Hasil Kajian Awal BNPB, Pergerakan Tanah di Bandung Barat Mungkin Lebih Cepat, Begini Penjelasannya
Dilihat dari pergerakan tanah yang sifatnya lengkungan seperti di wilayah Kampung Cigembong ini, gerakan tanah masih mungkin terjadi lagi.
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan kajian awal ke lokasi pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Dalam melakukan kajian awal tersebut, petugas BNPB meneliti titik pergerakan tanah di sekitar bangunan SDN Babakan Talang yang terdampak paling parah dengan cara melihat secara langsung dan visual melalui drone.
Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, Udrekh, mengatakan, dilihat dari pergerakan tanah yang sifatnya lengkungan seperti di wilayah Kampung Cigembong ini, gerakan tanah masih mungkin terjadi lagi.
"Awalnya kami menerima informasi awal, ini sepertinya rayapan, tapi kami lihat bukan rayapan dan yang kami khawatirkan kondisi ini masih memungkinkan bergerak," ujarnya saat ditemui di lokasi pergerakan tanah, Jumat (1/3/2023) sore.
Baca juga: Mencekam! Warga Rasakan Getaran dan Gemuruh Bangunan Ambruk Saat Pergerakan Tanah di Bandung Barat
Ia mengatakan, pergerakan tanah yang sifatnya lengkungan tersebut kemungkinan bisa bergerak relatif lebih cepat dan bentuknya seperti U dan di bawahnya membentuk seperti standarnya karakter kejadian ini.
Menurutnya, mahkota pergerakan tanah itu terdapat di sekitar bangunan SDN Babakan Talang.
Namun terkait hal ini perlu dilihat bidang gelincir di sekitar lokasi kejadian.
"Bidang gelincir itu kalau misalnya ada dua lapisan yang atas bisa menyerap air dan yang bawah tidak bisa tembus air."
Baca juga: Pergerakan Tanah di Bandung Barat Mengerikan, Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
"Jadi, air akan menumpuk di bidang gelincir itu. Nah, itu yang menyebabkan, lalu kalau ada rekahan di situ tergelincir, terutama pada saat nanti airnya sudah jenuh," kata Udrekh.
Atas hal tersebut, pihaknya melihat sedimennya masih sama sehingga hasil kajian awal ini akan disampaikan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang akan datang melakukan kajian pada 4 Maret 2024.
"Jadi, dari apa yang kita lakukan dan kita buat dan juga dari hasil drone, mereka akan bisa melakukan kajian yang lebih baik sehingga kita akan menginformasikan ke masyarakat di sini," ucapnya.
Setelah ada kajian dari PVMBG, pihaknya juga akan memberikan rekomendasi terkait kesiapsiagaan kepada masyarakat yang sudah maupun yang belum terdampak. (*)
Sehaluan dengan DPW Jabar, PPP Bandung Barat Tolak SK Menteri Hukum Kubu Mardiono |
![]() |
---|
Imbas Skema Ritase jadi Tonase TPA Sarimukti, Truk-truk Sampah dari Cimahi Dipaksa Putar Balik |
![]() |
---|
Operasional SPPG di Citatah Bandung Barat Dihentikan Imbas Cuci Ompreng di Air Kotor |
![]() |
---|
Viral, Petugas SPPG di Bandung Barat Cuci Tray MBG di Bak Kotor Air Tak Mengalir, Warganet Geram |
![]() |
---|
Keluarga Tolak Autopsi, Penyebab Kematian Siswi Bandung Barat usai Konsumsi MBG Tetap Jadi Teka-Teki |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.