Patahkan Stigma Kesehatan Mental Melalui Platform Pasti.Id
Pasti.id ini adalah singkatan dari patahkan stigma kesehatan mental Indonesia yang bertujuan untuk mematahkan stigma negatif
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Video pengalaman dari Yovania Asyifa Jami (21) yang sempat masuk rumah sakit jiwa karena memiliki gangguan mental viral di media sosial karena kisahnya yang tidak biasa.
Dalam video-videonya Yovania menceritakan pengalamannya selama mengalami gangguan mental hingga akhirnya sekarang bisa hidup normal bahkan berkuliah di Universitas Indonesia.
Mulai membuat konten pada 2021, perempuan yang akrab disapa Yova ini justru merasa dampak dari membagikan kisahnya ini justru positif bagi dirinya.
Baca juga: Sambut Hari Kesehatan Mental Sedunia, Ini 5 Tips Jaga Kesehatan Mental ala Tokopedia
Yova mengatakan awal mula tujuan dirinya mulai membuat konten karena ada rasa keresahan akan stigma negatif soal kesehatan mental dan pasien rumah sakit jiwa.
"Awalnya aku anggap hal seperti itu hanya candaan, tapi setelah aku masuk rumah sakit jiwa dengernya ternyata kesal juga. Aku jadi ingin nunjukin ada nih mantan pasien yang justru masuk UI," kata Yova saat ditemui di Trans Hotel, Jalan Gatot Subroto No 289, Sabtu (17/2/2024).
Yova tak menyangka jika kontennya tersebut akan viral karena ia mengaku iseng hanya ingin menyampaikan keluh kesahnya saja.
Dari viral tersebut, Yova justru berpikir jika ia ingin fokus berkarya menyampaikan soal isu kesehatan mental, bukan hanya untuk viral, tetapi ingin mematahkan stigma tersebut.
Hal ini juga membuat Yova membentuk platform kesehatan mental bernama pasti.id.
"Pasti.id ini adalah singkatan dari patahkan stigma kesehatan mental Indonesia yang bertujuan untuk mematahkan stigma negatif yang berkaitan dengan kesehatan mental dan odgj," ujarnya.
Yova mengatakan banyak yang beranggapan orang dengan gangguan jiwa tidak akan bisa sembuh.
Padahal, mereka bisa stabil dan bisa produktif asalkan mendapatkan kesempatan yang sama seperti berobat dan dapat perawatan yang baik juga dukungan lingkungan sekitar.
Selain itu juga di generasi saat ini Yova melihat banyak anak muda yang mendiagnosa dirinya sendiri memiliki gangguan mental.
"Hal-hal yang berkaitan dengan stigma ingin kami luruskan karena isu kesehatan mental di Indonesia banyak yang salah persepsi," ujarnya.
Kegiatan dari komunitas ini diantaranya adalah membuat webinar dan seminar yang menghadirkan ahli psikiater dan sosok-sosok yang memiliki gangguan jiwa dan berhasil membuktikan bahwa mereka mampu berkarya dan berprestasi.
Baca juga: Kesehatan Mental Penting Bagi Generasi Muda, Praktisi Uraikan Pentingnya Konsumsi Vitamin D
"Kami sering mengadakan kegiatan dengan rsj terkait, membuat kegiatan bersama dengan pasien lainnya yang memiliki tujuan yang sama. Selain itu kami melakukan donasi ke panti sosial yang tidak terkait dengan dinsos yang menampung odgj karena mereka banyak butuh bantuan seperti memperbaiki fasilitas dan higienitas," ujarnya.
Polban Gelar Wisuda, Lulusan Diminta Jadi Pelopor dan Inovator |
![]() |
---|
Anggota DPRD Jabar M Lillah Sahrul Mubarok Apresiasi Pemprov Siapkan Program Beasiswa Santri |
![]() |
---|
Anggota DPRD Jabar Lillah Sahrul Mubarok: Teknis Program Beasiswa Santri Diserahkan ke Kemenag |
![]() |
---|
Anggota DPRD Jabar Aten Munajat Sebut Beasiswa Santri Bagus, tapi Pesantren Harus Tetap Didukung |
![]() |
---|
Perkuat Pendidikan Karakter, Disdik Jabar Teken MoU dengan Self Learning Institute |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.