kusmawan, mengatakan, kerangka ibu dan anak itu ditemukan di tempat tidur.

Kusmawan mengatakan, kedua korban selama ini mengunci diri atau dikunci di dalam rumah milik mereka. Sehingga, pintunya harus dijebol.

"Jadi, selama ini ibu dan anak itu tidak berkomunikasi dengan warga setempat, termasuk dengan suaminya," ucapnya. 
Semetara itu tetangga pun mengira Iguh dan Elia pindah rumah.

Menurut seorang warga bernama Wawan Sutisna menjelaskan, warga setempat tidak mencurigai ada sesuatu yang salah dengan Iguh Indah dan Elia.

Selama ini, tetangga mengira bahwa ibu dan anak tersebut sudah berpindah dan rumahnya dalam keadaan kosong.

Pasalnya, rumah tersebut dipenuhi tumbuhan liar, cat yang sudah pudar, serta lampu yang selalu mati.

"Kalau kata warga rumah ini sudah kosong, penghuninya sudah lama tidak keluar," tutur Wawan.

"Jadi warga setempat tahunya sudah pindah dan mereka juga tidak mengetahui ada orang di sini karena lampunya juga sudah lama mati," imbuhnya.
 
Sementara itu, tetangga bernama Ai Suryati (54) menuturkan, ia bertemu dengan korban terakhir kali sebelum pandemi Covid-19.

"Terakhir ketemu sebelum Corona, saya lupa tahunnya, itu pun tidak sama sekali ngobrol, kalau mau kerjanya juga hanya lewat saja," ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin.

Selaras yang diucapkan Wawan, Ai mengira Indah dan Ela selama ini telah berpindah rumah.

Dirinya juga pernah mendengar kabar bahwa korban meminta surat pindah ke RT dan RW setempat.

Terlebih, warga sekitar tidak pernah ada yang mencium bau mayat dari kediaman korban.

Keyakinan warga terkait kepindahan Indah dan Ela ini juga diperkuat karena adanya tulisan "rumah dijual" di bangunan tersebut.

Menurut Ai, sempat ada beberapa kali orang menanyakan terkait dijualnya rumah itu.

Selain itu, tetangga yang rumahnya tepat di samping kediaman korban, Nanda (25) mengungkapkan bahwa selama ini dirinya mengira rumah itu tidak berpenghuni. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved