Teror Macan Tutul di Gunungmanik Kuningan, Anak-anak Sekolah Dijemput pakai Kendaraan

Macan tutul itu beberapa kali terlihat di sekitar wilayah Desa Gunung Manik.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Ravianto
Instagram @indoflashlight
Ilustrasi penampakan macan tutul. Anak-anak sekolah di Gunung Manik Kuningan dijemput dengan kendaraan setelah beberapa kali macan tutul masuk pemukiman warga. 

Terlebih kemunculan Macan Tutul ini menjadi perhatian, setelah sebelumnya terjadi di Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru. 

Adanya peredaran kucing besar tersebut, Pj Bupati bareng petugas gabungan berkumpul di aula desa dan memberikan rasa aman. Pasalnya, menghadapi ancaman hewan buas di lindungi ini harus benar memiliki keterampilan yang disertai keberanian. 

"Dengan kemunculan macan tutul sejak beberapa waktu lalu, jelas membuat masyarakat cemas. Rencana besok kita akan assassement, pada hari Sabtu atau Minggu harus tindakan sekaligus penangkapan agar masyarakat merasa tenang," ujar Iip. 

Iip menghimbau agar dalam evakuasi atau penangkapan hewan tersebut, bisa dilakukan dengan hati-hati. "Secara teknisnya mungkin petugas BKSDA lebih paham, namun sepengatahuannya ada dua metode penangkapan yang akan dilakukan, diantaranya bisa di jebak atau tembak bius. Tindakan itu dilakukan bila memang kucing besar susah ditangkap," katanya. 

Ketika berhasil di lakukan evakuasi, Iip berharap  ke dua hewan tersebut bisa diserahkan ke BKSDA atau di masukan ke kebun binatang. "Tujuannya, kondisi hewan akan mendapat perawatan serta petugas medis yang tersedia untuk memperhatikan hewan tersebut," katanya.

Diketahui sebelumnya di tempat berbeda, kemunculan macan tutul di wilayah permukiman warga Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru menjadi perhatian pemerintah desa setempat.

"Dengan kejadian macan tutul yang beredar liar, kami sudah imbau warga untuk tetap waspada.

Selain itu, kami juga menerima donasi berupa perasan," kata Juhari Harianto yang juga Kepala Desa Gunungmanik, saat memberikan keterangan kepada Tribun, Rabu  (10/7/2024).

Bantuan petasan yang diterima, kata Juhari mengaku jumlahnya cukup banyak. Kemudian, kegunaan itu semata untuk mengusir macan tutul saat terlihat di lingkungan masyarakat sekitar.

"Iya, ketika warga melihat macan. Upaya penyelamatan itu dengan menyalakan petasan, dan itu hanya sebagai bentuk pengusiran pada macan saja," katanya. 

Selain mendapat petasan untuk mengusir macan, Juhari mengaku, setalah kejadian video viral beredar macan di lingkungan masyarakat sekitar.

Perhatian lain datang dari sejumlah lembaga pemerintah dan aktivis lingkungan dan satwa Universitas Kuningan.

"Untuk perhatian dengan turunnya petugas BPBD, petugas BKSDA, ada juga tim peneliti dari Universitas Kuningan. Kedatangan mereka semua baik, untuk menciptakan keamanan dan rasa nyaman bagi warga yang di ancam dengan beredar liar macan tutul," ujarnya. 

(*)

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved