Gempa di Sumedang

Dosen Teknik Geologi Unpad Ismawan Yakini Gempa Sumedang Bukan Karena Sesar Cileunyi-Tanjungsari

Gempa bumi yang melanda Sumedang pada Minggu (31/12/2023) dan Senin (1/1/2024) menunjukkan wilayah Jawa Barat menyimpan potensi sesar yang belum terpe

Penulis: Muhamad Nandri Prilatama | Editor: Darajat Arianto
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin
Susi Susilawati (45), menunggu mertuanya Cece Tarmana (71), yang terbaring sakit di tenda darurat RSUD Sumedang, Senin (1/1/2024) malam. Dosen Fakultas Teknik Geologi Unpad, Ismawan mengatakan bahwa sesar di Jawa Barat diakibatkan proses tumbukan lempeng tektonik Indo-Australia di selatan Jawa yang berlangsung setiap saat. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gempa bumi yang melanda Sumedang pada Minggu (31/12/2023) dan Senin (1/1/2024) menunjukkan wilayah Jawa Barat menyimpan potensi sesar yang belum terpetakan, sehingga menjadi tugas peneliti maupun ahli geologi untuk lakukan pemetaan.

Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran, Ismawan mengatakan bahwa sesar di Jawa Barat diakibatkan proses tumbukan lempeng tektonik Indo-Australia di selatan Jawa yang berlangsung setiap saat.

Dampak dari tumbukan tersebut kemudian menyebar dan dikonversi menjadi energi kinetik.

“Begitu ada bidang-bidang ‘lemah’, di situlah dia akan bergerak. Mungkin awalnya tidak bergerak karena masih bisa ditahan (oleh lempeng yang ada), begitu ada energi, jebol, di situlah terjadi gempa,” kata Ismawan dari keterangan tertulisnya, Selasa (2/1/2024).

Jawa Barat setidaknya memiliki sejumlah sesar aktif dan sesar kecil yang sudah dipetakan.

Baca juga: RSUD Sumedang Dipastikan Aman Meski Ada Retak-retak Setelah Gempa Bumi, Sudah Dicek Tim Ahli

Di luar itu, ada banyak potensi sesar yang belum terpetakan tetapi memiliki dampak signifikan, contohnya seperti peristiwa gempa bumi di Cugenang, Cianjur pada 2022 diakibatkan aktivitas sesar yang belum terpetakan.

"Saya meyakini gempa itu bukan karena aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Ini disebabkan tiga lokasi episentrum gempa bumi di Sumedang berada jauh dari ujung timur laut sesar Cileunyi-Tanjungsari," katanya.

Ismawan menganalisis, jika melihat dari focal mechanism gempa bumi yang terjadi, diperkirakan arah sesar yang terlihat relatif dari barat ke timur.

Sehingga kalau dibandingkan dengan Sesar Cileunyi-Tanjungsari, itu arahnya berbeda.

"Kemungkinan penyebab gempa bumi yang terjadi di Sumedang adalah akibat aktivitas sesar yang belum diketahui," kata dia.

"Selain itu, melihat lokasi episentrum gempa bumi yang berada di wilayah pusat kota Sumedang, lokasi ini sebelumnya belum pernah terjadi gempa bumi," ucap Ismawan.

Bangunan rumah warga di Desa Cikawung, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, roboh akibat getaran gempa yang terjadi di Sumedang, Senin (1/1/2024). Dok Tagana Subang
Bangunan rumah warga di Desa Cikawung, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, roboh akibat getaran gempa yang terjadi di Sumedang, Senin (1/1/2024). Dok Tagana Subang (Tagana Subang)

"Jadi, ini harus dilakukan penelitian lebih jauh. Pemda dan ahli geologi harus menjelaskan ini sesar apa. Kalau sesar baru dia arahnya dari mana sampai di mana,” katanya.

Lebih lanjut, Ismawan menjelaskan, hasil observasi yang dilakukan sebelumnya, wilayah Sumedang terdiri dari batuan rombakan gunung api yang belum terkonsolidasi lepas.

Baca juga: Pakar ITB Soal Gempa Sumedang: Waspada Gempa Kekuatan Tak Terlalu Besar, Tapi Berdampak Signifikan

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved