Teror Macan Tutul di Gunungmanik Kuningan, Anak-anak Sekolah Dijemput pakai Kendaraan
Macan tutul itu beberapa kali terlihat di sekitar wilayah Desa Gunung Manik.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Kemunculan macan tutul di permukiman warga Desa Gunung Manik, Kecamatan Ciniru, Kuningan dalam beberapa hari terakhir membuat masyarakat khawatir.
Macan tutul itu beberapa kali terlihat di sekitar wilayah Desa Gunung Manik bahkan masuk ke pemukiman penduduk.
Padahal, saat ini banyak anak yang sedang melaksanakan MPLS di sekolahnya.
Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kuningan masih menunggu perintah apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi teror macan tutul tersebut.
"Untuk sementara, kita ikut perintah Pj Bupati Kuningan, karena teror Macan Tutul sedang dalam penanganan dan pengawasan petugas gabungan termasuk BKSDA," kata U Kusmana yang kebetulan Kepala Disdikbud Kuningan saat memberikan keterangan melalui sambungan selulernya, Selasa (16/7/2024).
Mendapat laporan aktivitas pelajar dan tenaga pendidik melakukan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di daerah teror Macan Tutul.
"Kami sangat mengapreasiasi masyarakat setempat, hingga melakukan layanan antar jemput pelajar dengan menggunakan kendaraan," ujarnya.
Menyinggung soal teror hingga muncul ancaman Macan Tutul yang berkepanjangan, kata U Kusmana mengaku dalam waktu dekat segera melakukan kajian serius.
Terutama mengenai pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), apakah berlangsung pada umumnya atau melaksanakan KBM dengan sistem dalam jaringan alias daring.
"Sebagai antispasi dalam melanjutkan kegiatan belajar mengajar di wilayah yang terancam dengan serangan Macan Tutul, kami akan melakukan pembahasan terlebih dahulu dengan tim pendidikan lainnya. Apakah ini harus daring atau biasa melaksanakan KBM pada umumnya," ujarnya.
Perhatian pelaksanaan KBM, tentu diberikan pada pelajaran tingkat sekolah menengah pertama (SMP). Hal itu menyusul dengan titik pendidikan dengan rumah peserta didik cukup jauh atau sekitar 4 KM (Kilometer).
"Ya, untuk perencanaan pembahasan dalam kelanjutan pendidikan di daerah rawan serangan Macan Tutul, ini untuk kalangan pelajar SMP dari Gunungmanik yang lokasi permukiman pelajar dengan sekolah itu cukup jauh atau sekitar 4 Kilometeran," katanya.
Video Warga Mengusir Macan Tutul jadi Viral
ideo viral warga usir macan tutul ternyata terjadi di Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, Kuningan. "Iya, kejadian muncul macan tutul itu benar di desa kami, kata Juhari Harijati yang juga kebetulan Kepala Desa Gunungmanik, saat di konfirmasi Tribun, Rabu (10/7/2024).
Menurutnya, muncul macan itu berlangsung sejak pukul 16. 00 WIB (Selasa, 9 /7/2024) hingga pukul 23. 00 WIB. "Macan itu muncul sejak sore hingga malam dan membuat warga desa melakukan ronda serta bewara ke warga untuk berhati-hati," kata Juhari lagi
Dalam video macan tutul, kata Juhari itu dilakukan perekaman berjarak 10 meter. Kemudian, saat pengambilan audio visual itu dilakukan pengusiran. "Jadi, kemarin sore. Warga kami video macan itu sekitar 10 meter sambil mengusir. Karena, macan itu berada di area permukiman warga, yang membuat kami cemas," katanya.
Kecemasan bertambah, kata Juhari mengaku saat pengusiran kucing besar itu melakukan serangan balik. Beruntung tidak ada korban, namun seekor anjing kampung menjadi korban serangan macan tersebut.
"Ketika warga mengusir macan, si macan malah balik menyerang. Nah, warga mengusir tadi kan bawa anjing, jadi malah anjing itu yang jadi korban serangan macan," katanya.
Anjing yang menjadi korban keganasan macan, itu diketahuinya setelah ada bercak darah dan cara jalan anjing berbeda.
"Diketahui anjing jadi korban, itu terlihat kaki belakang kiri anjing patah di duga akibat gigitan. Kemudian, di bagian punggung belakang anjing keluar darah, kemungkinan di cakar sama macan," katanya.
Dari kejadian itu, Juhari menyeru semua warga untuk melaksanakan sistem keamanan lingkungan. Pasalnya, macan tutul yang terlihat dewasa itu terus berkeliaran di wilayah permukiman warga.
"Dari kejadian semalam, kami bareng warga melaksanakan ronda. Karena, ancaman macan yang gak mau naik gunung juga, kemudian di wilayah berkeliaran macan itu ada terdapat hewan ternak warga juga," katanya.
Masuk Pemukiman Warga
Teror macan tutul di Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru, yang sempat berkeliaran di permukiman warga setempat, hingga kini masih di lakukan pengawasan serta penjagaan lingkungan sekitar.
"Hingga kini petugas kami masih di lokasi permukiman warga sana (Desa Gunungmanik)," kata Kepala BPBD Kuningan Indra Bayu Permana saat memberikan keterangan kepada Tribun (14/7/2024).
Ibe sapaan akrab Kepala BPBD Kuningan menjelaskan, hasil zoom meeting dengan petugas BKSDA dalam mengamankan kucing besar tersebut, masih menjadi kajian teknik lingkungan.
"Mendengarkan langsung permintaan warga, minta penangkapan langsung terhadap macan tersebut, tapi hasil zoom meeting siang tadi, petugas BKSDA sedang melakukan kajian teknisnya," ujarnya.
Permintaan segera tangkap paksa macan tersebut, Ibe mengulas karena sejumlah warga di permukiman dan para petugas, sempat melihat beredar kembali hewan pemakan daging di lingkungan sekitar.
"Jadi, setelah beberapa hari di pasang unit kamera trap di lingkungan sekitar. Kami melihat beredar kembali macan di permukiman warga, terus selain terekam kamera, warga lain juga melihat langsung sekitar berjarak 15 meteran," ujarnya.
Sekedar informasi, kemunculannya macan tutul Jawa di Desa Jamberama, Kecamatan Selajambe, membuat Pj Bupati bareng petugas gabungan, seperti BPBD, BKSDA dan TNI - Polri, turun langsung ke wilayah setempat.
Terlebih kemunculan Macan Tutul ini menjadi perhatian, setelah sebelumnya terjadi di Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru.
Adanya peredaran kucing besar tersebut, Pj Bupati bareng petugas gabungan berkumpul di aula desa dan memberikan rasa aman. Pasalnya, menghadapi ancaman hewan buas di lindungi ini harus benar memiliki keterampilan yang disertai keberanian.
"Dengan kemunculan macan tutul sejak beberapa waktu lalu, jelas membuat masyarakat cemas. Rencana besok kita akan assassement, pada hari Sabtu atau Minggu harus tindakan sekaligus penangkapan agar masyarakat merasa tenang," ujar Iip.
Iip menghimbau agar dalam evakuasi atau penangkapan hewan tersebut, bisa dilakukan dengan hati-hati. "Secara teknisnya mungkin petugas BKSDA lebih paham, namun sepengatahuannya ada dua metode penangkapan yang akan dilakukan, diantaranya bisa di jebak atau tembak bius. Tindakan itu dilakukan bila memang kucing besar susah ditangkap," katanya.
Ketika berhasil di lakukan evakuasi, Iip berharap ke dua hewan tersebut bisa diserahkan ke BKSDA atau di masukan ke kebun binatang. "Tujuannya, kondisi hewan akan mendapat perawatan serta petugas medis yang tersedia untuk memperhatikan hewan tersebut," katanya.
Diketahui sebelumnya di tempat berbeda, kemunculan macan tutul di wilayah permukiman warga Desa Gunungmanik, Kecamatan Ciniru menjadi perhatian pemerintah desa setempat.
"Dengan kejadian macan tutul yang beredar liar, kami sudah imbau warga untuk tetap waspada.
Selain itu, kami juga menerima donasi berupa perasan," kata Juhari Harianto yang juga Kepala Desa Gunungmanik, saat memberikan keterangan kepada Tribun, Rabu (10/7/2024).
Bantuan petasan yang diterima, kata Juhari mengaku jumlahnya cukup banyak. Kemudian, kegunaan itu semata untuk mengusir macan tutul saat terlihat di lingkungan masyarakat sekitar.
"Iya, ketika warga melihat macan. Upaya penyelamatan itu dengan menyalakan petasan, dan itu hanya sebagai bentuk pengusiran pada macan saja," katanya.
Selain mendapat petasan untuk mengusir macan, Juhari mengaku, setalah kejadian video viral beredar macan di lingkungan masyarakat sekitar.
Perhatian lain datang dari sejumlah lembaga pemerintah dan aktivis lingkungan dan satwa Universitas Kuningan.
"Untuk perhatian dengan turunnya petugas BPBD, petugas BKSDA, ada juga tim peneliti dari Universitas Kuningan. Kedatangan mereka semua baik, untuk menciptakan keamanan dan rasa nyaman bagi warga yang di ancam dengan beredar liar macan tutul," ujarnya.
(*)
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
Macan Tutul Teror Warga Perbatasan Kuningan, Bu Kades Duga Gara-gara Hutan Berubah jadi Kebun Kopi |
![]() |
---|
Jalin Komunikasi dengan Pelajar, PLN Kuningan Gelar Edukasi Keselamatan Listrik Melalui Acara CIRASA |
![]() |
---|
Teror Anjing Liar Kembali Landa Langkaplancar Pangandaran, Peternak Minta Bantuan Perbakin |
![]() |
---|
Siswa Keracunan Menu MBG Kembali Terjadi, Kali Ini di SMPN 1 Cilimus Kuningan |
![]() |
---|
Bersama BPKAD Kuningan, Kemenkum Jabar Terima Harmonisasi Raperkada Tentang Perubahan Anggaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.