Mencekam! Warga Rasakan Getaran dan Gemuruh Bangunan Ambruk Saat Pergerakan Tanah di Bandung Barat

Bencana tersebut menyebabkan delapan rumah rusak berat, satu bangunan sekolah ambruk, posyandu rusak, dan jalan kampung ambles.

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Kondisi terkini di lokasi pergerakan tanah, tepatnya di lingkungan sekolah yang ambruk di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Jumat (1/3/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG BARAT - Febriani Fujianti (25) masih ingat betul adanya getaran ketika bencana pergerakan tanah melanda Kampung Cigombong, RT 4/13, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Dia merasakan getaran yang pertama pada 19 Februari 2024, kemudian pada 24 Februari 2024 malam, dan keesokan harinya retakan tanah semakin parah hingga menyebabkan rumahnya ambruk karena hanya berjarak beberapa meter.

Kini Febriani dan kedua orang tuanya terpaksa harus mengungsi ke Gedung Islamic Center dekat kantor Kecamatan Rongga karena rumahnya sudah tidak bisa lagi ditempati.

"Awalnya hanya retakan kecil, tidak ngeuh pergerakan tanah, tapi terasa ada getaran seperti lini (gempa)," ujarnya saat ditemui di tempat pengungsian, Jumat (1/3/2024).

Bencana tersebut menyebabkan delapan rumah rusak berat, satu bangunan sekolah ambruk, posyandu rusak, dan jalan kampung ambles dengan kedalaman sekitar dua sampai lima meter.

Akhirnya, 48 kepala keluarga (KK) dengan jumlah total mencapai 192 jiwa mengungsi ke Gedung Islamic Center dekat kantor Kecamatan Rongga karena sebagian rumah mereka hancur dan sisanya terancam.

"Rumah saya rusak total, sudah tidak bisa ditempati. Jadi sekarang, saya sama kedua orang tua, anak, dan suami mengungsi."

"Tapi alhamdulillah barang-barang masih bisa diselamatkan," katanya.

Atas hal tersebut, ia bersama keluarganya siap jika harus direlokasi ke tempat yang lebih aman karena kondisi rumahnya sudah sangat membahayakan dan sudah tidak layak untuk ditempati.

"Daripada membahayakan, enggak apa-apa direlokasi juga karena takutnya ada pergerakan tanah susulan."

"Jadi saya mau ikut saja bagaimana baiknya," ucap Febriani.

Warga lainnya, Ikah (79), mengatakan, ia sempat mendengar suara gemuruh saat rumah warga lain dan bangunan sekolah ambruk akibat terdampak bencana pergerakan tanah tersebut.

"Suara gemuruh ada terutama kemarin yang bangunan sekolah, pas saya lihat ambruk. Jadi, karena takut, saya langsung mengungsi biar aman," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved