Kemarau Panjang, Debit Air Sungai Cimahi untuk Bahan Baku Air Minum Turun 20 Persen

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi, Endang mengatakan, debit air di Sungai Cimahi totalnya mencapai 120 liter per detik

Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Ravianto
Istimewa
Petugas ketika mengecek pengolahan air di PDAM Tirta Raharja. Debit air Sungai Cimahi yang menjadi sumber air baku Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) untuk Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) Air Minum saat ini mengalami penurunan hingga 20 persen. 

TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Debit air Sungai Cimahi yang menjadi sumber air baku Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) untuk Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) Air Minum saat ini mengalami penurunan hingga 20 persen.

Penurunan sumber air tersebut akibat musim kemarau panjang yang sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu, sehingga kondisi itu menyebabkan debit air di Sungai Cimahi terus mengalami penurunan.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi, Endang mengatakan, debit air di Sungai Cimahi totalnya mencapai 120 liter per detik, namun saat musim kemarau menurun sekitar 10 hingga 20 persen.

"Dari total 120 liter per detik itu, air baku yang diambil dari Sungai Cimahi untuk pengolahan air minum yakni 50 liter detik, tapi sekarang ada penurunan," ujarnya saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).

Kendati demikian, pihaknya memastikan produksi air bersih tetap normal sehingga distribusi terhadap 4.550 Sambungan Rumah (SR) di Kota Cimahi tetap aman karena sisa debit air tersebut masih cukup besar.

Selain itu pihaknya juga sudah menambah kapasitas produksi air bersih sebanyak 30 liter per detik yang nantinya akan didistribusikan bagi 2.500 SR di wilayah Kelurahan Cigugur Tengah dan Kelurahan Cibeureum.

"Jadi nanti air baku yang diproduksi bertambah jadi 80 liter per detik karena ada tambahan 30 liter per detik," kata Endang.

Atas hal itu SPAM yang ada di kawasan perkantoran Pemkot Cimahi tersebut masih bisa menyuplai bantuan bagi warga yang mengalami kesulitan air bersih selama musim kemarau tahun ini.

Ia mengatakan, selama musim kemarau ini ada beberapa daerah yang dilaporkan sudah mengalami krisis air bersih di antaranya di Kelurahan Cibeber, Leuwigajah, dan Cipageran hingga harua dipasok air menggunakan mobil tanki setiap minggu.

"Laporan yang sudah masuk ke kita itu ada beberapa RT dan RW di tiga kelurahan sejak Juli sampai Agustus ini. Jadi, satu minggu itu kita rutin kirim 2 kali air bersih, tidak dipungut biaya," ujarnya.(Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin)
 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved