Kasus Subang Terungkap

"Data Siswanya Fiktif" Kata Polisi soal Yayasan dalam Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Kasus pembunuhan ibu dan anak di Kabupaten Subang menemui titik terang setelah polisi menetapkan lima orang tersangka dan melakukan olah TKP ulang.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: Hermawan Aksan
Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman
Dirkrimum Polda Jabar Kombes Pol Surawan saat diwawancarai tentang perkembangan kasus Subang di Mapolda Jabar, Jumat (27/10/2023). 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id Nazmi Abdurrahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Kabupaten Subang menemui titik terang setelah polisi menetapkan lima orang tersangka dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) ulang.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Surawan, mengatakan, dari serangkaian pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan tersangka, penyidik mulai menemukan motif dari pembunuhan tersebut.

Dalam olah TKP kemarin, kata dia, digambarkan oleh tersangka M. Ramdanu alias Danu, di mana posisi korban saat peristiwa itu terjadi dan dibunuh menggunakan apa.

"Kita cocokkan dengan bekas-bekas darah, baik yang menggenang kemudian percikan di dinding, di sofa ruang tengah sampai kamar mandi, sampai dengan depan gudang, sehingga kita punya gambaran jelas, dari mana dibawa ke mana," ujar Surawan di Mapolda Jabar, Jumat (27/10/2023).

Selain itu, penyidik telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang pengurus yayasan Bina Prestasi Nasional milik salah satu tersangka, Yosep Hidayah.

Dari hasil pemeriksaan tersebut, kata dia, ditemukan fakta bahwa yayasan tersebut legal.

Namun, didapati data siswa fiktif pada yayasan tersebut.

"Secara yayasan semua legal standing sudah benar, namun secara operasional tidak ada siswanya," katanya.

Baca juga: “Mungkin Sakit Hati” Yoris Bongkar Curhatan Yosef yang Merasa Terhina oleh Korban Tuti Suhartini

Saat ini, pihaknya masih menghitung berapa jumlah siswa Fikri setiap tahunnya untuk tingkat SMP dan SMK.

"Selama ini, sudah kelihatan tidak ada operasional di sekolah, data siswanya juga fiktif," ucapnya.

Dari pemeriksaan terhadap yayasan tersebut, kata dia, penyidik kemudian melakukan pendalaman terkait dengan motif pelaku menghabisi nyawa Tuti Suhartini (55) dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23).

"Sedikit banyak kita sudah mulai terbuka. Kalau sudah klop semua keterangan, kita sampaikan," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved