Gerakan Pengelolaan Sampah Terintegrasi Dorong Jawa Barat Capai Target Zero Waste

Unisba menargetkan sebagai “Kampus Carbon Credit” sekaligus menjadi model solusi pengelolaan sampah di Kota Bandung

Penulis: Nappisah | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Nappisah
FGD SOAL SAMPAH - (dari kiri) Sekertaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman - Rektor Unisba, Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU., dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Reorganisasi Tata Kelola Sampah Terintegrasi di Unisba: Konsolidasi Potensi, Teknologi, dan Gerakan Institusional” yang digelar di kampus Unisba. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Krisis sampah yang membelit Jawa Barat, khususnya Kota Bandung, mendapat angin segar dari dunia kampus. 

Universitas Islam Bandung (Unisba) meluncurkan inisiatif pengelolaan sampah terintegrasi yang diklaim siap menjadi model penanganan zero waste di perkotaan.

Komitmen itu ditegaskan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Reorganisasi Tata Kelola Sampah Terintegrasi di Unisba: Konsolidasi Potensi, Teknologi, dan Gerakan Institusional” yang digelar di kampus Unisba. 

Baca juga: Jasad Bayi Dibuang ke Sungai di Cirebon, Terungkap setelah Ojol Curiga Penumpang Buang Sampah

Dalam forum itu, Unisba memperkenalkan terobosan pengolahan food waste hasil kolaborasi Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). 

Tim yang dipimpin Prof. Dr. Ir. Ina Helena Agustina, M.T., bersama Dr. Imam Indratno, apt. Gita Cahya Eka Darma, dan Dr. Ir. M. Dzikron A. M., mengolah limbah makanan menjadi pakan ternak, pupuk, dan bahan bakar dengan teknologi ramah lingkungan seperti pyrolysis dan insinerator plasma dingin.

Atas inisiasi tersebut, Unisba menargetkan sebagai “Kampus Carbon Credit” sekaligus menjadi model solusi pengelolaan sampah di Kota Bandung. Pasalnya, Indonesia menghasilkan 20,93 juta ton sampah makanan per tahun terbesar keempat di dunia dengan potensi kerugian ekonomi mencapai Rp231–551 triliun. 

Di Kota Bandung sendiri, 44,52 persen dari total timbulan sampah merupakan sisa makanan. 

Melalui eksperimen pengolahan food waste dari rumah makan menjadi pakan ternak, membuktikan potensi industrialisasi dari hulu ke hilir, pemberdayaan masyarakat, serta diversifikasi produk ramah lingkungan.

“Penanganan sampah yang membanggakan dimulai dari kampus Unisba. Zero waste di Unisba akan dikelola secara terintegrasi, ditopang teknologi reaktor plasma yang memiliki insentif karbon dan carbon credit. Ini akan menjadi role model, dan kami akan tugaskan Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk mendampingi,” ujar Sekertaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman, Jumat (15/8/2025). 

Baca juga: Masalah Sampah di Pasar Gedebage Akhirnya Teratasi, Puluhan Ton Disulap Menjadi Kompos

Ia juga menyoroti tantangan besar pengelolaan sampah di Jawa Barat, di mana timbulan sampah harian mencapai 29,7 ribu ton, namun baru sekitar 20 persen yang terkelola dengan baik. 

Dari 34 Tempat Pembuangan Akhir (TPA), hanya 12 yang dikelola optimal, sementara sisanya masih menggunakan metode tradisional. 

“Perguruan tinggi, dimulai dari Unisba, akan mempelopori pengelolaan sampah terintegrasi berbasis teknologi ramah lingkungan,” tambahnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret terhadap inovasi dosen Unisba tersebut, Sekda Jabar menegaskan kesiapan Pemprov untuk menyediakan infrastruktur strategis.

 “Saya menyetujui pembangunan TPS (Tempat Penampungan Sementara) di Arcamanik pada lahan milik Pemprov Jabar. Selain itu, di Pasar Caringin yang dikelola swasta dan masih bermasalah dalam pengelolaan sampah, kami mempertimbangkan penerapan teknologi insinerator plasma bertenaga listrik. Lahan milik Pemprov yang disewa pengelola swasta di lokasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengolahan sampah dengan teknologi ini,” jelasnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved