Kisruh Tabungan Siswa di Pangandaran

Kisruh Tabungan Murid di Pangandaran, Mantan Polisi Ini Bilang Kini Menabung di SD Tidak Mendidik

Tokoh masyarakat yang juga mantan polisi di Pangandaran, Kompol Suyadi SH MM, menyebut menabung di SD sekarang malah membuat suatu persaingan.

Penulis: Padna | Editor: Hermawan Aksan
Ist/Dok. Widiansyah
Foto ilustrasi daftar uang tabungan murid kelas 6 di SD Negeri 2 Kondangjajar Pangandaran yang belum dikembalikan oleh pihak sekolah. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Satu tokoh masyarakat sekaligus mantan polisi di Pangandaran, Kompol Suyadi SH MM, menyebut menabung di sekolah dasar (SD) sekarang malah membuat suatu persaingan.

Pasalnya, kata dia, tidak ada suatu hal yang mendidik siswa agar bisa menabung dari sisa uang jajannya.

Kenapa di sekolah pakaian sekolah anak itu sama seragamnya?

Itu supaya pelaksanaan saat bersekolah tidak ada persaingan antar-individu siswa.

"Jadi, agar tidak ada perbedaan antara si kaya dengan si miskin. Menabung juga, harusnya seperti itu," ujar Suyadi kepada Tribunjabar.id di Cikembulan, Sabtu (15/7/2023) siang.

Hal seperti ini kenapa tidak diaplikasikan kepada anak-anak saat menabung di sekolah dasar? Kenapa tidak dibatasi?

Harusnya, kata Suyadi, menabungnya juga dibatasi, misalnya dengan maksimal menabung senilai Rp 10 ribu.

"Tapi, ini kan enggak ada. Siswa menabung di sekolah sampai Rp 100 ribu itu malah dibiarkan," katanya.

Selain itu, harusnya setiap akhir kelas itu tabungannya dibagikan karena untuk mengantisipasi uang tabungan murid mandek seperti yang terjadi sekarang.

"Harusnya, uang tabungan itu jangan dikumpulkan sampai 6 tahun atau sampai anak itu tamat sekolah."

"Jadi, misal dari kelas 1 naik ke kelas dua uang tabungan itu langsung dibagikan," kata Suyadi.

Kalau selanjutnya anak tersebut mau menabung kembali dengan tujuan untuk medidik, itu silakan.

"Si anak itu tinggal membuat tabungan baru."

"Jadi, enggak boleh numpuk seperti sekarang ini."

"Kalau numpuk, memang siapa yang kontrol?"

"Kita kan enggak tahu duitnya ada di mana dan berapa jumlahnya," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved