Kesehatan Mental Penting Bagi Generasi Muda, Praktisi Uraikan Pentingnya Konsumsi Vitamin D

Praktisi kesehatan sebut ada hubungan tegak lurus antara kesehatan mental dan saluran cerna, serta dengan vitamin D.

Tribun Jabar/ Muhammad Nandri Prilatama
Gerakan Milenial Indonesia (GMI) Bandung Raya mengadakan kegiatan talk show mengenai mental health bertema 'Beyond the Mask: Destigmatizing Mental Health. Kegiatan ini dilaksanakan di Harlem Resto, Jalan Aceh, Kota Bandung, Minggu (10/12/2023). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kesadaran, pemahaman dan wawasan terhadap kesehatan mental khususnya untuk generasi muda di Bandung penting dipahamai saat ini.

Praktisi kesehatan Indonesia, dr Rina Adeline Sumantri, menjelaskan ada beberapa tips and trik dalam menjaga kesehatan mental dengan mengkonsumsi vitamin D.

Menurut Rina, ada hubungan tegak lurus antara kesehatan mental dan saluran cerna, serta dengan vitamin D.

"Vitamin D berperan dalam regulasi emosi terhadap hormon kortisol yang mempengaruhi mood. Vitamin D juga berperan menurunkan reaksi radang di otak yang memicu gangguan kesehatan mental,"

"Hormon lain yang juga dipengaruhi vitamin D yang juga terhubung dengan kesehatan mental adalah insulin, estrogen, dan testosteron," kata Rina dalam talk show mengenai mental health bertema Beyond The Mask: Destigmatizing Mental Health yang digelar Gerakan Milenial Indonesia atau GMI Bandung Raya di Jalan Aceh, Kota Bandung, Minggu (10/12/2023).

Rina pun menyebut gangguan kesehatan mental begitu rentan menimbulkan penyakit lain yang membuat diri menjadi drop, sehingga kesehatan mental ini bagian yang sangat berkontribusi dengan kesehatan secara menyeluruh.

"Kesehatan mental itu sebetulnya menunjang kesehatan secara menyeluruh. Orang-orang yang kesehatan mentalnya rapuh, biasanya daya tahan tubuhnya pun tak terlalu baik. Atau orang yang memiliki gangguan kesehatan fisik itu ujungnya bisa terjadi gangguan kesehatan mental," ujarnya.

Pravelensi kesehatan mental Gen Z dan milenial yang tinggi, kata Rina, disebabkan mayoritas Gen Z lahir pada masa perubahan tak ada internet ke ada internet. Kemudian, teknologi mulai berkembang bahkan terjadi loncatan teknologi luar biasa.

Hal lain, mereka mengalami sebuah tragedi, semisal covid dan krisis global yang menjadikan mereka cenderung rentan secara psikologis.

Akhirnya mereka menyerap sesuatu tanpa adanya bimbingan, maka penting adanya parenting (bimbingan), meski teknologi pun penting hanya bila untuk di bawah umur harus mendampingi anaknya dan memberikan pelajaran, dan tak kalah penting quality time bersama keluarga itu nomor satu," ujarnya.

Dia juga menambahkan, ada empat katagori yang masuk dalam gangguan kesehatan mental, seperti gangguan suasana hati (baperan) atau gangguan bipolar, gangguan kecemasan (terlalu banyak rasa takut), gangguan sikosis (tak bisa membedakan mana realita dan mana mimpi) alias halu, dan gangguan makan.

"Kesehatan mental itu penting untuk keseimbangan emosional, menentukan hubungan sosial dan komunikasi, produktivitas dan kinerja, dan berkonsentrasi dalam bekerja dan mengambil keputusan yang tepat," katanya.

Di tempat yang sama, Dewan Pembina GMI Bandung Raya, Rully Syumanda, menganggap ada banyak masalah yang ada di kaum milenial saat ini khususnya terkait mental. Katanya, mereka membutuhkan dukungan dari banyak pihak.

"Kami rasa harus sama-sama membangun bangsa ke arah lebih baik. Pembangunan bangsa ke depan ada pada anak milenial lima sampai 10 tahun ke depan merekalah yang akan menjadi pemimpin bangsa," ujar Rully.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved