Guru Honorer Terkena Cleansing dan Tidak Dapat Jam Mengajar di Tasikmalaya, Ini Kata BKPSDM

Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim mengatakan, banyak guru honorer di Jawa Barat yang tak diberi jam mengajar.

TRIBUN JABAR / GANI KURNIAWAN
Ilustrasi Guru honorer. 

Laporan Jurnalis TribunPiangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNJABAR.ID, KABUPATEN TASIKMALAYA - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim mengatakan, banyak guru honorer di Jawa Barat yang tidak diberi jam mengajar di tahun ajaran baru 2024/2025.

Meski ia tidak merinci secara detail, fenomena mengusir secara halus kepada guru honorer itu terjadi di Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Cianjur, dan daerah lain di Jawa Barat.

"Itu ada ratusan guru honorer yang seperti itu, kalau di DKI Jakarta istilahnya program cleansing, di Jabar itu mereka guru honorer tidak diberikan jam mengajar," ujar Satriawan saat dihubungi, Rabu (17/7/2024).

Baca juga: Kisah Pilu Pak Apip, Guru Honorer di Sukabumi 19 Tahun Ngajar Gaji Rp300 Ribu, Ogah Daftar Jadi CPNS

Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Ahli Muda pada BKPSDM Kota Tasikmalaya, Herdiana mengatakan, sampai saat ini pihaknya tidak menerima laporan terkait pemberhentian ataupun cleansing tenaga non-ASN, baik itu guru maupun tenaga-tenaga lainnya di kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Kami juga tidak tahu kalau ada istilah pemberhentian, karena sesuai kebijakan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), tenaga non-ASN yang masuk di database BKN, itu masih bisa dibiayai pada tahun anggaran 2024," ucapnya kepada TribunPriangan.com pada Jumat (19/7/2024).

Hal tersebut juga sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang ASN yang intinya menyebutkan, bahwa penayaan non-ASN harus selesai hingga Desember 2024 mendatang.

Herdiana juga menegaskan, semua PPPK Guru yang berada di Kota Tasikmalaya itu sebelumnya berstatus honorer.

Baca juga: Merendahkan Profesi Guru, Pengamat Kutuk Program Clensing yang Sasar Guru Honorer, Diskriminatif

"Sekarang pun guru honorer masih banyak. Itu, kan, karena kemampuan anggaran tidak bisa membuka formasi sesuai jumlah kebutuhan atau jumlah non-ASN, jadi tetap masih ada non-ASN di guru saat ini," terangnya.

Terkait jumlah pasti berapa banyak guru honorer di Kota Tasikmalaya saat ini, Herdiana mengaku tidak mengetahuinya.

"Kalau untuk jumlah pastinya honorer berapa orang, mungkin itu bisa ditanyakan ke Dinas Pendidikan (Disdik). Soalnya, kan, kami tidak mendata lagi sejak 2022, siapa tahu sudah ada yang berhenti, pindah kerja, dapat pekerjaan di tempat lain, atau pindah ke wilayah di luar kota Tasikmlaya," katanya.

Ketua Forum Bersama Guru Honorer Kota Tasikmalaya, Neng Rohani mengungkap, pihaknya belum mendapatkan informasi terkait guru honorer yang terkena cleansing.

"Belum ada informasi yang kena cleansing guru honorer di Tasikmalaya. Mudah-mudahan tidak ada. Bahkan, sampai hari ini juga saya belum mendengar ada guru honorer yang tidak mendapatkan jam mengajat," ucapnya melalui pesan singkat. (*)

Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.

IKUTI CHANNEL WhatsApp TribunJabar.id untuk mendapatkan berita-berita terkini via WA: KLIK DI SINI

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved