Murid SD di Bandung Barat Keracunan
Bahan Baku Cimin yang Diduga Tewaskan 1 Siswa dan Racuni 33 Siswa di Bandung Barat Dibawa ke Lab
Kepala Puskesmas Saguling, Burhan mengatakan, sampel yang diambil untuk diuji laboratorium tersebut totalnya ada 7 item
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
Menurutnya, keracunan makanan yang dialami oleh seorang siswa tersebut memperparah kondisi kesehatan fisik sehingga kondisinya melemah dan meninggal dunia saat menjalani perawatan.
"Dugaan penyebabnya dari jajanan cimin atau olahan makanan dari aci yang pakai bumbu pedas, mungkin dari pedasnya ini (keracunan)," ucapnya.
Burhan mengatakan, dari total 34 siswa yang mengalami keracunan massal itu di antaranya 15 siswa masih menjalani rawat inap, 13 rawat jalan, lalu di RS Kartini 3, RSCK 1, RS Dustira 1 meninggal dunia, dan Klinik Assyyidha 1 siswa.
Sejumlah siswa tersebut, kata dia, merasakan gejala keracunan mulai pukul 01.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB, kemudian mereka terus berdatangan ke Puskesmas Saguling untuk melakukan pemeriksaan.
"Saat dilakukan pemeriksaan gejalanya ringan, kalau yang dirawat gejalanya berat ada yang muntah-muntah dan diare, sampai saat ini pasien masih berdatangan," kata Burhan.
Awal Mula Musibah
Sebanyak 34 siswa SDN Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan aci mini (cimin) di sekolahnya pada Selasa (26/9/2023).
Puluhan siswa itu hingga Kamis (28/9/2023), mayoritas masih mendapat perawatan di Puskesmas Saguling karena mereka masih mengeluhkan gejala seperti diare, muntah, dan demam, sehingga harus mendapat penanganan medis.
Kepala Puskesmas Saguling, Burhan mengatakan, dari total 34 siswa yang mengalami keracunan massal itu di antaranya 15 siswa masih menjalani rawat inap, 13 rawat jalan, lalu di RS Kartini 3, RSCK 1, RS Dustira 1, dan Klinik Assyyidha 1 siswa.
"Dugaan penyebabnya dari jajanan cimin atau olahan makanan dari aci yang pakai bumbu pedas," ujarnya saat ditemui di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023).
Burhan mengatakan, sejumlah siswa tersebut merasakan gejala keracunan mulai pukul 01.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB, kemudian mereka terus berdatangan ke Puskesmas Saguling untuk melakukan pemeriksaan.
"Saat dilakukan pemeriksaan gejalanya ringan, kalau yang dirawat gejalanya berat ada yang muntah-muntah dan diare, sampai saat ini pasien masih berdatangan," kata Burhan.
Camat Saguling Kemal Adhiyaksa mengatakan, kejadian keracunan ini bermula saat para siswa SDN 3 Jati itu mengeluhkan mual, diare, pusing, demam, dan muntah-muntah secara bersamaan setelah mengonsumsi jajanan di sekolah.
"Jadi anak-anak ini jajan pada hari Selasa ketika sekolah, nah pada malam Rabu mereka mulai merasakan gejala panas, muntah, dan diare," ucap Kemal.
Sementara untuk saat ini, pihaknya masih menunggu perkembangan dari rumah sakit dan puskesmas terkait kondisi semua korban tersebut dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan uji laboratorium sampel makanan.
"Sekarang penanganan masih terus berjalan. Kami bersama pihak Puskemas dan Dinas Kesehatan update terus kondisinya. Kita berdoa, mudah-mudahan jumlah korban tidak bertambah," katanya.
(Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin)
Penyebab Murid SD di Bandung Barat Keracunan Masih Misterius, Yoghurt Tak Mengandung Bakteri & Racun |
![]() |
---|
Tak Mengandung Zat Kimia, Yoghurt yang Sebabkan 21 Siswa SD di Padalarang Keracunan Masih Diperiksa |
![]() |
---|
Lagi-lagi Kasus Keracunan di Jabar, di Cianjur Gara-gara Nasi Liwet, di Bandung Barat Karena Yoghurt |
![]() |
---|
Kasus Keracunan Murid SD di Bandung Barat Terjadi 2 Kali, Disdik Minta Sekolah Awasi Penjual Jajanan |
![]() |
---|
Yoghurt yang Diduga Bikin Puluhan Murid SD di Bandung Barat Keracunan Lebih Murah dari Harga Pasaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.