Efek Maruarar Sirait Mundur, Ratusan Kader PDIP Majalengka Ikut Mundur, Dukung Langkah Politik
Kader sayap partai dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Kabupaten Majalengka berbondong-bondong pamit.
TRIBUNJABAR.ID - Kader sayap partai dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Kabupaten Majalengka berbondong-bondong pamit dari partai berlogo banteng moncong putih itu, Selasa (16/1).
Setidaknya 150 kader Taruna Merah Putih (TMP) Kabupaten Majalengka mendatangi Sekretariat DPC PDIP Kabupaten Majalengka, kemarin, dan menyatakan mundur.
Keputusan keluar dari PDIP itu mereka ambil seiring hengkangnya politisi senior Maruarar Sirait dari partai PDIP.
Bendahara TMP Kabupaten Majalengka, Dena M Ramdan, mengungkapkan ia bersama kader-kader binaannya sejak 2009 itu mengikuti keputusan Maruarar yang merupakan mantan ketua Umum DPP TMP yang juga mengundurkan diri dari PDIP.
Baca juga: Maruarar Sirait Mundur dari PDIP, Ketua Taruna Merah Putih Sumedang Sebut Semua Kecewa, Tapi . . .
"Kami akan mengikut arah politiknya Pak Jokowi dan Bang Ara," kata Dena M Ramdan di Sekretariat DPC PDIP Kabupaten Majalengka, Jalan Pemuda, Kecamatan/Kabupaten Majalengka, Selasa (16/1).
Dena mengatakan keputusan tersebut telah dipikirkan matang-matang berdasarkan hasil diskusi dengan orang tua hingga 150 kader yang kali ini menyatakan mundur.
Menurut Dena, Ara, sapaan akrab Maruarar, adalah sosok panutan bagi kader-kader TMP. Maka itu mereka memutuskan mengikuti langkah Ara mundur dari PDIP.
"Kami telah merasakan dan melihat track record beliau. Kontribusi Bang Ara untuk Majalengka sangat besar, dan Pak Jokowi juga memberikan kontribusi luar biasa bagi Indonesia," kata Dena.
Maruarar Sirait sebelumnya memutuskan keluar dari PDIP karena akan mengikuti langkah politik Presiden Jokowi. Hal ini ia sampaikan usai menyambangi kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta pada Senin (15/1/2024) malam.
"Saya memilih mengikuti langkah Pak Jokowi," kata Ara dari dalam mobilnya.
Mantan anggota DPR RI itu beralasan memilih mengikuti langkah Jokowi karena percaya mantan Wali Kota Solo itu adalah pemimpin yang dipercaya rakyat dan telah memperjuangkan banyak hal bagi Indonesia.
Ara juga menyinggung tingkat kepercayaan publik terhadap Jokowi berdasarkan hasil lembaga survei berkisar di angka 75-80 persen.
"Seperti mayoritas kebanyakan Rakyat Indonesia yang juga percaya pada Pak Jokowi yang adil dan bisa memanusiakan manusia dan bisa memajukan bangsa kita. Bagaimana tegas menghadapi radikalisme.
"Dan menguasai saham mayoritas Indonesia di Freeport, dan bagaimana bantu rakyat kecil dan pindahkan ibu kota untuk adanya pemerataan. Jadi saya memilih bersama Pak Jokowi dalam pilihan politik saya berikutnya ke depan, mohon doa restunya," kata Ara.
Ara mengaku berkontemplasi lama sebelum memutuskan keluar dari PDIP. Ia juga menuturkan banyak suka duka selama di PDIP.
Ara pun berterima kasih kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri atas kesempatan yang diberikan selama ini. Ia juga memohon maaf kepada kolega-koleganya di PDIP karena harus mengundurkan diri. Ara meminta maaf jika ada kekurangan selama di PDIP.
Ara mengaku keputusannya keluar PDIP sudah final. Dia juga telah bertemu Presiden Jokowi sebelum mengambil keputusan itu. "Hari ini, saya mohon maaf karena saya tidak bisa lagi ada di PDI Perjuangan karena saya punya keyakinan dan percaya dengan Pak Jokowi," kata dia.
Seiring keputusan mundur itu, Ara juga menyerahkan Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP miliknya kepada Wakil Sekjen PDIP Utut Adianto.
"Saya ucapkan terima kasih ke Bu Mega. Sudah izinkan saya berbakti kepada PDIP. Dan saya berdiskusi dengan keluarga terdekat. Saya memutuskan pamit dari PDIP hari ini," kata anak pendiri Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Sabam Sirait itu.
"Izinkanlah dengan keterbatasan saya. Saya pamit. Semoga PDIP dapat kader yang lebih baik, loyal, profesional dan lebih berkualitas dibanding saya. Saya mohon pamit. Merdeka," kata ujarnya.
Ara adalah anak dari Sekretaris Jenderal pertama PDI Sabam Sirait. Dia berkarier di PDIP sejak 1999A. Jika bapaknya adalah salah satu pendiri PDI, maka Ara merupakan pendiri organisasi sayap PDIP Taruna Merah Putih (TMP). Dia juga beberapa kali duduk di Senayan sebagai perwakilan PDIP.
Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani tak berbicara banyak mengenai keputusan hengkang Ara itu. Putri Megawati itu hanya mengucapkan terima kasih kepada mantan sejawatnya itu. "Terima kasih selama ini sudah bersama dengan PDIP," kata Puan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/1).
Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi, Djarot Saiful Hidayat menghargai sikap Ara itu. "Lebih gentle seperti itu," kata Djarot.
Ia pun tak mempermasalahkan bila pilihan politik yang berbeda dengan PDIP menjadi alasan Ara keluar dari partai. Djarot menegaskan keluarnya Ara justru akan membuat seluruh kader PDIP menjadi solid dan semangat.
Di sisi lain pihak Istana melalui Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana meminta mundurnya Ara dari PDIP tidak dikaitkan dengan Presiden Joko Widodo. Mundurnya Ara, ujarnya, adalah sikap pribadi yang tidak ada hubungannya dengan Jokowi.
"Apapun sikap politik yang diambil Bang Ara itu adalah sikap pribadi, sikap yang bersangkutan. Jadi jangan dihubung-hubungkan dengan presiden," kata Ari di Gedung Sekretariat Negara, Selasa, (16/1/2024).
Ari enggan menjawab saat ditanya apakah Ara bertemu Presiden Jokowi terlebih dahulu sebelum mundur dari PDIP. Termasuk mengenai beredarnya foto pertemuan Ara dengan Presiden Jokowi sebelum memutuskan mundur. Ari mengatakan terkait itu sebaiknya ditanya kepada Ara. "Ya tanya bang Ara aja. Itu kan difotonya bang Ara," katanya.
Hubungan antara Presiden Jokowi dengan PDIP, kata Ari, sampai saat ini baik baik saja.
"Nggak ada masalah," katanya. Termasuk kata Ari, status keanggotaan Presiden Jokowi di PDIP.
Menurutnya, status keanggotaan Jokowi di PDIP hingga saat ini tidak berubah. "Ya sampai saat ini belum ada apa-apa kan? Tetap. Tidak ada apapun dari presiden, pernyataan dari presiden, maupun dari PDIP. Jadi baik-baik saja lah," katanya.
Presiden Jokowi, kata Ari, menilai mundurnya Ara dari PDIP sebagai sikap politik pribadi. Sikap tersebut harus dihargai dan dihormati.
"Ya itu sikap politik bang Ara yang kita hormati, kita hargai lah. Karena teman-teman sudah dengar semua sikap politiknya? Tentang bagaimana sikap presiden, ya beliau mengatakan itu sikap politik pribadi yang bersangkutan," katanya.(tribun network/imam ahmad baehaqi/frs/dod)
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
Kasus Dugaan Ijazah Palsu Jokowi Disorot Menteri Era Gus Dur, Pertanyakan Hasil yang Diungkap Polisi |
![]() |
---|
Pencuri Sepeda Motor Guru di Majalengka Nekat Lompat ke Sungai padahal Tak Bisa Renang |
![]() |
---|
Maling Nekat Curi Motor Guru di Majalengka, Panik saat Diteriaki Siswa, Berujung Ditendang Babinsa |
![]() |
---|
Pengusaha Majalengka jadi Tersangka Pemalsuan Beras Premium, Ini 12 Merek yang Tak Penuhi Standar |
![]() |
---|
Nasib Pilu Pengamen Asal Majalengka Disekap di Muara Baru, Sempat Dijanjikan Kerja Gaji Rp 6 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.