Pengamat Tata Kota ITB soal Ancaman Gempa di Bandung Metropolitan, Mitigasi Sangat Penting

PENGAMAT tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Frans Ari Prasetyo, mengatakan, Sumedang adalah bagian dari kawasan Bandung Metropolitan.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Giri
DARYONO/BMKG
Bentangan Sesar Gempa Sumedang. PENGAMAT tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Frans Ari Prasetyo, mengatakan, Sumedang adalah bagian dari kawasan Bandung Metropolitan. 

PENGAMAT tata kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Frans Ari Prasetyo, mengatakan, Sumedang adalah bagian dari kawasan Bandung Metropolitan.

Menurutnya, di kawasan Bandung Metropolitan itu ada Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang. Semua daerah itu merupakan kawasan yang rapuh atau rawan bencana. 

"Kawasan metropolitan area, dalam skema ini harus memiliki satu instrumen yang sangat penting tentang mitigasi bencana," ujar Frans, saat dihubungi Senin (8/1/2024). 

Melihat dari konstruksi geologi sesar, ujar Frans, daerah Sumedang dan Bandung itu bersinggungan dua sesar, yaitu Sesar Lembang dan Sesar Baribis.

"Kedua sesar ini sangat potensi berisiko untuk menghadirkan bencana. Maka dari itu dalam rencana tata ruang harusnya dimasukkan semua instrumen tentang mitigasi bencana dalam rencana tata ruang Kabupaten Sumedang, bahkan dalam konteks rencana tata ruang yang lebih besar di Pemprov Jabar," katanya. 

Baca juga: Bahaya Mengintai Sumedang, Ada Sesar Baru yang Melintas di Pusat Kota Berdasarkan Analisis

Instrumen tentang mitigasi bencana itu, menurut Frans, bukan cuma harus ada tapi harus lebih detail karena kawasan Bandung Metropolitan posisinya sangat rentan terhadap bencana. 

"Ada pergerakan sedikit dia akan mengalami kehancuran besar-besaran. Tapi, itu yang sangat minim dielaborasi oleh pemerintah yang ada di Bandung Metropolitan ini," ujarnya.

Pemerintah juga, menurutnya, sudah saatnya mengedukasi warga tentang bagaimana menghadapi bencana. 

"Jadi ada beberapa skema, bagaimana cara menghadapinya, bagaimana hidup bersama bencana, dan setelah bencana. Itu juga tidak pernah disosialisasikan, karena seolah-olah Bandung Metropolitan ini sebagai daerah yang sangat aman, jarang sekali terjadi bencana besar," katanya. 

Bencana gempa di Kabupaten Sumedang pekan lalu pun, ujar Frans, menjadi pukulan telak bagi pemerintah. 

"Bayangkan saja kalau itu terjadi di Sesar Lembang, apa yang terjadi dengan Kota Bandung?" katanya. 

Pembangunan pemerintah selama ini, ujar Frans, tidak pernah memikirkan kerapuhan geologis. Infrastruktur terus ditambah, sedangkan mitigasi bencana tidak dijalankan dengan baik dan benar. 

"Kenapa pemerintah tidak melakukan satu skenario agar masyarakat ini lebih aman dari bencana dan lebih adaptif terhadap bencana, itu yang tidak pernah dilakukan, jadi selama ini pemerintah ini kalau ada bencana baru akan bereaksi spontan dan sporadis," ucapnya.

Baca juga: Tanggap Darurat Gempa Sudah Dicabut, Masyarakat Sumedang Kini Diimbau Waspada Banjir dan Longsor

Frans pun membandingkan gempa yang terjadi di Sumedang dengan Jepang. Saat itu, kata dia, warga Jepang langsung mencari zona aman dan menunggu di sana. 

"Bandingkan dengan yang terjadi di Sumedang, semua awur-awuran semua panik, ini bukti kurangnya atau ada yang salah dengan sosialisasi dan edukasi tentang bencana," katanya. 

Baca juga: Sumedang Kembali Diguncang Gempa Bumi, PJ Bupati Akan Koordinasi dengan BMKG: Nanti Dianalisis

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved