Kebakaran di TPA Sarimukti

Meski Sudah Ada Mesin, Masih Ada 125 Ton Sampah Per Hari di Kabupaten Bandung yang Belum Tertangani

Dadang mengatakan, kini operasional pengelolaan sampah berbasis RDF di tiga lokasi dengan 4 unit mesin pengolahan sudah dimulai.

Tribun Jabar/ Lutfi AM
Bupati Bandung Dadang Supriatna Saat meninjau pengelolaan sampah di Pusat Edukasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah, di Baleendah, Kabupaten Bandung, Rabu (30/8/2023) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Meski Pemerintah Kabupaten Bandung kini sudah membangun 4 unit pengelolaan sampah berbasis refuse derived fuel (RDF), namun masih terdapat sampah yang belum tertanggulangi.

Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan, kini operasional pengelolaan sampah berbasis RDF di tiga lokasi dengan 4 unit mesin pengolahan sudah dimulai.

"Tiga titik itu, ada dua unit di Puspa (Pusat Edukasi Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah di Baleendah) , satu unit di Citaliktik Soreang, satu unit TPST Oxbow Cicukang Margaasih," kata Dadang, di Puspa Baleendah, Rabu (30/8/2023).

Dadang mengatakan, dari jumlah penduduk 3,7 juta jiwa menghasilkan sampah seharinya 1300 ton, tinggal menyisakan 350 ton, sebab selesai dikelola di desa masing-masing.

Baca juga: Zona Darurat TPA Sarimukti Siap Digunakan, Pengelola Tunggu Arahan DLH Jabar untuk Pembukaan

"Hari ini kami mulai oprasikan 4 unit, sehingga berkurang 100 ton, berarti sekitar 250 ton masih kita perlu alat lagi. Insyaallah mungkin di perubahan atau di murni akan programkan lagi," kata Dadang.

Alat tersebut, kata Dadang, satu unit mampu mengolah 25 ton sampah perharinya.

"Sehingga, nantinya sampah yang ada di Kabupaten Bandung sebanyak 1300 ton per hari, ini bisa selesai tanpa harus ada TPA," kata Dadang.

Adapun alat pengolah sampah tersebut dipergunakan untuk mengolah sampah plastik yang tidak bernilai ekonomi.

Sampah-sampah dipilah lalu dikeringkan hingga dicacah menggunakan alat tersebut.
Setelah itu sampah dibakar dengan menggunakan alat itu tanpa bahan bakar, dan dinilai ramah lingkungan.

Nantinya sampah menghasilkan residu yang bernilai ekonomis. Hasil dari pembakaran menghasilkan abu, abu bisa disaring dicampur dengan bios, dan menghasilkan pupuk ramah lingkungan.

Sebelumnya, dikatakan Dadang, pengiriman sampah Sarimukti dari Kabupaten Bandung dikurangi, hanya menjadi 125 ton.

Kini masih terdapat sampah yang tersisa meski sudah dibuang ke Sarimukti dan dikelola menggunakan mesin tersebut.

Sebab, menurutnya, dari 1300 ton sampah perhari yang dihasilkan Kabupaten Bandung, tersisa 350 ton sampah yang tak terselesaikan oleh desa atau wilayahnya.

Baca juga: Luhut Binsar Pandjaitan Sebut Kebakaran TPA Sarimukti Seperti Lahan Gambut, Butuh Hujan Deras 3 Hari

Dari 350 ton sampah tersebut, kini hanya bisa dikelola 100 ton perharinya, dan jika sudah dibuka, hanya bisa membuang 125 ton sampah perharinya ke TPA Sarimukti. Sehingga masih terdapat 125 ton sampah perharinya, yang tersisa.

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved