Kronologi Ibu Penjual Sempol dan Anaknya di Malang Tewas di Kontrakan, Diduga Depresi Terlilit Utang

Seorang ibu muda berinisial M (32) tekat diduga mengakhiri hidupnya sendiri bersama sang anak di Malang, diduga karena terlilit utang ditagih rentenir

Editor: Hilda Rubiah
TribunStyle/kolase
Kronologi ibu muda terlilit utang di Malang ditemukan tewas di kontrakan bersama anaknya 

TRIBUNJABAR.ID - Seorang ibu muda berinisial M (32) tekat diduga mengakhiri hidupnya sendiri bersama sang anak di Malang.

M ditemukan tewas bersama anaknya secara tak wajar di kontrakannya di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jumat (21/7/2023).

Jasad M ditemukan di dapur, sementara jasad anaknya, AP ditemukan di dalam kamar.

Diduga M yang merupakan pedagang sempol nekat mengakhiri hidup lantaran depresi telilit utang dan selalu ditagih rentenir.

Baca juga: Kronologi Pemilik Toko Jamu di Karawang Tewas, Dianiaya secara Brutal, Warga Lihat Korban Terkapar

Lantas seperti apa kronologi M dan AP ditemukan tewas di kontrakan? Sang Suami pilih kabur?

Ketua RT setempat, Ahmad Toyib Fadilah membeberkan kronologi ibu muda itu sebelum ditemukan tewas diduga mengakhiri hidup tersebut.

Diketahui sudah sepekan ini M hanya tinggal berdua dengan AP di rumah kontrakan tersebut.

Sedangkan sang suami sedang berada di Probolinggo.

Diduga M berbuat nekat karena terjerat utang ke koperasi di Kota Batu.

Utang itu pula yang membuat hubungan M dan suaminya renggang.

"Sebenarnya setiap hari korban bersama suami dan anaknya tinggal bertiga di rumah itu. Tapi suaminya pulang ke Probolinggo sejak seminggu lalu," kata Ahmad Toyib Fadilah, Ketua RT setempat kepada SURYAMALANG.COM.

Toyib mengaku sering mendengar kabar ada rentenir yang menagih utang ke korban.

Bahkan Toyib sering memergoki rentenir yang datang ke rumah korban.

"Mungkin korban depresi atau bagaimana, akhirnya dia memutuskan untuk bunuh diri," tambahnya.

Sebelum penemuan jasad ibu dan anak itu, ada orang yang datang ke rumah kontrakan itu untuk menagih utang.

Menurutnya, orang tersebut berasal dari koperasi simpan pinjam di Kota Batu.

"Orangnya sering datang untuk nagih utang sejak 2 atau 3 minggu ini. Orangnya bilang korban punya utang Rp 1,5 juta, dan harus mengangsur Rp 180.000. Dari utang Rp 1,5 juta itu dipotong administrasi dan sebagainya, dan korban menerima bersih Rp 1,1 juta," jelasnya.

Tetangga korban, Elik mengatakan M jarang keluar rumah dalam sepekan terakhir.

Diduga korban tidak keluar rumah karena sering kali ditagih oleh rentenir.

"Biasanya dia setiap hari jualan sempol, cilok, dan jajanan sekolah. Dia tidak jualan sejak Sabtu lalu, dan lebih banyak berada di dalam rumah," kata Elik.

Baca juga: Ibu Muda yang Tega Membuang Bayinya Sendiri di Sukabumi Terancam 15 Tahun Penjara

Penemuan jasad ibu dan anak itu bermula saat warga curiga karena korban tidak keluar rumah sejak Kamis (20/7).

Pintu rumah kontrakan juga dalam keadaan terkunci dari dalam.

Akhirnya warga mendobrak jendela kamar, dan menemukan jasad AP di kamar.

Kemudian warga menemukan jasad M di dapur.

Elik mengungkapkan warga mengetahui hubungan M dan suaminya renggang.

Bahkan sang suami sempat membawa AP pulang ke Probolinggo.

"Mereka sempat bertengkar. Tapi, saya tidak tahu penyebab pertengkaran itu, mungkin karena utang itu. Kemudian suaminya membawa anaknya pulang ke Probolinggo. Kemudian M menjemput AP untuk pulang ke Malang," beber Elik.

Pemilik rumah kontrakan, Miftaqul Janah menuturkan keluarga ini sudah mengontrak rumah sejak tiga tahun lalu.

Sebelum insiden berdarah itu, korban dan suami sudah memperpanjang kontrak satu tahun.

"Saat pertama kali datang ke sini, AP masih berumur selapan (35 hari, red).

Mereka mengontrak di sini karena suaminya kerja di bengkel motor Tlogomas," terang Miftaqul Janah.

Artikel ini diolah dari Suryamalang.com

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved